webnovel

Kembalinya Sang Penyanyi

Kim Su Bin, yang merupakan seorang mantan idol yang tidak laku, dan akhirnya menjadi seorang pencipta lagu, mendapatkan kesempatan kedua untuk menjalani kehidupannya. Dia kembali di kehidupannya saat masih menjadi seorang siswi SMP, dan akhirnya menjalani kehidupannya dengan baik, tak seperti sebelumnya. Su Bin yang sebelumnya sudah menyadari bahwa menjadi seorang musisi bukanlah pilihan bagus, kali ini bermimpi untuk mengubah haluan menjadi seorang ibu pemilik gedung yang setiap bulan mendapatkan uang dari penyewa miliknya. "Woah, ini soal ulangannya? Gampang banget!“ Berkat soal ulangan yang dulu pernah dikerjakan olehnya, Su Bin meraih juara pertama di sekolahnya. Hal itu membuat Su Bin kembali berpikir ketika ingin melanjutkan pendidikannya di bangku kuliah. "Tunggu dulu, aku dulu lulusan sarjana seni musik. bagaimana kalau kali ini aku mendaftarkan di tempat kuliahku dulu?" . Tak peduli seberapa keras Su Bin ingin berubah haluan menjadi ibu pemilik gedung, sepertinya takdir terus menariknya kembali untuk mengulangi kehidupannya yang dulu, menjadi seorang penyanyi!

FallenAngel4869 · Urban
Not enough ratings
1 Chs

Kehidupan Yang Menyedihkan

"Wanita tua! Wanita tua! Aku tahu kamu ada di dalam! Buka pintunya!" terdengar suara seorang wanita yang berteriak dan suara pintu yang digedor-gedor dari luar.

Seorang wanita yang terlihat seperti berumur 40 tahun yang berada di dalam ruangan itu menatap ke arah pintu itu dengan khawatir. Dia benar-benar tidak ingin membuka pintu itu sekarang.

"Ahh, wanita tua sialan itu! Kamu pikir aku akan membiarkanmu kali ini?" ucap wanita itu dengan kesal lalu mengambil sesuatu di dalam kantong celana miliknya.

Itu adalah kunci dari pintu ruangan yang sedang digedor-gedor olehnya.

Mendengar suara pintu yang mau dibuka oleh orang yang berteriak di depan, wanita itu akhirnya memutuskan untuk membuka pintu tersebut. Tak lupa dia sedikit membuat rambutnya yang panjang berantakan agar terlihat dia baru saja bangun dari tidurnya.

"Siapa… ahh… ibu pemilik ternyata, ada apa?" tanya wanita itu dengan tampang polos menatap ke arah wanita yang berteriak-teriak di depan pintu.

Wanita yang tadinya baru saja ingin membuka pintu tersebut sedikit terkejut karena pintu itu langsung terbuka, sebelum akhirnya memasang ekspresi wajah kesal.

"Wanita tua, aku ingin kamu keluar dari gedungku, sekarang!" ucap wanita itu sambil mengangkat kepalan tangannya dan menunjukkan jempolnya ke arah luar.

"Eh? Apa kata ibu pemilik? Se-Sekarang?" wanita yang baru saja membuka pintu itu terkejut dengan kata ibu pemilik itu.

"Tentu saja! Sekarang! Kamu tidak membayar uang sewa selama satu.. dua.. tiga bulan! Aku sudah membiarkanmu selama ini, tapi sekarang tidak lagi!"

"Karena aku sudah mendapatkan penyewa yang baru, keluar dari gedungku sekarang!" ucap wanita pemilik gedung itu sebelum akhirnya menarik wanita yang tadi keluar.

"Pemilik gedung! Tolonglah, berikan aku waktu sedikit lagi. Kali ini… Aku yakin kali ini laguku pasti akan terjual dengan harga yang bagus, tolonglah, ya?" ucap wanita itu dengan putus asa.

"Kamu sudah bilang begitu berapa kali? Sudahlah, segera keluar dari sini! Aku awalnya kasihan padamu karena kamu baru bercerai bulan lalu, tapi usahaku harus tetap berjalan. Aku tidak akan menagih uang sewamu lagi, jadi keluarlah dari sini dengan tenang!"

***

"Aku harus ke mana?" pikir wanita tua itu sambil menenteng ransel miliknya dan merapatkan jaketnya karena cuaca di malam ini mulai terasa dingin.

Sambil menghela nafasnya beberapa kali, wanita itu berjalan di kerumunan tanpa arah dan tujuan,

"Drtttt… Drtt…"

Merasakan handphone miliknya yang berada di saku bergetar, wanita itu segera mengeluarkannya, berharap setidaknya hari ini ada suatu keajaiban yang akan datang, berharap hari ini dia tidak terlalu sial.

[Mama]

Wanita itu menghela nafas begitu melihat nama orang yang memanggilnya. Padahal dia awalnya mengira itu adalah panggilan dari produser.

"Hallo, Su Bin?"

