Hari hari pun berlalu, nampaknya Arin selalu berusaha menjauhi Dewa, setiap kali Dewa menelpon ke ponsel Arin, hampir tak pernah diangkatnya, selalu diabaikan, begitu juga saat Dewa berusaha men chat dengan mengirimkan beberapa pesan hampir tak pernah dibalas Arin hanya di read saja
sampai sampai Dewa pun penasaran dan akhirnya iapun memberanikan diri pergi kerumah Arin
"malam tante !, Arinnya ada ?" tanya Dewa sopan saat ia sudah didepan pintu rumah Arin dan mendapati ibunya Arin yang membukakan pintunya
"malam !!,,,ini temannya Arin yang waktu itu jemput Arin ke pesta ulang tahun temannya ya ?" jawab ibunya Arin sambil melontarkan pertanyaan ke Dewa dengan tangannya menunjuk kehadapan Dewa
"iya tante, saya Dewa !" jawab Dewa sopan dengan anggukan kepalanya dan menyalami ibunya Arin
"ohhh....kalo begitu silahkan masuk dan duduk dulu, nak Dewa ! saya akan panggilkan Arinnya dulu" kemudian ibunya Arin melangkah menuju kedalam kamar Arin, dan Dewa pun duduk didalam ruang tamu rumah Arin
tak berapa lama kemudian ibunya pun keluar dan menemui Dewa kembali diruang tamu
"maaf ya nak Dewa ! ternyata Arinnya sudah tidur" ucap ibunya Arin sambil duduk disebelah Dewa disusul oleh ayahnya Arin
"iya tante tidak apa apa, kalo begitu saya permisi dulu, maaf kalo sudah mengganggu malam malam begini" ucap Dewa sambil berdiri dari duduknya
"iya tidak apa apa.....oh ya kalo boleh tau nak Dewa ini ada hubungan apa ya dengan Arin ?" tanya ayahnya Arin
"saya cuma teman biasa saja dengan Arin om" jawab Dewa, dan ayahnya Arin pun membalasnya dengan mengangguk anggukkan kepalanya
setelah selesai berbincang bincang sebentar dengan orang tua Arin, Dewa pun segera pergi meninggalkan rumah Arin dengan perasaan galau campur kecewa karna sikap Arin yang sepertinya berusaha menjauhi dirinya
* * * * *
Keesokan paginya saat Yusuf dan Dian dalam perjalanan ke kantor
"sayang,,,, nanti malam kita diundang makan malam sama teman aku" ucap Yusuf sambil tetap fokus menyetir
"teman kamu yang mana mas ?" tanya Dian dengan pandangannya fokus ke layar ponsel yang ada digenggaman tangannya
"teman aku Dika, yang waktu itu pernah ketemu kita diklinik dokter Teddy" jawab Yusuf
"ooohhh.....emang ada acapa apa ?" tanya Dian lagi
"aku juga gak tau, dia cuma telpon aku, bilang kalo dia ngundang kita berdua makan malam disebuah resto yang ada di dekat klinik dokter Teddy" jawab Yusuf
"ooohhhh....kalo begitu nanti aku usahakan pekerjaan aku selesai lebih cepat, biar kita bisa menghadiri undangan teman kamu itu"
"udah ya mas,,,, aku turun dulu, kamu hati hati, jangan ngebut" pamit Dian sambil mencium telapak tangan Yusuf dan tak lupa Yusuf pun mencium kening istrinya
kemudian Dian pun turun dari mobil, dan melambaikan tangannya saat mobil suaminya melaju meninggalkannya
kemudian setelah jam pulang kantor, seperti biasa tak lupa Yusuf selalu menjemput istrinya dan rupanya sesuai janji Dian pekerjaannya selesai lebih awal dan dia pun segera pulang bersama suaminya
"kamu mau kemana sayang ?, kok rapi amat ?" tanya mama Dian saat berpapasan dengan anaknya diruang tengah
"aku mau menghadiri undangan makan malam temennya mas Yusuf ma" jawab Dian yang langsung duduk disofa sambil menunggu suaminya yang masih didalam kamar
"oh ya ma.....aku nitip Alif bentar ya ma, dia tadi udah kenyang minum asi aku, dan sekarang ia sudah tidur, kalo ia nanti terbangun mama tinggal kasih asi aku yang sudah aku pompa kebotol susu"
"iya....kamu tenang aja, mama akan jaga cucu mama, kamu pergi aja sama suami kamu, dan jangan lupa hati hati dijalan" pesan mama Dian
"iya ma.....kalo gitu sekarang aku pamit dulu ya ma !" pamit Dian sambil mencium telapak tangan mamanya begitu juga dengan Yusuf
kemudian mereka berdua pun segera meninggalkan rumah Dian menuju tempat undangan makan malam
"benar disini mas ?" tanya Dian saat sudah berada dihalaman resto tersebut
"iya...dia bilangnya sih disini" jawab Yusuf sambil berjalan memasuki resto dengan menggandeng tangan istrinya
"selamat malam pak, bu ! ada yang bisa kami bantu ?" sambut seorang pelayan dengan sopan saat Yusuf dan Dian sudah berada didalam
