Lyra, Katanci, dan Nero pergi meninggalkan desa tanpa memberi tahu Rira. Namun, sebelum mereka pergi Lyra mengancam pemilik penginapan untuk memperlakukan Rira dengan istimewa.
Pemilik penginapan itu setuju, tapi setelah Lyra, Katanci, dan Nero pergi semua penduduk termasuk pemilik penginapan langsung berkemas bersama orang yang menyewa penginapan untuk pergi dari desa ini sekarang juga.
Dan sekarang desa menjadi sepi dan sunyi karena semua orang yang ada di desa itu pergi dari desa tersebut.
Rira masih berpikir mengenai perkataan Nero tentang dirinya. Padahal Rira berharap akan mendapatkan teman dan harapan Rira pun hilang karena semua orang berpikir bahwa Rira ini sangat jahat.
Perkataan Nero terus saja terdengar di telinga Rira, meskipun dia mencoba melupakan perkataan Nero tersebut. Namun, usaha yang dihasilkan oleh Rira sangat percuma,
Rira mendengar suara air yang mengalir lalu dengan wajah ceria Rira segera mencari sumber suara air tersebut. Setelah menemukannya Rira melihat sebuah sungai yang begitu jernih,
Pada saat Rira mendekati sungai yang jernih itu, muncul bayangan yang bewarna putih seperti mutiara. Rira ingin melihat bayangan itu lebih dekat,
Rira langsung terjatuh saat melihat bayangan putih itu lebih dekat. Bayangan putih itu ternyata memiliki sisik yang sangat putih sehingga dari jauh terlihat seperti bayangan putih.
Bayangan putih itu lari menjauhi Rira dengan cepat tapi Rira segera berdiri dan langsung masuk ke dalam sungai lalu berenang mengejar bayangan tersebut.
Tapi Rira kehilangan jejaknya dan terdengar suara yang begitu besar lalu air yang ada di sungai surut dan menjadi kering. Rira yang sedang berenang langsung tersungkur di tanah karena air yang ada di sungai tiba-tiba surut lalu menjadi kering.
Sebuah keong raksasa datang di hadapan Rira, dengan wajah terkejut Rira berdiri di hadapan keong tersebut. Keong tersebut menyemburkan air yang begitu deras dari mulutnya,
Rira meloncat jauh ke kanan sehingga semburan itu tidak mengenainya. Tapi saat mendarat dari lompatannya Rira terjatuh karena tanahnya licin.
Keong itu masuk ke dalam cangkangnya lalu menghilang dan air sungai kembali dialiri air lagi. Rira terbawa arus air sungai tapi Rira mengabaikan hal itu dan berpikir kalau keong tersebut tidak ingin melukainya.
Rira berdiri lalu berjalan melawan arus air. Dengan tenaga yang mudah habis Rira tetap berjalan melawan arus air dan terus berpikir mengenai keong dan bayangan putih.
Tanpa di sadari Rira melupakan perkataan Nero yang terus di pikirkan oleh Rira.
Perjalanan untuk menuju ke penginapan sangat panjang.
Dan sampailah...
Rira kembali ke penginapan saat malam hari tiba, dia melihat desanya sepi dan gelap karena tidak ada seorang pun menyalahkan lampu.
Rira masuk ke penginapan lalu mencari sakelar lampu supaya penginapan tidak menjadi gelap. Semua lampu sudah Rira nyalakan sendirian,
Rira pergi untuk mandi di pemandian air panas milik penginapan. Dan rasanya penginapan ini sudah tidak ada orangnya lagi karena Rira sudah memeriksa setiap kamar sambil menyalakan lampu.
Setelah mandi Rira berganti baju yang ada di penginapan karena bajunya sudah kotor dan belum di ganti. Rira mencuci bajunya sendiri setelah berganti baju, jika sudah di cuci dia mengeringkan-nya di luar penginapan.
Setelah selesai Rira berjalan menuju ke ruang makan tapi tidak ada makanan di sana. Dengan kemampuan Rira yang cukup pintar dalam memasak, dia memasak untuk dirinya sendiri menggunakan bahan yang masih tersedia di ruangan penyimpanan bahan makanan.
