webnovel

Kekasihku yang dingin

Bagi Angel menjadi kekasih seorang Lucas Robinson adalah kebahagiaan yang tak terkira, tak peduli sedingin apa Lucas terhadapnya se cuek apa Lucas kepadanya. jika sudah cinta mau bagaimana lagi? tentu di balik hubungan mereka tak akan selurus yang di inginkan datangnya masalah yang bertubi-tubi membuat Angel harus memilih untuk bertahan atau justru melepaskan.

Arsitaaa24 · History
Not enough ratings
8 Chs

ANGRY

🌱🌺🌺🌺🌱

Angel mendaratkan pantatnya di kursi, kedua tangannya langsung bergerak cepat mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan beberapa lauk untuk Ia makan.

"Pelan-pelan sayang, kamu kayak gak pernah makan aja." ujar sang Mamah.

"Laper Mah." jawab Angel.

"Paling juga nanti keselek lagi." sahut sang adik, Rian. Angel melotot padanya yang di pelototi terlihat tak acuh.

"Udah jangan bertengkar, Mamah berangkat dulu yah ada meeting penting hari ini. Kamu belajar yang rajin yah jangan sampe telat ke kampusnya."

"Mamah gak sarapan dulu?" tanya Angelin dengan wajah cemberut. Mamahnya menggeleng lalu mencium pucuk kepala anaknya tersebut.

"Nanti saja, Mamah pergi dulu."

"Kalau Papah masih ada, Mamah mungkin gak akan sesibuk ini." Mamahnya menghentikan langkahnya mendengar perkataan Angel, wanita paruh baya tersebut hendak berkata tapi Angel langsung berlalu.

Mamah menghela nafas.

"Biarin aja Mah, dia kan emang gitu karena gak ketemu kak Lucas beberapa hari ini." sahut Rian, Mamah menoleh ke arahnya.

"Memangnya Lucas kemana?"

"Biasa sibuk sama kerjaan, perusahaan ayahnya kan mau dipindah tangankan sama Kak Lucas, jadi ya otomatis sebagian pekerjaan Ayahnya dia yang kerjakan, termasuk pulang pergi keluar negeri untuk bertemu klein."

"Berapa hari dia disana?" Mamahnya kembali bertanya, pasalnya Ia telalu khawatir dengan Angel. Lantaran jika tak ada Lucas di samping anaknya. Semangat Angel akan turun dan akan menjadi semakin manja seperti anak kecil.

"Sekitar semingguan kayaknya."

"Ya sudah, kamu jaga Kakak kamu yah. Anterin dia ke kampus, kamu tahu sendiri kalau dia bawa mobil sendiri bakalan kayak gimana."

"Males ah Mah, biasanya juga dia naik taksi."

"Untuk kali ini kamu berbuat baik pada Kakakmu Rian."

"Memangnya selama ini aku sering berbuat jahat padanya? Kan tidak."

"Bukan itu maksud Mamah, biar dia tidak merasa sendirian. Kamu tahu sendiri dia manjanya seperti apa."

"Hem, iya-iya. Nanti Rian anterin ke kampusnya." Mamahnya tersenyum lalau mengecup singkat pipi anak sulungnya tersebut, Rian nampak tak suka karena menurutnya dia sudah dewasa dan Ia tak suka jika Mamahnya memperlakukan sama seperti apa yang di lakukannya pada Angel.

Pada dasarnya, Rian tak suka di perlakukan seperti anak kecil.

"Mamah berangkat dulu yah." Rian hanya bergumam menanggapi.

🌱🌺🌺🌺🌱

"Kak ayo berangkat." ucap Rian di depan pintu kamar Kakanya yang terbuka, Ia menyenderkan tubuhnya di pinggiran pintu.

"Kakak gak kuliah hari ini, mau di rumah saja." Rian menghela nafas.

"Ayolah Kak, nanti kalau ka Lucas marah gimana? Jangan membuat masalah terus deh."

"Biarin aja, dia juga gak peduli sama Kakak." jawab Angel dengan wajah merajuk.

"Kak Lucas kan lagi kerja, ngertiin dikit kek jadi pacar." Angelin menoleh ke arah Rian dengan mata membara.

"Ya tapi ini sudah lebih dari seminggu dia gak ngabarin Kakak, bahkan gak ada tanda-tanda dia bakalan pulang."

"Ya, mungkin perkerjaannya masih banyak."

"Tapi setidaknya dia ngabarin Kakak, kalau gini kan jadi Kakak yang bete." Rian memutar bola matanya jengah, Ia tak mengerti dengan isi pikiran Kakaknya tersebut.

Cantik, Iya.

Tapi, otak? Pas-pasan.

"Ayo berangkat, ade tunggu di depan." Rian hendak melangkah sebelum akhirnya Ia mengurungkan niatnya saat mendengar Kakaknya kembali berkata.

"Gak perlu Kakak mau berangkat sama temen." Rian menaikan sebelah alisnya.

"Siapa?"

"Kamu gak kenal."

"Udah bilang sama Kak Lucas?"

"Ngapain bilang, teleponnya aja gak aktif selama seminggu ini." katanya dengan jutek, Angel berjalan melewati Rian dengan menenteng tas selempangnya keluar kamar. 

🌱🌺🌺🌺🌱

"Malam ini kau mau ikut denganku?" tanya Putra, pada Angel. Pria yang pertama kali membuatnya kesal kini Ia justru menjadi teman baik semenjak kepergian Lucas ke luar negeri.

Angel tidak tahu Putra seperti apa sebenarnya, hanya saja melihat beberapa hari ini sikap pria di sampingnya itu cukup baik membuat Angel tak ingin berpikiran buruk tentang Putra. Jadilah dia menerima pertemanan ini.

