webnovel

Kehidupan Biasa Seorang Psikis Terkuat

Dunia yang mirip Bumi tetapi semua orang memiliki kemampuan, ada yang kuat dan ada yang lemah. Binatang binatang bermutasi dan mulai menyerang manusia.

aeoiu · Fantasy
Not enough ratings
3 Chs

Awal yang baru

Di Hutan

Di tengah hutan Amazon yang lebat dan meyeramkan terjadi perkelahian antara seorang manusia dengan monster kera raksasa, pertarungan terlihat sangat sengit, tetapi jika diperhatikan lebih baik, itu sebenarnya pertarungan satu sisi, monster kera tersebut tidak pernah mendaratkan serangan kepada manusia tersebut dan sebaliknya, setiap kali manusia tersebut menyerang, pasti serangannya mendarat di monster kera tersebut.

5 menit kemudian

"Aaarghh!, aku bosan, mungkin seharusnya aku tidak menerima misi ini? Haruskah aku berhenti dan keluar dari pasukan itu? hmm, mungkin itu lebih baik, aku akan memohon ke Kak Ketua yang Cantik agar mengeluarkanku dari pasukan itu, hehehe. Baiklah monyet besar, aku akan pulang sekarang jadi saatnya mengakhiri ini kemudian manusia itu mengangkat tangannya kedepan dengan keadaan terbuka menghadap ke monyet besar kemudian dia mengepalkan tangannya dan"bam!" monyet tersebut hancur berkeping keping menyisahkan intinya yang berwarna ungu. Manusia itu mengambil inti itu dan terbang entah kemana.

Di Kota Z

"Ketua, aku kembali" kata seorang anak berusia sekitar 17 tahun

"Kamu bembali Ian, bagaimana bisnisnya?" tanya Ketua Ian yang berusia sekitar 23 tahun

"Membosankan ketua, sangat membosankan"Kata Ian

"Mau bagaimana lagi, Inti tersebut dibutuhkan oleh seseorang yang mau membayar mahal untuk itu" kata Ketua

"Ketua, aku punya permintaan"kata Ian

"Apa itu Ian?" tanya Ketua

"Ketua aku ingin memundurkan" Kata Ian

"Apaa!, kamu ingin memundurkan diri? kenapa kamu ingin keluar?" tanya ketua dengan nada agak marah

"Ketua, kehidupanku membosankan, aku ingin hidup yang lebih menyenangkan" kata Ian

"Apakah kamu bosan melihatku?" tanya Ketua

"Aku tidak bosan Ketua, aku sangat senang melihatmu ketua, tapi hanya melihatmu tidak cukup ketua dan meskipun.. ehm.., Aku masih ingin memundurkan diri Ketua, maafkan Aku Ketua" kata Ian

"Kalau kamu memundurkan diri, maka kamu tidak akan pernah melihatku lagi, maukah kamu?" tanya Ketua dengan marah

"Tentu saja Aku ingin selalu melihatmu Ketua, tetapi Aku tidak bisa menahannya Ketua, dan jika kamu tidak mengizinkanku untuk mundur mungkin ini akan menjadi terakhir kalinya kita bertemu Ketua" jawab Ian dengan wajah sedih

Ketua tau apa yang dimaksud Ian, Ian akan melarikan diri tanpa jejak seperti ditelan kegelapan dan Ketua tidak meragukan itu.

"Baiklah aku akan menerima pengunduran dirimu, dan mulai sekarang jangan panggil Aku Ketua lagi, panggil saja namaku" jawab Ketua mengalah

"Baiklah kak Nisa, terima kasih kak telah menerima pengunduran diriku, ini dokumenku kak, kalau begitu aku akan pergi kak, terima kasih karena menjagaku selama ini kak, selamat tinggal" Ian berkata dan berbalik pergi

"Tunggu, kapan Aku bilang kamu bisa pergi?" teriak Nisa

"Tapi kamu bilang kalau Aku memundurkan diri Aku tidak akan pernah bisa melihatmu lagi, jadi Aku langsung pergi" kata Ian tanpa daya

"Aku bercanda, Bercanda! Ok" Kata Nisa dengan keras

"Baiklah kak, kalau begitu apa sekarang? aku tidak bisa menyia nyiakan waktuku" ucap Ian

"Aku tau hari ini pasti akan terjadi sigh, sebelum kamu pergi bisakah kamu memantu kakak?" tanya Nisa

"Apa itu kak?" tanya Ian balik

"Sudah kubilang bisakah kamu membantuku? kalau tidak bilang saja" ucap Nisa dengan nada tinggi

Hal ini membuat Ian bingun? apa yang bisa saya bantu untuk 'Ketua' dari yang bahkan negara terkuat takut padanya?