Rira menyajikan telur goreng setengah matang dengan segelas air minum. Rira makan dengan lahap dengan perasaan sangat sedih, tidak tertahankan akhirnya Rira menangis sambil menyantap telur buatan-nya.
Di saat yang bersamaan, Lyra, Katanci, dan Nero beristirahat di bawah pohon. Lyra ragu-ragu saat ingin meninggalkan Rira sendirian tapi ini demi kebaikannya.
Katanci yang sedang membakar ketela terlihat sangat sedih dan kesepian saat tidak ada Rira di dekatnya.
Nero tidak tahu apa yang harus di lakukan-nya saat sedang dalam kondisi seperti ini. Nero memilih berbaring di bawah pohon untuk tidur dengan perasaan yang tidak bisa dia tinggal yaitu perasaan saat bertemu Rira.
Di langit yang penuh dengan awan terlintas bintang jatuh yang membuat awan di langit terbelah menjadi dua. Lyra memukul bahu kanan Katanci untuk melihat apa yang barusan Lyra lihat.
Tapi Katanci lebih memilih makan ketela yang dia bakar tadi sambil memanjat ke atas pohon untuk untuk tidur.
Lyra ragu dan takut apa yang akan terjadi kepada Rira. Lyra memutuskan untuk tidur di atas pohon supaya tidak ada yang mengganggunya.
Lyra begitu khawatir kepada Rira tapi saat ini Lyra harus pergi ke suatu tempat sebelum bertemu Rira kembali. Saat ini tujuan Lyra dalam perjalanan inj adalah mencari ingatan Lyra yang hilang di bawah gunung.
Meskipun Lyra dikabarkan meninggal dan sekarang Lyra bangkit menjadi hawrei. Dan menjadi permasalahannya adalah Lyra menjadi hawrei tapi hanya setengah,
Kejadian yang ada di bawah gunung tersebut begitu banyak pertanyaan mengenai Lyra yang sudah meninggal.
Meskipun sudah meninggal dia masih saja menjadi perbincangan banyak orang, meskipun tahun berganti tahun sampai berganti abab. Hal tersebut tidak akan pernah hilang dalam sejarah dunia.
Lyra mengira banyak orang masih berpikir bahwa dia masih hidup dan tinggal di suatu tempat. Saat Lyra berpikir di atas pohon bulannya bersinar terang, itu adalah bulan purnama jadi malam terasa sangat terang,
Tadi bulan itu tertutupi oleh awan yang sangat gelap jadi cahaya bulan tidak terlalu kelihatan, sekarang bulannya sudah terlihat dengan jelas begitu terang di langit malam yang indah itu.
Bintang yang berada di dekat bulan begitu banyak dan terdengar suara angin yang bertiup.
Katanci memberi tahu ke Lyra kalau malam ini akan terasa sangat dingin jadi dia menyuruh Lyra untuk menggunakan pakaian yang lebih tebal.
Tidak lupa juga Katanci memberi tahu Nero tapi saat ini Nero sudah tidur duluan dan dia tidak mendengarkan perkataan Katanci.
Dengan wajah kesal Katanci segera tidur supaya besok bisa bangun pagi dan tidak mengantuk saat dalam perjalanan menuju ke kerajaan ketiga.
"Malam yang dingin aku ingin tahu, apa yang sedang dilakukan oleh Rira?" Lyra memikirkan Rira lalu dia tertidur.
Rira membersihkan piring dan sendok setelah makan, lalu pergi ke kamarnya untuk tidur. Sebelum tidur Rira melihat cermin di dalam kamarnya dan terlihat cermin itu pecah seketika setelah Rira menatapnya.
Rira mundur dan terjatuh ke lantai, Rira mengangkat wajahnya lalu berdiri. Rira duduk di pinggir kasurnya, lampu di kamar Rira tiba-tiba berkedip-kedip yang membuat Rira langsung berbaring di tempat tidur dan menutupi dirinya dengan selimut.
"Kejadian ini pasti berakhir." Rira merintih ketakutan.