webnovel

Kejahilan dan Keisengan

"Si .. siapa yang ketawa ?" tanya yang lain.

"Hantu ?"

"Masa sih ini masih terang !"

"Eh, tahu engga kata orang rumah kata ini angker ! sudah lama tidak di huni !"

"Ayolah lu jangan nakutin gue dong !"

"BRUK ...!" terdengar suara benda berat jatuh. Semua terkejut dan kaget. Terdiam.

"Larrrriiiiii !" teriak salah satu dan diikuti oleh yang lain.

"Ih dasar, gitu aja udah takut ! tapi kalau berantem berani mati !" ternyata Mayang yang mengganggu tangan jahil yang mencorat coret rumah mereka.

Sejak saat itu beredar berita tentang rumah tua angker itu, beberapa waktu kemudian semuanya sedang beristirahat dengan santai sambil mengobrol. Tak lama tercium bau menyan memenuhi ruangan dan sebagian rumah, senua saling pandang.

"Bau menyan, apa nenek yang menyalakannya ?" tanya Arman,

"Bukan, ini beda ! menyan murah ini mah !" Jawab Mayang pun mencium bau.

"Sepertinya ada orang iseng lagi !" mbo Siyem sambil mencium. "bau menyan yang menginginkan sesuatu !" ujarnya lagi.

"iya, biasanya minta nomor togel ! waktu masih di kuasai oleh mahluk lain ! mereka senang-senang aja !" jelas Mayang.

"Buat apa juga kasih mereka, kalau tahu buat kita aja duitnya !" Arman ngedumel.

"Iya sih, tapi buat kita uang itu tidak ada gunanya !" ujar Hans.

"Nek kita harus ngapain ?" tanya Mei Chan. Mbo Siyem terdiam.

"Biarkan saja, jiwanya sudah tergadai mahluk lain ! makanya dia datang kemari, kelihatannya dulu dia berhasil kini ia minta lagi !" jawab si mbok. Semua terdiam.

Dari malam sampai pagi lelaki berumur 40 tahun itu masih menunggu, dia mulai berfikir kenapa tidak ada jawaban karena dulu, sekali saja sudah ada respon. apa sesajinya kurang.

"Hiks .. hiks ... nnggg !" terdengar suara tangisan anak kecil entah dari mana. Lelaki itu terkejut dan merinding,

"Mmmbbaahh ... aappaakaah iiittuuu ssuuaarraa mmmbbaaahhh !" Lelaki itu memanggil seseorang dengan suara gemetaran.

"Hai manusia, sudah saatnya kamu memenuhi janjimu !" terdengar suara tanpa wujud.

"Maksud mbah ?" tubuhnya bergetar hebat.

"Kamu tidak ingat perjanjian kita kan ?"

"Jjjannjii aappa mmbbahh , ssaayya hhannya miinta nomor !"

"Ha ... ha ... ! enak saja, dasar manusia bodoh setelah di kasih dan sekarang minta lagi ! iya kan ?"

"Bbeettull mbah waktu itu saya menang !"

"Nah itu tidak gratis, sebagai balasannya saya meminta sesuatu dari kamu !"

"Apa itu mbah ... menyan dan sesajennya yang banyak ?"

"Bukan !! nyawamu ...!! si lelaki terkejut bukan main ia tak menyangka nyawanya menjadi taruhannya hanya karena nomor togel.

"Maafkan saya mbah ... ssaayyaa tidak tahu ! ampun mbah tolong saya !"

"Enak saja, setelah menang ... minta lagi untuk menang lagi ? ha ... ha ...! nyawamu akan ku ambil sekarang !"

"Mmmbbbaaahhh ... Aammppuunnn !" lelaki itu pingsan. Setelah itu sosok si mbah muncul ternyata Arman sambil menggeleng kepala dan juga yang lain ikut memperhatikan termasuk mbok Siyem.

"Biar si mbok yang urus dia ! akan mbok hapus pikirannya sehingga gila tapi tidak lama sebagai pelajaran buat dia !" Si mbok meniup ubun lelaki itu dan tak lama tubuhnya melayang di pindah ke kebun di luar rumah tua,

----------

Kembali sekitar rumah tua itu dihebohkan, tentan seorang lelaki yang tertidur di kebun belakang dekat rumah tua. Ketika dibangunkan, lelaki itu malah tertawa, kemudian menangis dari pembicaraannya yang agak ngawur, lelaki itu penggemar judi togel dan sepertinya minta nomor di rumah tua itu. Sejak itu kepala kampung di sekitar rumah tua itu melarang siapa pun untuk masuk, bermain atau apapun agar tidak terjadi sesuatu apapun lagi.

