webnovel

Dikuburkan bersama orang mati (Bagian 2)

Editor: Wave Literature

Mata Qin Yu dingin dan memancarkan aura membunuh. Dia menatap ketiga orang di depannya.

Kematian Lian Yan telah memenuhi hatinya dengan kepahitan dan kehampaan. Dan sekarang ketiga orang di depannya jelas menjadi sasaran baginya untuk melampiaskan perasaannya. Apalagi, ketiga orang ini juga berada di sisi yang sama dengan Yi Qing Yu, pembunuh Kakek Lian-nya.

"Dia hanya seorang bocah!. Tadi si Pendek terlalu ceroboh. Jangan takut padanya." Yi Feng tiba-tiba mengangkat kepalanya lalu menatap tajam pada Qin Yu seperti ular. "Kurus, Jelek, kita bertiga harus menyerang dan membunuh anak nakal ini secara bersamaan."

Mendengar perintah Yi Feng, kedua bawahannya juga dengan dingin langsung mengangguk. Baru saja mereka terkejut dengan fakta bahwa Qin Yu telah membunuh rekan mereka dengan sekali pukulan. Sekarang, hanya dengan menggabungkan kekuatan mereka baru punya cukup keberanian. Yi Feng dan kedua rekannya menatap tajam ke arah Qin Yu. Energi Xiantian di seluruh tubuh mereka mulai diaktifkan.

Aura dari mereka bertiga semua mengembang dan seolah olah akan menelan Qin Yu, yang pada saat ini seperti seekor kura-kura yang terjebak dalam toples.

Gedebuk! Gedebuk!

Pelindung lengan dan pelindung kakinya yang dari besi hitam telah dilepas dan dilemparkan dengan santai ke samping. Saat pelindung tersebut jatuh di halaman, pelindung tersebut menghasilkan suara berat. Wajah Yi Feng dan yang lainnya berubah warna. Baru saja kecepatan Qin Yu sudah sangat cepat, namun ternyata pada saat itu Qin Yu sedang membawa pemberat.

"Kakek Lian, tolong tunggu sebentar. Setelah aku membunuh mereka semua, Xiao Yu akan mengantarmu pulang, " kata Qin Yu sedih.

Pikiran Qin Yu kembali mengingat saat dia bersama Lian Yan dari masa kecil sampai masa dewasa. Ketika dia masih kecil, dia tinggal di samping Lian Yan sepanjang hari, meminta Lian Yan menceritakan sebuah kisah kepadanya. Seiring waktu Qin Yu terlelap memasuki alam mimpi sambil mendengarkan cerita Lian Yan.

"Dahulu kala, ada seorang sarjana berbakat. Dia belajar sangat keras selama 10 tahun ... "

Setiap saat Lian Yan menceritakan sebuah cerita, dia selalu memulai dengan "Dahulu kala, ada..." Bahkan dengan mata terpejam, Qin Yu masih bisa mengingat kenangan saat Lian Yan mendongeng di samping tempat tidurnya sampai dia tertidur. Pemandangan itu begitu hangat dan manis, tapi mulai hari ini dan seterusnya, dia tidak akan pernah melihat Kakek Lian lagi.

Mata Qin Yu menjadi agak basah.

"Fiuh!"

Dengan gerakan tubuhnya, Qin Yu lenyap tanpa suara.

"Haaa!"

Qin Yu menggertakkan giginya dan melontarkan pukulan ke perut si Kurus dengan segenap kekuatannya. Saat ini Qin Yu bisa mengangkat 1000 sampai 1500 kg dengan satu tangan tapi pukulan yang dilontarkannya ini sebanding dengan kekuatan lebih dari 5000 kg, yang merupakan kekuatan serangan yang sangat mengerikan. "Bang!" Perut si Kurus berguncang keras tapi secara tak terduga perutnya tidak meledak. Namun, matanya menonjol dan darah mulai mengalir keluar dari telinga, mata, mulut dan lubang hidungnya. Organ-organ dalamnya telah hancur seluruhnya oleh kekuatan tinju dari Qin Yu yang menghantam perutnya .

