webnovel

Meniti Hidup Mandiri

Kesabaran mulai diuji setelah rumah selesai dibangun…rumah sudah berdiri namun belum 100 persen siap. Ketika itu anak kedua ku sudah hampir memasuki 9 bulan. Kami belum bisa menempati rumah baru. Karna jendela dan pintu belum selesai. Sedangkan kami harus segera pindah karna adik bungsu ku mau nikah dalam beberapa bulan kedepan. Kamar yang aku tempati akan berganti pemilik. Aku mulai resah karna tabungan kami sudah habis. Dan saat itu suami ku sudah tidak kerja lagi karna kontrak kerjanya sudah selesai. Listrik belum ada begitu pula dengan air. Gmn mau nempati rumahnya kalau kebutuhan pokok tersebut belum ada. Aku harus memutar otak ku bagaimana cara mendapatkan uang begitu juga dengan suami sudah mulai tak nyaman lagi. Lagi lagi dan lagi harus membutuhkan kesabaran yang ekstra. Aku punya ide tuk main arisan uang.

Aku cari beberapa anggota agar bisa uangnya banyak. Akhirnya terkumpullah beberapa orang hingga nominal angkanya lumayan banyaklah hampir 6jutaan. Aku mulai berfikir kalau bikin daun pintu dan jendela yg bagus pasti tidak akan cukup. Dan kami putuskan buat dengan triplek dan beberapa kayu tuk bingkainya agar kuat. Kami cat dan kelihatannya sekilas seperti pintu mahal bahkan orang gak tau itu terbuat dari triplek dan ada beberapa kawan suami mereka tidak percaya sampai mereka ketok- ketok tripleknya baru percaya. Stelah itu semua siap dibuat suami aku. Bukan berarti itu sudah selesai masih ada masalah lain..

untuk pasang lampu juga butuh biaya jutaan begitu pula dengan air (sumur bor) Alhamdulillah gaji aku keluar dirapel 2 bulan akhirnya cukup tuk pasang lampu. Tinggal mikir air gmn caranya. Waktu terus berlalu dan pernikahan adik sulungku semakin dekat tinggal beberapa bulan lagi. Akhirnya Alhamdulillah gaji dirapel lagi plus dapat arisan lagi jadi aku kumpulin tuk pasang sumur bor dengan berkat kesabaran dan kegigihan aku sama suami semuanya mencapai target sebelum jatuh tempo adikku nikah kami sudah pindah total dan mengangkut semua barang-barang aku dari rumah Mak. Sebelum pindah total kami hanya tidur malam aja. Karna kamar mandi belum selesai kami mengangkat air dari rumah Mak yang kami diisi dalam beberapa galon. Pas pagi aku pulang lagi kerumah Mak dan siap-siap berangkat kerja sekalian mengantar anak pertamaku kesekolah.

Hari-hari terus berlalu masalah bertubi-tubi datang yang membuat aku dan suami harus kuat demi anak-anak kami. Hingga adikku nikah.

Ketika kami sudah menempati rumah baru Alhamdulillah suami masih dipercayakan Allah tuk kerja diproyek dan uang hasil kerjanya bisa tuk beberapa bulan kedepan.

Dan Alhamdulillah nya uang aku ikut lomba sebagai Tata usaha berprestasi juga Uda cair. Sekiranya cukuplah untuk pegangan dirumah baru. Aku beli berapa alat tempur didapur mixer untuk bikin kue dll, karna rencananya mau bikin usaha kue basah nitip diwarung orang. Namun itu kebahagian sesaat. Ketika menjelang bulan puasa mulai lagi masalah keuangan. Ini betul- betul diluar prediksi dan tidak pernah terpikirkan seperti ini yang akan terjadi.

Hari megang tinggal beberapa hari lagi tabungan suami betul-betul sudah kosong 3 hari sebelum megang aku menangis tiap hari tiap malam memikirkan bagaimana nasib anak-anak ku. Sedih banget tidak tau harus berbuat apa. Gaji aku belum ada kejelasan selama 3 bln belum terbayarkan. Aku telpon mertua menangis sejadinya bukan mengadu masalah kami tak ada uang. Tapi sedih kami gak bisa kirim uang tuk mereka.

untung punya mertua dan keluarga yang mengerti kami dalam segala hal, aku bersyukur punya mereka semua dan aku juga bersyukur punya orang yang selalu mendukung aku dan mas umang dalam semua urusan, kalau mereka punya kelebihan rezeki tidak segan-segan berbagi dengan anak cucunya, tapi cuma dengan kami aja ya, dengan anaknya yang lain juga ada sebenarnya tapi jarang, lebih seringnya dengan kami dan cucu perempuan satunya yang lumayan dekat dengannya, cucu perempuannya satu lagi sangatlah jauh, jadi kalau mau ngasih sesuatu agak susah dan mereka juga rame disana ada beberapa keluarga.

beruntung kali jadi Harum enak ya, banyak yang sayang juga banyak yang memperhatikan dia kata rizka, ammah mau kayak gitu katanya lagi, kami semua ketawa mendengar ocehannya Rizka, ada - ada aja rizka nih, entah kenapa dia bisa berfikir sedemikian rupa, aneh memangnya yang satu ini

Bersambung....