"Baiklah apa itu kak?" ucap Ian

"Kamu tidak akan menolaknya kan?" tanya Nisa

"Aku tidak akan menolaknya" ucap Ian

"Kamu janji tidak akan menolaknyakan?" tanya Nisa memastikan

"Aku berjanji tidak akan menolaknya kak, aku berjanji atas nama Ibuku" jawab Ian dengan serius

"Apapun kan?" tanya Nisa dengan sangat cepat

"Ya apapun itu kak" Jawab Ian dan merasa ada yang salah

"Yey, kamu akan menepati janjimu kan?" tanya Nisa memastikan

Menyadari bahwa dia telah ditipu Ian hanya bisa pasrah " Ya kak, apapun itu"

"Meskipun aku memintamu untuk masuk kesini lagi?" tanya Nisa dengan nada yang salah

"Ya..." Ian hanya bisa menjawabnya dengan lemah, Ia telah berjanji apalagi mengatas namakan Ibunya, dia tidak akan pernah melanggarnya

Melihat Ian yang kehilangan semangatnya Nisa tidak tega melihatnya "Baiklah baiklah, jangan khawatir, Aku tidak akan memintamu untuk bergabung kembali" setelah itu Nisa berjalan ke belakan Ian dan memeluknya dari belakang. Ian bisa merasakan dada Nisa yang besar menekannya. Nisa kemudian mendekatkan mulutnya ke teliga Ian dan berkata dengan lembut "Bantu kakak menjadi seorang wanita Ian"

Tubuh Ian menjadi kaku, tapi segera rilex "Apakah kamu yakin Kakak? kamu bisa mencari orang yang lebih baik dariku kak"

"Aku tidak ingin orang lain Ian, dan apakah ada orang yang lebih baik darimu? tidak ada kan?" ucap Nisa dan bertanya

"Tapi apa kata Ayah dan Ibumu? mereka pasti akan membunuhku kalau merka tau apa yang Aku lakukan dengan anak perempuan mereka" jawab Ian dengan nada yang tidak yakin

"Tenang saja Ian, mereka tau kok tentang kita, hehehe" ucap Nisa sambil terkekeh

"Jadi mereka sudah tau yah, apa boleh buat" ucap Ian

"Kalau begitu ikuti kakak" Ucap Nisa sambil berjalan ke sebuah ruangan di samping kantornya

Ian lalu mengikuti Nisa ke ruangan tersbut

"Jadi apa sekarang kak?" tanya Ian

"Sekarang kita mulai, jadi Ian rawat aku" ucap Nisa

"Baik kakak" ucap Ian

Ian mulai dengan mencium mulut Nisa, dan Nisapun membalas ciuman Ian, mereka berdua bergulat lidah, setelah 10 menit mereka kehabisan nafas dan terengah engah. Seakan saling memahami, Ian mulai membuka pakaian Nisa tanpa sisa dan menikmati pemandangan spektakuler yang disuguhkan oleh Nisa. Nisa juga membantu Ian melepas pakaiannya dan kemudian bertemu Adik laki laki Ian. Nisa tidak pernah mengira bahwa Ian menyembunyikan Adik laki laki yang besar di bawahnya. Dan dengan begitu merekapun bergulat. Suara erangan terdengar sampai kantor Nisa yang ada disampingnya, untungnya tidak ada orang disekitar atau mereka akan mengira ada monster digedung ini.

Pagi selanjutnya

"Selamat pagi kakak? bagaimana keadaanmu?" tanya Ian

"Cukup baik, kamu terlalu ganas kemarin, bahkan sampai malam tanpa membiarkan kakak istirahat, untung kita memiliki keuata yang kuat, kalu tidak, kita mungkin tidak bisa bangkit seharian" jawab Nisa

"Hehehe, itu pertama kaliku jadi aku tidak bisa mengendalikan diri, Aku minta maaf kakak" ucap Ian

"Tapi itu juga pertamakaliku tau, itu cukup menyakitkan, jadi apa rencanamu selanjutnya?" tanya Nisa

"Aku ingin masuk sekolah kak, aku ingin punya teman, bermain secara normal, dan mungkin bisa memiliki banyak wanita ,hahaha"

Nisa kemudian mencubit pinggang Ian

"Ampun kakak, meskipun nanti aku memiliki banyak wanita, aku pasti tidak akan melupakanmu kakak"

"Benarkah?" tanya Nisa

"Benar kakak, aku janji, lagipula kamu tidak akan lolos dari genggamanku kakak, hehehe" ucap Ian dengan terkekeh

"Baiklah, ngomong ngomong kamu sudah mengurus berkasmu untuk masuk sekolah?" tanya Nisa

"Belum kak, aku baru memikirkannya saat misi jadi hehehe.."

"Baiklah baiklah aku akan mengurusnya, jadi dimana kamu ingin sekolah?"

"SMA 2 saja kak, Biar kita sering ketemu, hehehe"

"Baiklah, Minggu depan kamu bisa pergi kesana"

"Terima kasih kakak, Aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu Ian"