"Angel?" Putra kembali bertanya saat melihat Angel hanya diam dan tak menjawab.

"Iya?"

"Jadi bagaimana? Mau ikut denganku?"

"Kemana?"

"Balapan motor, sekali-kali main liar temani aku yang jomblo ini. Hem?" Angelin menggeleng, meskipun Lucas melarangnya dekat-dekat dengan Putra Ia tak peduli karena kekasihnya itu sedang tidak ada disini jadi Ia bebas, tapi jika Putra meminta hal yang dikatakan Putra tadi Ia tak ingin. Bukan karena Ia tak percaya dengan teman barunya itu hanya saja Angel juga tak suka dengan acara balapan motor yang sering Lucas dan teman-temannya lakukan dulu.

Tapi sekarang Lucas sudah berjanji padanya tak akan balapan lagi.

"Maaf Putra, aku tidak bisa. Terima kasih atas tumpangannya." Putra diam dan membiarkan Angel keluar begitu saja dari dalam mobilnya. Putra menghela nafas kemudian menancapkan gasnya meninggalkan kompleks mewah tersebut.

Angel memasuki rumah tanpa mengetuk pintu, Ia berjalan dengan menari-nari kecil meskipun hatinya sedih karena belum kunjung mendapatkan kabar dari Lucas, tapi Ia masih memiliki semangat untuk menjalani hari-harinya.

"Mamah Angel pul...lang...." Angel mempelankan ucapannya ketika melihat seorang pria tengah berdiri tak jauh dari tempatnya. Pria itu menatap Angel dengan tajam dan dingin, seketika Angelin merasa gelisah keringat dingin mulai keluar.

"Lucas." ucap Angel pelan, Lucas berjalan mendekat ke arah Angel dengan tatapan menusuk.

Hingga sampailah pria itu tepat di depan Angel.

"Aku sudah katakan bukan, jangan pernah dekati pria itu." kata Lucas dingin. Angel menunduk dengan wajah takut.

"Maaf Lucas aku..."

"Percuma memperingatimu jika kau tetap akan melanggarnya." potong Lucas, yang kemudian berlalu melewati Angel. Tapi dengan gerakan cepat Angel mencegah pria itu dengan menarik kausnya.

Lucas berhenti tapi tak berniat membalikan tubuhnya.

"Aku bisa jelaskan." kata Angel dengan pelan bahkan terdengar seperti sebuah bisikan.

"Bukankah semuanya sudah jelas, kau melanggar perkataanku?" Angel menggeleng masih dengan wajah menunduk, meskipun Lucas tak melihat ke arahnya.

"Kamu tidak mengerti."

"Sebenarnya siapa yang tidak mengerti? Kamu yang melanggar perkataanku? Atau kamu yang sudah bosan denganku hanya karena aku tak memberikan kabar selama seminggu ini hingga kamu berselingkuh dengan pria itu?" Angelin menggeleng kuat, tak terima dengan tuduhan tersebut. Dengan keberanian yang Ia kumpulkan Angel mualai mengangkat wajahnya dan berdiri di depan kekasihnya.

"Aku tidak selingkuh." tegasnya.

"Lalu apa yang dikatakan dengan menjemput dan mengantarkan pulang seorang wanita yang sudah memiliki kekasih, jika bukan selingkuh namanya?"

Angel terdiam. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Aku....minta maaf..."

Lucas berlalu keluar dari kediaman Angel.

"Lucas!" Angel berteriak memanggil nama kekasihnya itu, bahkan kakinya mulai berlari mengejar motor Lucas yang melaju dengan kencang.

"LUCAS!"

Angel masih mempunyai tenaga untuk mengejar tapi kakinya seolah tak menuruti kemaunnya hingga membuatnya terjatuh dan membuat lututnya terluka mengeluarkan darah dan menghasilkan goresan cukup besar di lututnya yang putih.

Ia menangis tersedu-seduh, Angel tahu Ia salah tapi bukankah Lucas juga salah. Karena tak memberinya kabar selama seminggu lebih ini, tidak tahukah pria itu jika Angel sangat merindukannya. Bahkan Ia mengiksa diri tak makan selama 2 hari dengan alasan diet. Mengurung diri di kamar dan menangisi Lucas yang tak kunjung memberinya kabar.

Bodoh.

Itulah Angel, jika di sebut cinta atau obsesi. Angel memilih opsi pertama. Karena pada kenayataannya Ia bukan obsesi melainkan cinta mati pada Lucas.

🌱🌺🌺🌺🌱

"Bagaimana? apa kau sudah memiliki strategi untuk mendapatkan gadis itu?" tanya seorang pria berbadan besar tersebut kepada temannya yang sedang asik menghisap rokok dengan gaya cool.

Pria itu menghisap nya dan mengeluarkan asap dari rokok tersebut dengan bentuk beragam.

"Aku akan segera mendapatkannya."

"Tapi kau harus siap-siap untuk berhadapan dengan keluarga Robinson."

"Itu memang tujuanku, membuat Lucas lemah dan memberikan semua yang pernah kumiliki kembali padaku."

Peria berbadan besar tersebut menggeleng-geleng tak heran lagi dengan teman sekaligis bossnya tersebut, yang masih memiliki dendam terhadap keluarga Lucas Robinson.

"Aku hanya memperingatkan, Lucas bukan tepikal orang yang mudah di bohongi."

"Aku bukan orang bodoh yang tak tahu itu Kenal!" pria berbadan besar bernama Kenal tersebut hanya mengangguk angkuk sebelum akhirnya mengambil rokok, menyalakannya lalu menghisapnya.

🌱🌺🌺🌺🌱