webnovel

Tetap Tertahan

Akhirnya pekerjaan Aldi selesai juga ketika jarum jam menyentuh tepat pada angka 00.00. Aldi langsung mengambil ponsel dan langsung mencari nama istri di kontak ponselnya. Wanita yang selalu menjadi pertama dalam segala hal.

Aldi mengetikkan sebuah pesan meski ponsel sang istri tidak aktif dan barulah Aldi mengambil jas yang tadinya di taruh pada kursi putar kini dipakainya lalu bangkit dan tidak lupa mengambil tas kerja dan melangkah keluar ruangan.

Aldi benar-benar ingin segera bertemu dengan istrinya dan sangat menyesalkan pekerjaan yang selalu bisa menahan dirinya untuk segera bertemu dengan Naura.

Bertemu dengan Naura empat tahun silam dan perasaan ngalir begitu saja. Pertemuan dan pandangan pertama yang mampuh membuat Aldi bisa melupakan masa lalu yang tadinya selalu membayangi Aldi.

Naura adalah kehidupan Aldi saat ini.

Setelah keluar dari lift langkah kaki Aldi semakin bertambah cepat dan setelah masuk ke dalam mobil Aldi langsung menancap gas dengan kecepatan tinggi. Untung saja jalanan kota bisa dibilang tidak ramai sehingga memudahkan Aldi untuk segera sampai ke rumah.

***

Mobil yang dikendarai Aldi sudah masuk garansi dan kini Aldi melangkah masuk ke dalam rumah. Semua lampu masih menyala terang, ruangan yang pertama Aldi tuju adalah ruang keluarga karena biasanya Naura menunggunya di sana untuk malam ini Naura tidak ada disana dan kembali melangkah menuju ruang makan dan hasilnya tetap sama.

Naura tidak berada di kedua ruangan tersebut.

Langkah kaki Aldi terus melangkah dan kini kamar adalah tujuan Aldi. Begitu Aldi membuka pintu kamar yang tidak terkunci terlihatlah Naura tertidur dengan posisi yang sangat tidak nyaman.

Aldi tersenyum melihat istrinya, bukan karena posisi tidur yang tidak nyaman itu akan tetapi ketika melihat istrinya perasaannya selalu tenang dan damai.

Aldi dengan perlahan melangkah menuju ranjang tetapi lebih dulu membuka tas dan meletakkan tas kerjanya lalu melangkah lagi mendekati Naura yang sedang tertidur dengan sangat lelap.

Duduk di dekat Naura dengan sangat hati-hati, Aldi tidak ingin sampai membangunkan istrinya.

Tangan Aldi bergerak untuk meyingkirkan rambut karena telah lancang menutupi penglihatannya ketika melihat wajah cantik istrinya.

"Kamu memang keras kepala, aku hanya tidak ingin kamu terlalu capek. Aku tidak ingin kamu sakit," gumam Aldi lalu tersenyum sangat manis.

Semua itu tidak berlangsung lama karena Aldi sangat tidak nyaman melihat posisi istrinya tidur saat ini. Berbaring di tepi ranjang dengan kaki yang menjuntai ke lantai.

Entah bagaimana bisa Naura sampai melakukan hal seperti itu.

Apakah Naura benar-benar sangat kelelahan?

Baru saja Aldi berhasil membawa tubuh Naura ke dalam pelukannya dan akan membawa Naura ke tempat posisi yang nyaman. Kedua mata Naura terbuka.

"Kamu sudah pulang?" tanya Naura sampai harus merapatkan mulutnya ketika mulutnya ingin menguap dan mengerjapkan kedua matanya beberapa kali untuk membuat kedua matanya benar-benar terbuka lebar.

"Baru saja," jawab Aldi yang harus menghentikan langkahnya dan menjawab pertanyaan sanga istri.

"Maaf, aku tidak menunggumu," ucap Naura dengan nada penuh penyesalan.

Naura merasa kesal dengan dirinya sendiri yang justru tertidur sedangkan Aldi belum pulang.

Naura tidak ingin Aldi merasakan kesepian ketika pulang dari kerja. Rumah yang berukuran sedang ini hanya di tempati mereka berdua, tentu pastinya Aldi sangat kesepian ketika pulang dari kerja.

Naura ingin selalu menemani Aldi sampai kapan pun, Aldi tidak boleh merasa kesepian. Naura akan selalu ada untuk Aldi.

Aldi belum membuka mulutnya dan kini justru melanjutkan langkah kakinya dan membaringkan Naura ke ranjang dengan posisi yang sebagaimana mestinya.

Kedua mata Naura masih setia tertuju kepada Aldi.

Kini Aldi duduk di dekat Naura dan mengelus kepala Naura dengan lembut dan penuh dengan kasih sayang.

