webnovel

Kembang Berbuah

Bagian Sepuluh.

Kawan Siti menilai wanita bersuami masih mencari laki-laki sebagai kawan itu merupakan perbuatan tercela." Kita ini sebagai TKW resmi,paspor dan visa punya.Kerja saja dengan serius supaya bisa mengirim uang kepada suami dan orang tua di kampung..jangan punya keinginan punya banyak teman laki-laki..".

" Iiiikhkh ! Kamu bodoh dipelihara !!! ", mendadak Siti geram, ia merasa tersinggung oleh ucapan kawannya." Jadi TKW itu sewaktu-waktu punya kesulitan.Kalau ada teman lelaki kita bisa minta tolong membantu kesulitan. Seperti bulan kemarin,belum punya uang tiba-tiba suami nelpon minta dikirimi uang lalu saya minta tolong kepada Mas Badrun, dia pipinjami saya uang sementara ".

Kawan Siti terdiam.

" Pokoknya jadi TKW punya kawan lelaki sangat enak ", kata Siti.

" Tapi si Yani kok tidak pernah ditolong sama kawannya yang lelaki ", kawan Siti berkata lagi.

" Si Yani itu tidak pandai merayu... menurut aku dia salah pilih kawan.Kalau milih kawan lelaki jangan TKI ". balas Siti.

" Memangnya kenapa ? ".

" Lelaki TKI di Taiwan kebanyakan gemar minuman keras dan mabok,suka morot uang perempuan.Bawaannya merayu dan memaksa melulu.Bila kita mencintai dia tinggal padahal dia bilang bila satu jam tidak ketemu hatinya sepi ". ujar Siti.

Halimun yang sedang termenung terkejut mendengar bualan Siti.

" Saya jadi merinding ",sahut kawan Siti.

" Kenapa ? ",tanya Siti.

" Bicara soal kawan tapi pakai kata cinta segala ",sahut kawan Siti.

" Cinta itu menurut saya bumbu persahabatan.Apa salah jika orang berkawan pakai cinta ? ".

" Berkawan ya berkawan. Kalau saya cinta tidak untuk kawan lelaki.Cinta saya untuk suami.Kalau berkawan sama lelaki dengan cinta bisa-bisa suami cemburu...".

" Suami kita jauh..dia tidak bakalan tahu apa yang kita kerjakan di Taiwan. Dan kita juga tidak tahu kalau suami di kampung selingkuh " kata Siti tanpa tedeng aling-aling. " Berpisah dengan suami memang banyak kangen.Sebagai manusia biasa wajar bila tidak kuasa menahan rasa kangen.Bagi saya yang penting bisa kirim dan pulang dari Taiwan nanti banyak membawa uang .. "'

Halimun tiba-tiba teringat suaminya,sangat menyesakan dada mendengar kabar Herman tidak tinggal di kampung Setengah lagi.

Sementara kawan Siti menahan-nahan geram,ia kurang sependapat dengan beberapa perkataan Siti. " Kalau itu memang prinsip kamu saya tidak mau berkomentar atau memberi saran..tapi kamu harus tahu bahwa Tuhan maha tahu segalaNya.Segala perbuatan baik dan buruk manusia diketahuiNya ". sahut kawan Siti." Kita ini ke Taiwan tujuannya kerja,cari duit buat membantu suami merubah taraf kehidupan,jadi jangan genit-genit.Kalau wanita janda genit sah sah saja,hitung hitung cari jodoh,cari suami ". melihat Siti seperti sudah tidak mau bicara ,dan Halimun masih tertunduk.Kawan Siti melanjutkan kata-kata," Ingat,kita jika tanpa ada surat izin suami tidak bisa berangkat ke Taiwan.Jadi kita harus pandai menjaga diri, menghindari godaan lelaki.Jangan godaan lelaki dicari-cari ".

Halimun merasa sedang dirundung berbagai persoalan.Sekarang ia tersadar, Na Mak dan Ade Ucup yang kemudian hari bisa membawa kepada suasana tidak tentram.Herman yang tidak lagi tinggal di kampung Setengah membuat hati rindu.Sebelum kenal Na Mak bila rindu kepada Herman cukup dengan melihat fotonya.Sekarang foto itu tidak ada,sudah robek berkeping-keping oleh Na Mak.Lelaki Thailan itu sangat kasar dan congkak tapi Halimun tidak bisa menjauhinya.Kehadiran Ade Ucup membuat Halimun seperti meraut runcing persoalan dengan Na Mak.Halimun tidak ingin perkenalannya dengan Ade Ucup yang masih muda bila dibandingkan dengan Herman berlalu begitu saja.Ade Ucup bisa menjadi penggembira hati bila kedepan Herman tidak mau tinggal di kampung Setengah dan memilih bercerai.Kalau saya tidak memiliki jodoh panjang dengan Herman mestikah menikah dengan Ade Ucup ? Akh tidak ! Betapa malunya nanti,usia baru 27 tahun menikah sudah enam kali.Menikah,bercerai.Menikah,bercerai.Dan kalau terus demikian kapan bisa membangun sebuah rumah tangga dengan benar ?

