Bram terus saja memunculkan wajah dengan seringai iblis yang menyeramkan, saat dia terus saja mencekik leher Kinasih. Dia justru semakin senang melihat wajah pucat Kinasih, dan kedua tangan Kinasih tidak lagi melakukan perlawanan.
"Apa aku akan mati?" pikir Kinasih sedih, air mata sudah berhasil lolos keluar dari pelupuknya.
"Mas Bara? Anakku? Apa aku tidak akan melihat mereka lagi?" ucap Kinasih dengan pandangan matanya yang sudah buram
Kenangan-kenangan bahagia terlintas begitu saja di benak Kinasih, seakan-akan sudah ada mau yang siap menyambut Kinasih. Namun ternyata malaikat mau sedang tidak ingin bertemu Kinasih,
"Ya Tuhan, lindungi aku dan bayiku. Sekarang bukan waktunya untuk aku mati. Kinasih, kamu harus kuat! kamu bisa bertahan!" ucap kata hati Kinasih yang tiba-tiba saja muncul di benaknya.
Tiba-tiba saja ada keajaiban terjadi. Ada seseorang yang berteriak di balik pintu masuk.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com