webnovel

Kehidupan Didalam Mimpi

byVena_G · History
Not enough ratings
32 Chs

Masuk Kedalam Kehidupan Didalam Mimpi (8)

Anna menyadari tatapan Andre kepadanya,dan merasa sangat malu juga sedih.

Memangnya dia siapa??sampai harus dianggap oleh mereka sebagai keluarga.....

Mereka hanya mengasihaninya saja...tidak ada yang lebih. Memang benar perkataan Tuan Andre kepadanya.

Tapi Anna telah banyak berhutang budi kepada mereka.Khususnya Tuan Andre yang telah menyelamatkannya.

Dia pasti akan membalas budi mereka kepadanya.

Dia akan melakukan apapun demi untuk bisa membalaskan semua kebaikan mereka,kalaupun dijadikan sebagai pelayan pun ia akan melakukannya.

Dan akan mengabdikan diri kepada mereka,lagi pula ia tidak tahu siapa keluarganya dan kemana ia akan pergi setelah ini.

Waktu telah menunjukkan pukul 7 malam.

Udara pada malam itu sangat dingin dan disuatu ruangan santai dekat dengan kolam renang yang sangat besar itu namun tidak meninggalkan kesan elegannya juga beberapa tumbuhan hiasan yang menambah kesegaran mata untuk dilihat ditambah lagi dengan hiasan lampu yang indah membuat ruangan itu tidak terlihat sederhana itu.

Di ruangan tersebut telah ada Tuan besar serta Andre yang duduk saling berhadapan sambil meminum kopi hitam tanpa gula. Kesukaan mereka.

"Apa yang akan kau perbuat untuk gadis tersebut??"Tuan besar memulai pembicaraan.

"Untuk saat ini belum tahu"jawab Andre santai,sambil meminum kopinya.

"Andre....ingatkah kau akan janjimu pada Kakek waktu itu?!"Tuan besar mencoba mengingatkannya.

Andre terdiam dan tidak menjawab pertanyaan tersebut.

"Andre!!....dengarkan Kakek. Gadis tersebut adalah pilihan terbaik untukmu. Bahkan kau menyelamatkannya,kalau tidak!..untuk apa semua ini kau lakukan."

"Kakek!!..aku ingat akan janjiku,tapi untuk saat ini aku belum memikirkannya."tanpa melihat kearah Tuan besar. Tapi fokus menatap kopinya.

Andre berusaha untuk tetap bisa menjaga batas emosinya. Karena kelemahannya adalah pada rasa amarah itu sendiri.

Beberapa saat suasana menjadi sedikit hening,namun kemudian Tuan besar merubah posisi duduknya dan melihat kearah cucunya dengan serius.

"Gadis itu akan ikut kita pulang,dan kau harus menikah dengannya. Kakek sudah sangat bersabar untukmu,dan sekarang inilah yang terbaik."dengan nada yang tegas.

Andre tiba-tiba saja melihat kearah Tuan besar dengan pandangan tidak percaya.

"Iya!!kau harus menikah dengannya. Kakek mau kau menikah dengannya, janganlah menunggu lagi!"

Tiba-tiba Andre telah tersulut emosinya.

"Aku tidak akan menerima hal ini!..Kakek!!"raut wajahnya berubah dengan cepat,suaranya menggema di ruangan itu.

Menatap Andre dengan sedih. Dan mendesah pelan. "Baiklah...Kakek mengerti jika kamu belum ingin menikah,tapi gadis itu tetap akan ikut dengan kita. Kakek akan memberimu waktu untuk memikirkannya,tapi ingat ini adalah keputusan Kakek dan itu tidak akan bisa diubah."

"Dan gadis tersebut pasti akan memikirkan sesuatu untuk bisa membalas budi.Kakek yakin dia akan menyetujui keputusan Kakek ini."

"Tapi Kakek!!aku tetap tidak akan menerima ini!!...."suaranya terdengar sangat marah,dan membanting kopinya kelantai. Terdengarlah suara benda pecah.

Dua orang bodyguard Tuan besar yang bertugas berjaga didekat ruangan itu merasa heran dan terkejut dengan apa yang telah terjadi didalam.