Halimun tidak mau mengikuti jejak ibunya sewaktu muda,dan tidak mau disebut mengikuti jejak kakeknya juga yang gemar kawin-cerai.Perhatian dan kasih sayang Herman dirasakan berbeda dengan empat orang suami sebelumnya.Dengan bersuamikan Herman lah ibunya senantiasa mengagungkan dengan perkataan yang membusungkan dada." Meskipun Halimun usianya muda ia tidak mencari persoalan ranjang dalam berumah tangga.Tapi ia mencari yang serba ada.Untuk membantu ke dua orang tua,ada.Untuk membiayai adik-adiknya sekolah,ada.Untuk jajan anaknya semata wayang,ada ".

Dengan Herman selama beberapa bulan semuanya ada.Tapi setelah itu ibunya selalu menyarankan bekerja lagi ke luar negeri untuk membantu suami.

Siti dan kawannya mengunjungi acara ulang tahun Darmi.Halimun memilih diam di tempat.Perasaannya belum tentram karena ulah Na Mak.Setelah beberapa menit dari kepergian Siti dan kawannya Halimun dilanda rindu yang besar.Rindu ingin mendengar suara Herman dari telepon seperti intro dalam melodi.

Halimun melihat jam di dinding sudah menjukan pukul 9 malam waktu Taiwan.Ia berpikir di Indonesia baru pukul 8,belum terlalu malam.Maka Halimun menelpon ke kampungnya, kampung Setengah.

Suara telepon berdering di rumah tetangga sebelah.Seorang lelaki mengkat gagang mig telepon,bicara sejenak sesudah itu meletakan kembali gagang mig telepon ke haknya.Dengan tergesa-gesa ia keluar menuju rumah Surya.Memanggil manggil Rumi tak ada jawaban.Kemudian dengan suara keras memanggil dan memberitahukan ada telepon dari Halimun.Melihat Rumi keluar,lelaki itu kembali ke rumahnya , lalu duduk di kursi tak jauh dari meja tempat meletakan pesawat telepon.

Wajah Rumi kelihatan berseri-seri saat mendengar suara dering telepon.Dalam pikirannya Halimun menelpon memberi kabar sudah mengirimi uang.Namun ketika bertelepon hati Rumi kecewa.Halimun hanya bicara soal Herman.

" Suami kamu masih marah gara-gara berita bohong dari Darmo.Sampai sekarang dia tidak mau pulang ke kampung Setengah.Kami sudah mencari Herman kemana-mana tapi tidak ketemu.. ",ujar Rumi menjelaskan kepada Halimun.Terdengar dari telepon suara Halimun kesal.Rumi meletakan gagang mig telepon ke haknya,wajah Rumi kelihatan murung karena perasaannya tidak senang setelah mendengar kata-kata Halimun tadi.

Surya menyusul Rumi,ia pikir Rumi dan Halimun masih melakukan pembicaraan lewat telepon.Ia ingin sekali ikut bicara lewat telepon.Akan tetapi saat ia masuk ke rumah tetangga itu dilihat istrinya kurang bersemangat." Nelpon nya sudah ? ",tanya Surya .

" Sudah ", jawab Rumi tidak semangat.

" kabar apa ? ", tanya Surya sambil memperhatikan raut wajah istrinya.

" Seandainya saya tahu Halimun mau marah seperti tadi saya tidak mau nerima telepon ",sahut Rumi dengan kesal.

Surya tersenyum melihat wajah istrinya cemberut.

" Halimun tidak percaya kalau kita sudah mencari-cari Herman.Dia bilang kepergian Herman bukan disebabkan berita yang dibikin Darmo,tapi karena sikap kita yang tidak baik. Saya benar-benar menyesal telah menerima telepon tadi ".

Surya terdiam.Melihat istrinya sedang dalam emosi.Lalu menarik nafas dalam-dalam karena hatinya terpengaruh oleh kata-kata Rumi." Kalau begitu tidak usah dicari lagi,biarkan kemana Herman pergi ! Sampai berapa lama ngambeknya,saya ingin tahu ",seru Surya lalu mengajak Rumi pulang.

Tetangga pemilik telepon sejak tadi menahan senyum melihat Rumi dan Surya dalam gusar.

Rumi duduk di kursi tamu sambil melamun.Memikirkan Halimun yang lagi kesal di Taiwan.Ia menyadari hati Halimun tidak bisa sekaligus dijauhkan dengan Herman.

Halimun benar-benar merasakan hati hampa.Melamunkan Herman.Ia tidak dapat membayangkan jika pulang rumah tangganya hancur,cerai-berai.Sekarang ia jauh dari pengaruh ibunya dan hatinya bisa merasakan takut gagal berumah tangga.Halimun bertekad akan menghindari lelaki Thailan dan Ade Ucup.Ia berniat akan lebih giat kerja,setiap hari libur ia akan lembur kerja agar cepat bisa pulang.