Ruang kerja Kinasih.
Arya duduk di sofa panjang sambil menatap beberapa pekerjaan yang akan sudah diberikan olehnya. Sebuah laptop, buku catatan, pulpen, dan tumpukan map hitam memenuhi meja panjang itu.
Anehnya, tatapan Arya justru seringkali mengarah pada jendela yang berada dekat dengan pintu, dan Kinasih yang masih berada duduk menghadap layar monitor.
"Tadi dia begitu bersemangat mengenalkanku kepada semua orang. Tiba-tiba saja dia berubah, dan menjadi seseram ini," pikir Arya seraya dia menatap kembali tumpukan pekerjaan dari Kinasih yang menggunung.
Arya bergidik seram karena sadar ada sepasang mata lainnya yang masih menatap dari jendela dekat dengan pintu masuk. Jendela dengan tirai yang tidak tertutup rapat, dan dibalik jendela itu ada Bara yang sedang mengawasi Arya.
"Astaga, kenapa di masih disana, sih?" Arya melotot kesal karena Bara seperti berucap,
"Apa kalian sibuk. Ini sudah jam pulang bekerja," ucapnya dengan gerakan bibir yang begitu jelas.