Ingin melihat ke sana,tapi itu tidaklah mungkin.Jadi mereka hanya bisa menunggu konfirmasi dari dalam,dan tetap berhati-hati.

Mereka mendengar suara Tuan besar.

"Andre!!!!"kata Tuan besar dengan sangat tegas dan terlihat seperti sudah biasanya menghadapi sikap temperamen dari cucunya.

Namun dilihat yang ini cukup berbeda.

"Suka ataupun tidak suka!!kau harus tetap menerimanya."

"Kakek akan memberikan waktu untukmu memikirkannya!..Kakek akan pergi melihat kondisi gadis itu dulu."berdiri dan keluar dari ruangan itu.

Andre masih berdiri dengan wajah memerah dan pikirannya sekarang sedang kacau.

Emosinya memuncak.

Sudah diduga Kakek akan menjodohkannya dengan gadis tersebut.

Sementara Andre yang masih dalam keadaan emosi yang membara.

Kakek telah berada tepat didepan kamar Anna.Dan mengetuknya terlebih dahulu sebelum membukanya.

Mendengar ada yang mengetuk pintu,Anna melirik dan melihat ternyata itu adalah Kakek.

Kakek memberi kode kepada dokter dan pelayan untuk keluar,dan mereka pun keluar dari kamar itu.

"Nona Anna,apa yang sedang dipikirkan?"tanya Tuan besar sempat melihat Anna tampak memikirkan sesuatu.

"Ah..tidak Kakek."

"Bagaimana dengan kondisimu?"

"Berkat dari kebaikan Kakek dan Tuan Andre kondisi saya semakin membaik"

Tuan besar telah duduk di sofa samping kiri sisi tempat tidur Anna.

"Syukurlah...Tapi Nona Anna harus tetap ingat bahwa kita telah menjadi satu keluarga"

"Dan ceritakanlah jika ada beban di hatimu kepada Kakek..." Tuan besar menatap Anna dengan penuh pengertian.

Tampaknya rasa sayangnya mulai terbentuk untuk gadis yang terbaring ditempat tidurnya.

"Iya baiklah Kakek.....tapi bolehkah Anna mengatakan sesuatu."berusaha untuk mengucapkannya dengan baik.Tuan besar tampak menganggukkan kepalanya.

"Bicaralah..."

"Jujur,Anna sangat berterimakasih kepada Kakek dan Tuan Andre yang telah menolong saya, khusunya Tuan Andre. Dan saya ingin mengatakan bahwa,apakah yang bisa saya lakukan untuk membalas semua kebaikan Kakek dan Tuan Andre..."

"Dan sudah memutuskan untuk mengabdikan diri saya kepada keluarga Kakek.. semoga Kakek mau menerima bentuk terimakasih saya ini"mengatakan dengan penuh tulus.

Tuan besar melihat Anna dikuti dengan gerakan akan berdiri dengan bantuan tongkat kayu untuk menahan sebagian berat tubuhnya, dengan mimik wajah yang berubah cepat.

Anna merasa heran dengan perubahan ekspresi wajah dari Tuan besar yang begitu cepat.

"Apakah kau menyukai cucuku...katakan dengan jujur"Tuan besar terlihat sangat serius sambil memasukkan tangannya ke saku celana.

Untuk beberapa saat Anna ragu tapi karena Tuan besar yang terus menatapnya,tanpa berpaling seperti sangat mengharapkan jawaban darinya. Namun dirinya hanya bisa mengangguk setuju,karena rasa malunya untuk menjawab langsung pertanyaan sensitif seperti itu.Tapi tiba-tiba terlintas di ingatannya bahwa tatapan Tuan Andre kepadanya itu adalah tatapan ketidaksukaan.

Merasa sedih dengan apa yang dikatakan Tuan Andre kepadanya barusan. Membuatnya sedikit mengutuk dirinya sendiri. Seharusnya dia menjawab 'tidak'. Bukannya mengangguk setuju.

"Jika seandainya Kakek memintamu untuk menikah dengan Andre,apakah Nona Anna bersedia?!"

Anna sangat terkejut dengan permintaan dari Kakek tersebut, membuatnya bersemu merah.

"Hmmm....selamat beristirahat"Tuan besar keluar dari kamar tersebut. Ia telah mendapatkan jawabannya.