webnovel

Aku Ingin Kita Pisah

"Sudah jangan sedih lagi dong," kata Leo menghibur Wenda. Dia mengesat air mata Wenda yang masih mengalir di pipi Wenda.

"Sudah merasa baikan?" Wenda mengangguk lemah.

"Kalau begitu ayo kita pergi, aku akan mengantarmu pulang." Leo berdiri hendak pergi. Tangannya memegang lembut lengan Wenda tapi wanita itu tak berdiri.

Leo memandang Wenda yang masih diam. "Aku akan duduk di sini dulu Leo, biarkan aku sendiri dulu." kata Wenda.

Leo mengerti dan meninggalkan Wenda sendirian. Leo tak bisa memungkiri bahwa dia jatuh cinta pada Wenda, tapi perasaan itu tak bisa dipaksakan. Wenda mencintai Axton dan butuh waktu untuk menyembuhkan patah hati.

Tapi jika Wenda sudah melupakan Axton, apa dia akan jatuh cinta pada Leo sebagaimana Leo juga jatuh cinta pada Wenda? Leo rasa tak semudah itu.

Masih berkelabat dengan pikirannya, Leo dikejutkan dengan kerahnya yang ditarik dan dia dihempaskan pada tembok dengan kasar. Kejadian itu sangat cepat sampai-sampai dia tak melihat siapa pelakunya.

Barulah ketika tak ada pergerakan, Leo melihat sosok seorang pria berdiri di depannya. Tangannya memegang kuat kerah bajunya sementara kedua mata emeraldnya memandang tajam padanya.

"Di mana Wenda?" tanya Axton dengan nada dingin. Leo hanya tertawa sinis mendengar pertanyaan Axton. Aneh sekali, dari tadi dia berciuman dengan seorang wanita di depan Wenda dan sekarang dia menjadi Wenda.

Wanita yang dari tadi diciumnya pun ada di sampingnya. Kedua orang yang tak tahu malu ini masih mau mencari Wenda setelah mereka menyakiti hati Wenda? Hati mereka terbuat dari apa?

"Heh! Kau masih mau mencarinya setelah kedapatan berciuman dengan wanita jalang itu?! Pria macam apa kau ini hah?!!" bentak Leo.

Bugh!

Leo meringis merasakan kepalan tinju Axton. "Jangan menyebut Zarina seperti itu!" Leo mengangkat sudut bibirnya tanpa aba-aba dia menghajar balik Axton. Axton terhuyung ke belakang karena pukulan kuat Leo.

"Harusnya aku yang memukulmu, Dasar pria yang tak punya pendirian! Jika kau masih bersama dengan wanita lain, putuskan hubunganmu dengan Wenda!"

"Tidak bisa!"

"Kenapa?! Heh! Selain kau tak berpendirian, kau juga sangat egois! Bisakah kau mengerti perasaan Wenda?! Dia tersiksa karenamu!" Axton mengepalkan tangannya dan ketika dia tak tahan, dia melayangkan kepalannya tersebut ke wajah Leo.

Belum sampai, Wenda tiba-tiba saja berdiri di depan Axton menghalangi Leo. Beruntung Axton bisa menghentikan kepalan tangannya nyaris memukul wajah Wenda.

"Wenda, apa yang kau..."

"Dengarkan baik-baik permintaanku, Tuan Axton. Aku ingin kita pisah!" kata Wenda tegas. Zarina dan Leo terkejut mendengar perkataan Wenda sementara Axton menatap nanar pada Wenda.

"Kau bercanda, 'kan?"

"Tidak, aku serius." jawab Wenda.

"Mulai sekarang jangan mencariku lagi, untuk surat pengunduran diri kau akan menerimanya besok." lanjut Wenda.

Dia lalu berbalik pada Leo yang memegang wajahnya yang kesakitan. "Kau tak apa-apa?" Leo hanya mengangguk.

"Ayo kuantar kau pulang," Leo menurut saja saat tangannya di tarik oleh Wenda meninggalkan Axton dan Zarina yang berdiam diri.

Next chapter