Guntur Di Hari yang Cerah

Siang itu Danila keluar dari fakultas ekonomi jurusan akuntansi di Universitas Negeri C, dengan penuh semangat dia langkahkan kakinya ke parkiran kampus. Menyalakan mesin mobil kesayangannya sambil bersenandung ria, dilajukannya mobil menuju perumahan elit kawasan kota T.

ini hari Jumat, pasti Papa nya akan pulang lebih cepat. Danu Putra Sukmajaya, adalah pemimpin perusahaan Sukmajaya Group karena dia adalah anak tertua di keluarga.

Dia semakin tidak sabar untuk segera sampai di rumah.

Begitu memasuki rumah, Danila merasa aneh. Ada yang salah dengan keheningan dan suasana suram yang terasa.

Tidak seperti biasanya, " kenapa sepi gini " gumam Danila.

Biasanya dia akan di sambut dengan suara sang Mama ketika pulang.

Saat langkahnya sampai di ruang makan, Danila melihat anggota keluarga berkumpul. Ada Papa dan Mamanya, Sekar Ayu.

Danila adalah dua orang bersaudara, dia mempunyai adik perempuan yang masih duduk di bangku SMA, Nadila Sukmajaya (17 tahun). mereka terpaut usia 5 tahun. tapi baginya, Nadila tidak hanya seorang adik, tapi juga teman curhat dan berbagi keluh kesah. mereka adalah adik-kakak yang saling menyayangi dan mengasihi.

Dengan penuh semangat Danila segera mengambil duduk di kursi sebelah sang Mama, berhadapan dengan sang Papa.

" Wah, tumben Papa udah pulang " celetuk Danila.

" Hmm.. makanlah dulu " jawab sang Mama.

Setelah itu tak ada lagi yang bersuara, semua terfokus pada makanan masing-masing. Hanya sesekali Danila melirik ke arah Papa atau Mama nya, dia merasa ada yang salah dengan ekspresi gelisan kedua orang tuanya itu.

Selesai makan Danila hendak pergi ke kamarnya,

" Danila sayang, duduklah dulu. Ada yang ingin Papa bicarakan sebentar " ucapan lembut Danu seperti mengandung kecemasan yg tidak dimengerti.

" Ada apa Pa? " ,Danila kembali duduk. menatap Sekar mengisyaratkan pertanyaan.

" Danila... " suara Danu menggantung sesaat, " Papa Mama sangat menyayangi kamu dan adikmu ".

" Hmm, harus dong Pah " sahut Danila,

Danu sedang mencoba mencari rangkaian kata yang tepat, agar Danila tidak salah paham.

" Sayang, selama ini papa tidak pernah menuntut atau meminta apapun darimu"

" Hmm " gumamnya, ada kekhawatiran yg muncul dalam pikiran Danila.

" tapi, kali ini papa ingin Danila menuruti permintaan papa " ada nada bimbang dalam ketenangan suara Danu.

" baiklah, papa ingin Danila melakukan apa..?" dia semakin tidak sabar dengan semua ini.

" Pa, langsung saja ke intinya. Jangan membuat Danila bingung " kelembutan Sekar begitu terasa dari setiap kata yang di ucapkan.

Hhahhh, Danu menghela nafas panjang.

sebelum menyelesaikan penjelasannya pada Danila. " Sayangku, Papa ingin kamu menikah dengan putra keluarga Aji Kusumo "

JEGLARRRR!!

ada guntur yg tiba-tiba menyambar hati dan pikiran Danila.

'APA? MENIKAH? aku masih 22 tahun, banyak hal yang ingin kulakukan. banyak mimpi yang ingin ku raih.' Batinnya berkecamuk,

" Menikah, Pa? "

" iya sayang, kamu harus menikah dengan putra Aji Kusumo ", terang Danu.

" tapi kenapa harus dan kenapa tiba-tiba ada obrolan pernikahan seperti ini Pa? " , begitu banyak pertanyaan di benak Danila. semua pertanyaan mengapa, mengapa dan mengapa.

" Dani , sayang.." , Sekar mencoba menenangkan Danila. merengkuh bahunya yg sedikit bergetar.

" Mama dan Papa tidak punya pilihan lain, ini adalah satu-satunya cara yang bisa kita tempuh "

" ?? " Danila semakin tidak mengerti, dia bertanya lagi. " Cara untuk apa? ".

" Untuk menyelamatkan perusahaan keluarga Sukmajaya " jelas Danu .

" maksud Papa? " suara Danila meninggi, dia kaget dan mencoba mencerna ucapan sang papa. ' menyelamatkan perusahaan? apakah perusahaan Sukmajaya dalam krisis? ' batinnya berkecamuk.

Danu melihat ekspresi sang putri, dan mengerti arti guratan di dahinya. " Danila, beberapa hari ini saham Sukmajaya mengalami penurunan. Papa sudah mencoba berbagai hal untuk mengembalikan keadaan. Tapi semua seperti sia-sia, entah kenapa tidak ada satu pun usaha papa yang berhasil "

" Lalu, kenapa Danila harus menikah dengan keluarga Aji Kusumo? apa hubungannya semua ini Pa? " , kata-kata Danila penuh keinginan tahuan.

" Satu-satunya yang bisa menolong Sukmajaya Group adalah mereka, A.K Foundation..." Danu memberi jeda pada kalimatnya, " dan Presdir mereka bersedia memberi bantuan, dengan syarat kamu harus menikah dengannya." jelas Danu.

Danila semakin resah, banyak hal yang terlintas di pikirannya. Seperti ada sesuatu yang salah, ada hal tersembunyi yang belum bisa dia mengerti.