Di bawah dampak kekuatan serangan sebesar itu, bahkan energi Xiantian si Kurus pun tidak bisa bertahan.

Dengan sekali pukul, seorang petarung Xiantian tahap menengah telah terbunuh.

Dalam pikiran Qin Yu tetap terkenang adegan-adegan hangat, manis dan akrab bersama kakek Lian satu demi satu. Mulai sekarang, dia tidak akan pernah melupakan mereka seumur hidupnya.

Qin Yu masih mengingat dengan jelas malam itu....

"Kakek Lian, cepatlah buka pintunya. Aku Xiao Yu. Aku punya sesuatu untuk dibicarakan denganmu. Cepat buka pintunya," teriak Qin Yu tergesa-gesa. Sesaat kemudian, ada nyala lampu dari dalam ruangan. "Xiao Yu, kakekmu baru saja tertidur beberapa saat yang lalu, tapi kau sudah membangunkannya" sahut sebuah suara ramah. Lalu pintu itu pun terbuka.

Seorang pria tua berusia enam puluhan yang memakai mantel muncul di hadapan Qin Yu.

Malam itu, Kakek Lian-nya bercerita kepadanya tentang perbedaan antara teknik internal dan teknik eksternal, serta perbedaan antara petarung Houtian, Xiantian dan Shangxian. Malam itu, kata-kata Kakek Lian membukakan Qin Yu pintu tentang dunia para ahli bela diri.

Sedikit senyum muncul di wajah Qin Yu. Dia tampak seperti telah melakukan perjalanan kembali ke malam itu di dalam ruangan dimana dia dan Kakek Lian sedang berbicara.

"Hati-hati, si Jelek!"

Yi Feng berteriak keras. Sebuah peluru cahaya ditembakkan ke arah Qin Yu langsung dari tangannya. Qin Yu sama sekali tidak menghindarinya. Qin Yu melempar pukulan dan dengan suara benturan logam, peluru cahaya yang berubah menjadi sebuah jarum bordir itu hancur. Kemudian tubuhnya muncul di sebelah si Jelek, bagai hembusan angin.

"Mati..!!."

Si Jelek dengan ganas menebaskan pisaunya ke arah Qin Yu.

"Ah!" Si Jelek tiba-tiba berteriak kesakitan. Baru saja Qin Yu mengeluarkan sebuah tendangan menyamping, kekuatan kaki Qin Yu yang mengerikan membentur lutut Ugly dengan keras dan menghancurkannya. Kemudian sebelum Si Jelek roboh, Qin Yu membentuk sebuah cakar dengan tangannya dan segera meraih titik vital pada tengkuk Si Jelek. Kekuatan jarinya dikeluarkan melewati Flaming Glove dan terasa langsung pada titik vital tersebut dan menghancurkan bagian tulang punggung pada tengkuk Si Jelek dengan satu kali cengkraman.

Si Jelek, dengan teriakan yang menyedihkan langsung terjatuh di tanah dengan tak berdaya. Seluruh tubuhnya kejang tanpa henti dan banyak aliran darah mengalir keluar dari mulutnya.

Qin Yu berjalan ke arah Yi Feng. Adegan saat Qin Yu bersama Lian Yan dari masa kecilnya hingga masa dewasanya terus terkenang di dalam benaknya satu per satu. Dia memberikan senyuman yang sama seperti senyuman seorang anak kecil kepada kakeknya . Senyum ini adalah senyuman yang berasal dari lubuk hatinya.

Tak lama kemudian, kenangan di benak Qin Yu tiba-tiba berubah. Dia sekarang mengingat adegan yang terjadi beberapa saat yang lalu, saat dia melihat dari punggung elang hitamnya 10 lubang mengerikan di dada Lian Yan. Ekspresi Wajahnya langsung berubah.

