webnovel

RENCANA KINAYAH

"Hem…bagaimana kamu bisa memanggilku Aya? itu sebutan namaku sewaktu kecil, Aya atau Ay," tanya Kinasih sedikit sulit berucap karena Kinayah masih terus menangkup wajahnya,

Tanpa berkata apa-apa, tiba-tiba saja Kinayah menarik Kinasih ke arahnya, memberikan pelukan yang begitu erat hingga sulit bagi Kinasih menghindarinya.

"Ya Tuhan, syukurlah. Akhirnya, aku bisa bertemu denganmu, Ay. Aku pikir aku tidak akan tahu siapa dan bagaimana latar belakang keluargaku. Aku… sungguh senang bisa bertemu denganmu," ucap Kinayah kemudian melepaskan pelukannya, dan kembali menatap Kinasih dengan senyuman lebar.

Sepasang mata Kinasih sudah berkaca-kaca, padahal sejak tadi dia sudah membayangkan, hal apa yang akan ia lakukan kalau bertemu dengan saudari kembarnya. Nyatanya, dia hanya bisa menangis dan menunjukkan kesedihannya.

"Astaga, kenapa aku menangis seperti ini? kenapa aku malah merasa sedih?" ucap Kinasih dalam hati segera mengusap air matanya.