Begitulah berbagai peristiwa terjadi di rumah tua itu, ada saja ulah manusia yang masuk ke rumah itu, Sejauh ini para penduduk sekitar tidak terganggu oleh mahluk astral penghuni rumah tua, kecuali kalau mengganggunya.

Suatu malam, bulan purnama terlihat sangat indah. Semua anggota tak kasat mata sedang menikmatinya karena konon sinar bulan akan meningkatkan energi mereka menjadi kuat. semuanya berada di balkon di lantai dua.

"Nek ada bintang jatuh !" teriak Putri sambil menunjuk sebuah benda berwarna merah melayang dan melesat ke suatu tempat. Semua melihat benda terbang itu.

"Itu bukan bintang jatuh tapi, bola api santet ! kalau merah artinya sangat kuat ! hmmm aku kok jadi laper ya ? kebetulan ada makanan ! hi ... hi ... !" jawab si mbok Siyem. tiba-tiba menggeleng kepalanya makin lama makin cepat dan ... kepala si mbok copot ! kepala itu melayang menuju bola api itu, kecepatannya sama dengan bola api itu dan hup ! di telannya bola api itu !

Kepala si mbok kelihatan seperti terbakar setelah menelannya, sementara tubuhnya masih berdiri di balkon, kepala itu menghitam tapi kemudian wajahnya mulai bergerak kali ini lidahnya menjulur cukup panjang.

"Sepertinya akan ada serangan ke dua !" terdengar suara si mbok entah dari mana dan benar saja ada lagi dan kembali kepala itu menelan bola api itu, begitu pun yang ketiga setelah itu. Kepala si mbok kembali ke tubuh asalnya dan kembai seperti biasa.

"Benar-benar hebat ilmu hitamnya sampai bisa membuat tiga bola api seperti itu !" si mbok Siyem hanya tersenyum.

"Apa tidak apa-apa nek ?" tanya Mayang.

"Jangan khawatir, si mbok tahu siapa sasarannya dia orang baik ! itung-itung menolong dan kebetulan si mbok laper ! hi ... hi ... !"

"Kalau ada lagi gimana ?"

"Tidak mungkin, dia akan melakukan dengan cara lain ! untuk yang seperti itu membutuhkan waktu lagi yang tidak sedikit !" jawab si mbok Siyem.

"Kalian laparkan, kebetulan si mbok bawakan kalian makanan spesial !"

"Asyik !" teriak mereka bersama, seperti sulap sebuah meja makan tersaji dengan makanan enak lengkap di atasnya.

Semua tertegun dengan apa yang dilihatnya, si mbok Siyem mempersilahkan makan makanan yang tersaji di meja. Ayam, daging dan sebagainya tersaji begitu lezat dan tanpa dipikir lagi semua makan dengan lahap. Si mbok Siyem hanya tersenyum melihat anak-anaknya itu.

-----------------

Sementara itu nun jauh di tempat terpencil di sebuah sederhana, duduk seorang lelaki berjenggot panjang dan putih berpakaian serba hitam terdiam. Dia merasa ilmunya ada yang mensabotasenya. di hadapan mereka ada sepasang suami istri.

"Bagaimana mbah ?" tanya mereka.

"Gagal !"

"Gagal ? kok bisa mbah ?"

"Bukan karena dukun lain atau apapun juga tapi ... entahlah ada mahluk lain yang memakan Santet yang mbah kirimkan !" jawab si mbah tubuhnya basah oleh keringat, energinya serasa habis. Sementara suami istri itu hanya saling berpandangan tidak mengerti.

"Lalu bagaimana mbah ?"

"Itu nanti saja ! aku mau istirahat dulu ! kalian pulanglah !" ujar mbah dukun. Seorang asisten membawa mereka pergi. Sementara si mbah dukun masih penasaran dengan mahluk yang memakan bola santetnya. Padahal itu bukan sembarangan dan yang paling kuat pula, tak akan bisa menandinginya siapa pun itu kecuali berilmu sangat tinggi walaupun ada pasti akan terluka parah. Selama ini ia tak pernah gagal. Dia akan bersemedi dan mencari tahu.

Bersambung ....