Qin Yu mengangkat kepalanya dan menatap Yi Feng sambil tersenyum: "Hanya Kamu satu-satunya yang tersisa."

Melihat senyum Qin Yu, Yi Feng, langsung merasakan tulang punggungnya menjadi dingin. Hanya dalam beberapa saat saja, kedua petarung Xiantian tahap menengah telah dibunuh dengan mudah, sementara Yi Feng sendiri juga adalah petarung Xiantian tahap menengah. Oleh karena itu, reaksi Yi Feng adalah...

Lariii!

Dengan gerakan tubuhnya, Qin Yu menciptakan beberapa ilusi.

"Mati! Jangan mengejarku! Mati! " Yi Feng terguncang dan ketakutan. Pada saat yang sama dia menembakkan satu demi satu jarum bordir ke arah Qin Yu.

Melihat sinar dingin jarum bordir yang memancar ke arahnya, mata Qin Yu tiba-tiba memancarkan aura dingin, seolah-olah dia melihat bagaimana tubuh kakeknya Lian Yan ditusuk oleh banyak jarum.

"Haaaa...."

Qin Yu mengeluarkan suara raungan serak. Yi Feng, langsung gemetar karena dia bisa merasakan dengan jelas bahwa sang pemilik raungan ini mendekati dia dengan sangat cepat. Bahkan jika Yi Feng mengaktifkan lebih banyak energi Xiantian di tubuhnya, Yi Feng masih jauh lebih lambat daripada Qin Yu yang mengejar untuk membunuhnya.

Sebuah tinju melayang ke arahnya. Karena Yi Feng tidak bisa menghindar, dia berteriak dengan ganas lalu berbalik dan menyerang. Jarum bordir di tangannya dilemparkan ke arah Qin Yu.

Bang! Bang! Bang! ...

Jarumnya hancur!

Lengan Yi Feng juga hancur!

Kedua matanya terbelalak dengan tak percaya!

...

"Aahh..."

Serangkaian serangan terus menerus bisa terdengar bersamaan dengan teriakan menyakitkan Yi Feng.

Setelah menghancurkan jarum bordir, tinju Qin Yu menghancurkan kedua lengan Yi Feng. Tak berhenti di situ, Qin Yu kemudian sedikit membuka tangan kanannya, membentuk ujuk tombak, dan menghantam Yi Feng langsung di titik tengah antara kedua alisnya. Kekuatan menembus yang kuat langsung menembus ke dalam kepalanya.

Qin Yu kemudian menarik tangannya, dan berbalik pergi ke arah Lian Yan tanpa melihat Yi Feng.

"Thud!" Yi Feng terjatuh dengan suara keras. Berbagai aliran darah perlahan keluar dari mulut dan hidungnya. Dia sudah mati.

Hanya dalam waktu singkat, 4 petarung Xiantian tahap menengah telah dimusnahkan oleh Qin Yu.

Sejak ia mulai mempraktekkan diagram Trans-Heaven pertama, kekuatan Qin Yu telah meningkat banyak, namun bahkan dengan Holy weapon kelas menengahnya, seharusnya tingkat kekuatannya sama dengan Zhen Xu. Karena ada 4 orang petarung Xiantian tingkat menengah sebagai lawannya, secara teori dia seharusnya tidak dapat menang dengan mudah.

Namun, poin terkuat Qin Yu adalah kecepatan!! . Dia tidak takut ketika melawan musuh dengan jumlah yang lebih besar. Meski ada 4 lawan, berkat kemampuan manuver tubuh Qin Yu, setiap kali dia benar-benar menyerang, dia bisa mengalahkan satu dari mereka dengan cepat. Hingga terlihat seperti pertarungan satu lawan satu.

"Kakek Lian, aku akan membawamu pulang sekarang." Qin Yu berkata lembut dan pergi ke sisi Lian Yan. Cara dia berbicara seperti bagaimana dia biasanya berbicara dengan Lian Yan. Itu tampak seperti ketika Lian Yan masih hidup.