"Aku tidak menyuruhmu untuk menungguku saat aku lembur, aku justru khawatir jika kamu menungguku ketika aku lembur dan itu membuatku tidak bisa berkonsentrasi ketika lembur," ucap Aldi dengan kedua mata yang menatap mata cantik milik Naura.

Naura juga tidak kalah dengan Aldi yang kini menatap suaminya dengan tatapan penuh cinta. Rasanya bersama dengan Aldi selama tiga tahun ini Naura tidak pernah kurang dari kasih sayang. Laki-laki yang sangat bisa menghargai wanita dan selalu menepatkan Naura seperti ratu di dalam kehidupan Aldi.

"Aku hanya menunggu dan jangan sampai karena itu pekerjaanmu berantakan," sahut Naura yang kini tangannya mengelus lengan Aldi yang terbalut dengan kemeja putih.

"Karena itu aku tidak mengizinkanmu untuk menungguku ketika lembur, tidurlah terlebih dahulu dan itu justru akan membuatku sangat tenang ketika lembur."

Naura tidak langsung menjawab terlebih dahulu menatap Aldi. Naura sungguh tidak bisa melihat Aldi merasa sepi ketika bersamanya, setidaknya ketika Aldi pulang tengah malam selalu ada yang menunggunya meski hanya dirinya seorang.

Naura menarik tubuhnya untuk bangkit dari ranjang.

"Aku tidak bisa, aku hanya ingin menjadi wanita pertama yang melihatmu ketika pulang bekerja."

"Dan kamu sudah menjadi yang pertama setiap harinya."

"Aku ingin selamanya."

Aldi tersenyum sangat lebar ketika mendengar jawaban Naura lalu menarik tubuh wanita yang sangat di sayanginya saat ini ke dalam pelukannya.

"Hanya aku yang bisa melihatmu pertama kali bukan orang lain."

Aldi hanya terdiam menikmati kebersamaanya dengan Naura sekarang. Wanita yang selalu membuat Aldi damai.

"Aku akan membuatkan makanan baru untukmu," ucap Naura yang sudah menarik tubuhnya di dalam pelukan Aldi tadinya.

"Aku tidak mengizinkan."

"Apa kamu sudah makan tadi di luar? Dengan siapa? Dan apa makanan di luar lebih enak dari masakanku? Kalau jawabannya itu aku sangat marah."

Belum juga Aldi menjawab pertanyaan beruntun itu wajah Naura sudah terlebih dahulu menampilkan wajah kusut dan kedua tangan kini terlipat di depan dada.

Sangat menggemaskan, wanita yang terlihat sangat dewasa ini selalu menampilkan penampilan seperti anak-anak ketika bersama Aldi.

Aldi mengelus pipi Naura.

"Katanya tadi kamu menyuruhku untuk makan di luar jika kurang dengan bekal yang kamu buatkan."

Mendengr jawaban Aldi seketika Naura mengangkat kepala dan menatap Aldi kembali.

"Selama makanan itu tidak membuatmu menomor duakan masakanku tidak masalah." Naura nyengir kuda.

Meski hanya makanan Naura merasa tersaingin. Memang terbilang bisa sangat aneh tingkah laku Naura, meski aneh Naura tetap akan menjadikan dirinya sebagai wanita nomor satu dengan segala tingkah di hati Aldi.

Naura hanya ingin terus bersama Aldi dan membuat banyak kenangan indah bersamanya.

Aldi hanya tersenyum dan mengusak rambut Naura lalu bangkit dari ranjang. Aldi ingin segera mandi dan membaringkan tubuhnya di samping Naura serta mengeluarkan keluh kesah pada hari ini dengan istrinya.

Melihat Aldi yang berdiri Naura juga ikut bangkit dari ranjangnya dan kini sudah berada di depan Aldi dengan kedua tangan yang sedang sibuk untuk melepaskan dasi yang Aldi kenakan.

Aldi terdiam dan hanya membiarkan.

"Mandilah," ucap Naura setelah berhasil melepaskan dasi Aldi.

Aldi kembali tersenyum lalu melangkah menuju kamar mandi.

Naura saat ini berdiri di tempatnya dengan pandangan yang masih tertuju kepada Aldi sampai Aldi sudah tidak ketika masuk ke dalam kamar mandi.

"Aku akan menahannya malam ini, semoga semua pikiranku tidak benar," gumam Naura lalu melangkah munuju lemari untuk menyiapkan baju Aldi dan setelahnya keluar kamar untuk menyiapkan makanan untuk Aldi.

Hanya menahan bukan untuk melupakan, hanya ingin mencari waktu yang sangat tepat untuk membicarakan masalah yang sangat ssensitif perihal rumah tangga.

Naura harus bersabar.