" Dani.. Kamu hanya perlu menyetujui pernikahan ini, semua hal akan diurus oleh mereka. kamu akan tetap bisa meneruskan kuliah, Mama jamin hal itu. " Sekar mencoba menenangkan Danila.

Jelas saja Danila harus tetap melanjutkan kuliahnya. Dia tidak ingin berhenti hanya karena pernikahan ini. Dia sedang berdamai dengan hati dan pikirannya, hatinya mengatakan untuk tidak menyetujui perjodohan ini. Tapi pikirannya tak sejalan, ' ini adalah untuk keluarganya, untuk membahagiakan orang tua dan adiknya. tidak mungkin aku membiarkan mereka menderita hanya karena keegoisan hatiku '.

Dengan suara bergetar menahan gemuruh dadanya, menahan tetesan yang mulai menggenang di pelupuk matanya, " baiklah Pa, Dani setuju dengan pernikahan ini.."

Danu kaget, ekspresi wajahnya antara bahagia, sedih dan khawatir. " sayangku, terimakasih atas pengertianmu. papa selalu yakin bahwa kamu adalah anak yang berbakti " dia berjalan mendekap tubuh sang putri yang bergetar, dia mencoba menahan air matanya. tapi gagal, dia menangis, terharu dengan keputusan putrinya.

Di samping meja makan itu, mereka bertiga berpelukan saling menguatkan satu sama lain.

Dalam hati Danila, dia terus meyakinkan bahwa ini keputusan yang tepat. Ini semua demi kebahagiaan Papa, Mama, adiknya dan seluruh keluarga Sukmajaya.

-

Setelah menenangkan diri, Danila berjalan ke kamar mandi. Menghidupkan shower, membiarkan air mengalir membasahi tubuhnya. Berharap ketenangan untuk hatinya yang dilanda kegelisahan.

Setelah mandi dan mengeringkan rambut, Danila membuka laptopnya. Menelusuri laman web untuk mencari tahu tentang Presdir A.K Foundation. Tak butuh waktu lama, Wikipedia langsung memunculkan identitas yang dia cari.

Danila mulai membacanya. " nama Revano Aji Kusumo, usia 30 tahun, tinggi 182 sentimeter, zodiak Taurus, hobi membaca, kekasih dari model cantik Tamara Setiadi.... lahh, ni orang udah punya pacar kenapa milihnya nikah sama gue. waaah, nggak bener ini. harus diselidiki, " wajahnya penuh semangat, mencoba menenangkan pikiran yang ingin tahu tentang laki-laki yang ingin menikahinya tapi juga memiliki kekasih.

Dia segera menelepon temannya, Bagas Wijaya. Lelaki yg sudah menjadi sohib karibnya dari masa SMP.

setelah menyentuh daftar nama Bro Bagas, terdengar nada dering dari band legendaris Noah'- Tak bisakah kau menungguku menemani dalam hidupku...

" Woiy, ada apa broh?" terdengar suara bersemangat diseberang,

" hmm " gumam Danila tak bersemangat,

B," kenapa lu? lemes amat"

D," gue butuh bantuan nih "

B," hahh, bantuan? pa'an broh?"

D," cariin info tentang Tamara Setiadi"

B," eh, tumben kepo sama artis"

D," udah, nggak usah banyak tanya. cariin ajah, apa hubungan dia sama presdir A.K Foundation"

B," waduuh..kenapa runyem gini, lu tadi baru kesambet pa'an deh?"

D," kesambet setan kebelet nikah" ,

jawaban ketus Danila diikuti suara telepon yang terputus.

Danila selalu mengandalkan Bagas dalam setiap masalah seperti ini, karna Bagas pakarnya tekhnologi. Selalu terdepan, karena dia kuliah mengambil jurusan ilmu informatika.

selang 5 menit ada pesan masuk di email-nya, dia membuka aplikasi Qmail. Menemukan si pengirim pesan adalah Bagas, tanpa menunggu lagi pesan itu langsung dibuka. Ada lampiran berisi biodata lengkap dari Tamara Setiadi dan Revano Aji Kusumo. Tapi di sana tidak ada yang menuliskan bahwa mereka berkencan atau menjalin hubungan spesial.

Malah ditulis dengan sangat jelas, bahwa Revano adalah pria yang dingin ke semua wanita.

' Waah, waah. bikin penasaran aja si om ini,' batinnya.

-

Hari sudah gelap, bulan bintang memancarkan cahaya yang indah. Menghiasi langit malam kota T. Danila sedang duduk di balkon kamarnya, menikmati pemandangan malam dan sedikit melamun. memikirkan hal tak terduga yang terjadi padanya hari ini.

Semua terasa masih baik-baik saja tadi pagi, dia bangun tidur tidak kesianga, ikut sarapan keluarga, berangkat ke kampus juga tidak terlambat. Tapi, seoulangnya dari kampus dia seperti mendapat hukuman cambuk karena kesalahannya.

Dalam keadaan melamun, tiba-tiba smartphone yang digenggamnya mengeluarkan suara bernada. Karena kaget Dia langsung menyentuh ikon terima tanpa melihat siapa sang penelepon. " haloo? " suara Danila sedikit serak,

" selamat malam calon istriku, " suara yang tenang malah terdengar seperti lagu Metallica, mengagetkan Danila.

Dengan segera dia melihat siapakah si penelepon ini, dan ternyata hanya ada sederet nomor yg tidak dia kenal. " siapa ini? " tanya Danila panik.

" apakah calon istriku tidak menyimpan nomor telepon sang calon suaminya. " ada tawa yg dalam di ujung kalimat, membuat Danila bergidik merinding.