"maaf mbak ! kami sudah ada janji dengan seseorang bernama Dika" jawab Yusuf dengan pandangannya menyapu seluruh ruangan tersebut
"oohh pak Dika ya !....pasti ini pak Yusuf ?" balas pelayan tersebut
"iya mbak !" jawab Yusuf singkat
"kalo begitu mari saya antar kemeja pak Dika" pelayan tersebut berjalan menuju meja dimana Dika berada, dan diikuti oleh Dian yang berjalan menggandeng lengan suaminya
"maaf pak Dika, ini pak Yusufnya sudah datang" ucap pelayan tersebut saat sudah berada disamping meja Dika dan istrinya berada
"haaiii....Yusuf !, ayok, ayok silahkan duduk !" sambut Dika sambil menyalami Yusuf dan Dian, begitu juga dengan istrinya yang lalu mempersilahkan mereka berdua untuk duduk didepannya
"makasih ya mbak....!" dan dibalas anggukan oleh pelayan itu dan segera meninggalkan meja Dika
"sorry ya, kalo aku undang kalian berdua dadakan gini" ucap Dika
"emangnya ada apaan sih, pakai undang kami berdua ketempat ini ?" tanya Yusuf penasaran
"gak ada apa apa mas !, kami berdua cuma mau mengucapkan terima kasih kepada mas Yusuf dan mbak Dian aja" jawab istri Dika
"terima kasih untuk apa ya mbak ?" Dian memandang suaminya karna bingung dengan ucapan istri Dika
"terima kasih karna sudah mempertemukan saya dan istri dengan dokter Teddy, dokter kandungan yang mbak Dian rekomendasikan untuk istri saya" jawab Dika
"maksudnya ?" Dian makin bingung dengan arah pembicaraan Dika
"iya mbak....berkat rekomendasi dari mbak itu, sekarang istri saya positif hamil" jawab Dika dengan wajah sumringah
"oh ya.....alhamdulillah, selamat ya mas, mbak !" balas Dian sambil menyalami Dika dan istrinya
"wah,,,, bentar lagi impian kamu yang sudah lama ditunggu tunggu bakal jadi kenyataan" ucap Yusuf
"iya Suf !....maka dari itu pas kamu undang aku ke acara aqiqoh anak kamu kapan hari itu, aku gak bisa datang, soalnya pas barengan sama jadwal istri aku chek kandungan ke dokter Teddy" balas Teddy
"gak apa apa mas ! yang penting sekarang mas Dika harus ekstra jagain mbak nya, harus nurut ama nasehat dokter Teddy, karna saya seratus persen percaya dokter Teddy itu dokter the best di rumah sakit milik AH corporation" ucap Dian
"dan kalo mas Dika butuh konsultasi mendadak, mas bisa langsung telpon dokter Teddy tanpa harus datang ke kliniknya, karna beliau orangnya welcome banget kesemua pasien pasiennya"
"iya mbak Dian, dokter Teddy juga menyarankan istri saya harus berhenti total dari pekerjaannya karna dokter Teddy khawatir terhadap janinnya, karna istri saya kan dulunya pernah punya riwayat keguguran" balas Dika
"naahhh...!!, jadi mas Dika dan mbak harus nurut apa kata dokter Teddy, demi kebaikan ibu dan calon bayinya" ucap Dian
"oh ya....klo begitu aku pamit dulu ! dan terima kasih untuk undangan makam malamnya ini" Yusuf dan Dian pun segera berdiri dari tempat duduknya dan menyalami Dika beserta istrinya
"iya sama sama !" balas Dika
"oh ya....kalo mas Dika dan mbaknya gak ada halangan, saya mengundang mas Dika hari minggu keacara pindahan rumah saya yang baru" ucap Dian sambil berjalan meninggalkan meja mereka
"iya Dik !....nanti alamatnya aku kirim lewat chat wa aja" ucap Yusuf sambil menepuk bahu Dika
"iya....insha alloh akan aku usahakan datang" jawab Dika
"oh ya mbak Dian....ini ada sedikit oleh oleh buat baby nya mbak Dian, sebagai permintaan maaf kami, karna waktu itu gak bisa datang ke acara aqiqohnya baby nya mbak Dian" istri Dika memberikan paper bag yang ia bawa kepada Dian saat mereka semua sudah berada dihalaman resto tersebut
"aduuhhh....pakai repot repot segala ! sekali lagi terima kasih atas undangan makan malamnya, dan jangan lupa datang ya kerumah kami yang baru" balas Dian sambil menerima paper bag dari istri Dika
"iya mbak, dan sebelumnya saya beserta istri minta maaf kalo apa yang saya berikan ini tidak seberapa dan tidak sebanding dengan kebahagiaan yang mbak berikan pada kami melalui dokter Teddy, tapi kami memberikannya tulus dari dalam hati" ucap Dika
"iya mas !, sebagai seorang teman kan gak ada salahnya kalo kita harus saling tolong menolong" jawab Dian dan dibalas senyuman oleh Dika dan istrinya