Qiani tengah bersiap-siap pergi mencari berry lagi saat tiba-tiba saja sebuah kereta kuda memasuki halaman kediamannya. Ia mengerutkan dahi mengamati dari jauh siapakah yang datang. Seorang penumpang yang baru saja turun sangat tidak asing di matanya.
"Ibunda ...." Qiani pun berlari ke pelukan wanita itu.
Ibundanya masih nampak muda, tentu saja karena Ia adalah seorang dewi, Ia tidak akan menua sama sekali. Siapapun yang tidak mengenalnya ataupun ibundanya pasti akan mengira bahwa mereka seumuran. Padahal usia ibundanya ribuan tahun di atasnya.
"Akan pergi kemana Kau, Nak?" tanya ibundanya.
Mendengarnya, Qiani hanya nyengir. Ibundanya sudah tahu kebiasaannya sejak kecil setiap Qiani merasa bosan. Tak ada hal lain yang dilakukannya kecuali merajut atau mencari berry dan apel liar di hutan.
"Mengapa Ibunda tidak pernah bilang dulu setiap mau datang?" rajuk Qiani.
"Karena Kau tidak pernah menyempatkan waktu untuk ibundamu sendiri, Nak," jawab Ibundanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com