"Ya ma?" balas wanita itu sambil berusaha untuk terdengar seceria mungkin.

"Tidak, mama menelepon untuk mengecek keadaanmu. Su Bin cuaca malam ini sangat dingin. Kamu harus memakai jaketmu, ya?"

Wanita itu tersentak ketika mendengar nada khawatir dari mamanya, sambil menengadahkan kepalanya agar air matanya tidak jatuh, dia menjawab.

"Tentu saja ma, jangan khawatirkan aku. Aku sudah membeli penghangat ruangan jadi studionya sangat hangat," jawab wanita itu dengan suara yang seceria mungkin, tidak mau mamanya mengetahui kondisinya saat ini dan membuat mamanya khawatir.

"Iya iya, Su Bin ku pasti sudah bekerja sangat keras, bekerja memang bagus tapi jangan lupa untuk jaga kesehatan, ya!"

"Iya ma, mama juga jaga kesehatan ya. Ahh.. Sepertinya aku kedatangan tamu ma, aku tutup dulu teleponnya ya, nanti ku telepon lagi."

"Ah, maafkan mama. Sepertinya mama menelepon disaat kamu lagi sibuk. Baiklah, nanti kita bicara lagi, anak perempuanku."

Setelah mematikan panggilan telepon itu, air mata yang berusaha wanita itu tahan keluar begitu saja.

"Aku benar-benar menyedihkan," gumam Su Bin pelan sambil menutup matanya dengan tangannya.

Dia benar-benar merasa sangat menyedihkan saat ini, di usianya yang sudah 40 tahun, mamanya masih harus mengkhawatirkan dirinya. Padahal kondisi mamanya tidak terlalu jauh berbeda dengan dirinya saat ini…

Papanya memang sudah meninggal sejak dia masih SMA karena penyakit kanker hati. Sejak saat itu, Su Bin dan mamanya mencoba untuk bertahan hidup berdua saja.

Su Bin yang sejak kecil bermimpi untuk menjadi idol karena memiliki bakat dalam menyanyi dan menari, mencoba keberuntungannya untuk mengikuti audisi di salah satu agensi, sampai akhirnya dia diterima dan setelah 3 tahun menjadi trainee, dia akhirnya berhasil debut menjadi girlband.

Su Bin awalnya mengira bahwa kehidupannya akan membaik setelah dia berhasil debut. Namun, dia ternyata salah besar.

Setelah debut, keadaan menjadi semakin sulit. Persaingan yang begitu ketat membuat girlband Su Bin menjadi tidak terkenal dan gagal di pasaran.

Agensinya yang saat itu tidak mau rugi, mempekerjakan Su Bin sebagai pekerja di belakang layar.

Hal itu terus berlanjut sampai masa kontraknya berakhir.

Setelah itu, Su Bin memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya. Dia mengambil jurusan seni musik karena kecintaannya pada musik.

Lagi-lagi setelah lulus Su Bin mengira bahwa kehidupannya akan membaik, tapi Su Bin tidak menyangka bahwa "debut" akan menjadi pencapaian tertinggi di kehidupannya.

Persaingan yang begitu erat membuat Su Bin kesulitan untuk mencari pekerjaan dengan gaji yang besar. Su Bin hanya bisa mendapatkan pekerjaan untuk menjadi guru vokal.

Merasa gajinya tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, Su Bin akhirnya memutuskan untuk menjadi penyanyi di sebuah bar di malam harinya.

Namun, Su Bin tidak menyangka bahwa lagi-lagi kehidupan akan menentangnya.

Berita tentang Su Bin yang menjadi seorang penyanyi di sebuah bar akhirnya diketahui oleh rekan-rekan kerjanya dan pemimpin di tempat kerjanya.

Meskipun Su Bin sudah menjelaskan bahwa dia hanya menjadi seorang penyanyi di sana dan tidak melakukan hal lain, pemimpin di tempat kerjanya memecatnya.

Su Bin akhirnya mencari pekerjaan paruh waktu di siang hari dan malam harinya dia tetap menyanyi di sebuah bar.

Di tengah kesibukannya itu, Su Bin tidak pernah berhenti bermimpi untuk kembali menjadi seorang yang "terkenal" di dunia hiburan.

Su Bin sangat menyukai musik dan bernyanyi tapi menjadi seorang penyanyi di bar bukanlah impiannya.

Namun, Su Bin tahu bahwa dirinya saat ini sudah berumur sehingga akan sulit bagi agensi untuk merekrut dirinya. Maka dari itu, Su Bin memutuskan untuk menciptakan sebuah lagu dan menjualnya ke produser atau penyanyi terkenal.

Jika memang dia tidak bisa menjadi penyanyi, dia tidak masalah jika menjadi orang yang berada di belakang layar.

Soal asmara, Su Bin akhirnya menikah dengan seseorang setelah bertemu lewat kencan buta. Namun, pernikahannya tidak berlangsung lama. Suaminya akhirnya memutuskan untuk menceraikannya.

Tidak ada hal bagus yang terjadi pada kehidupannya.

***