webnovel

flashback (2)

"sayang kamu kenapa atau mana yang sakit?" ucap ardi pada lala yang tampak lemah berbaring ditempat tidur, lala hanya membalas dengan senyuman lebar yang mengartikan bahwa ia tidak apa-apa. "aku mohon lak untuk kali ini turuti perkataanku bahkan ini kemauan ku yang paling kuharapkan, aku mohon berhentilah berkerja. aku tau kamu hebat tapi kerjaanmu ini tidak baik unuk kesehatanmu lak apalagi disaat seperti ini kalau aku sedang jauh siapa yang akan mengurusmu? aku hanya terlalu sayang padamu la" ungkap ardi pada lala dengan sangat mohon agar lala mendengarnya.

dengan rasa bersalah lala siap menuruti keinginan ardi "baik lah aku akan segera urus surat resign, tapi aku mohon jangan beritahu ibu atau keluargaku bahwa aku sedang sakit". "aku tidak akan memberitahu mereka kalau kamu mau segera minum obat ini". "baiklah sayang" jawab lala singkat. semua akan lala lakukan demi kelurga dan ardi, begitu pula dengan ardi yang akan melakukan apa saja untuk lala. tapi sayangnya ardi dengan begitu mudahnya berubah kepada lala, mulai dari sikap, perhatian, waktu dan lainnya.

disore hari ardi mengabarkan lala bahwa ia ingin mengakhiri semua hubungannya dengan lala.

"la terimakasih ya atas semuanya blablablaaaa....

aku lepakanmu karna allah semoga kamu bisa menjadi yang lebih baik lagi tanpaku, aku harap kamu kuat menghadapi semua ini wassalam"

begitulah pesan yang ardi kirimkan pada lala yang tanpa sadar menetaskan air mata saat membacanya. lala tidak pernah menampakkan kesedihannya pada siapapun yang menyakitinya karna baginya orang tersebut harus menyesal telah meninggalkannya.

"oke baiklah jika itu yang kamu mau aku terima keputusanmu dan soal janjimu Dan planning kita kedepannya kau lupakan saja aku tak pernah menganggap itu ada!"

jauh dalam lubuk hati lala sangat sakit menerima perbuatan ardi tapi apa boleh buat lala harus berani maju seola-olah tidak ada apaapa yang terjadi. "tega kamu di tegaaa (tangisan lalapun pecah) aku gak akan bisa hidup tanpa mu, tidak tidak tidak sebelum mengenalnya aku baik-baik saja aku yakin aku bisa hidup tanpamu semangat!" lala langsung menghubungi zafira dan menceritakan semuanya, sebagai sahabat yang baik zafira pasti juga kesal dan bisa merasakan apa yang sahabatnya rasakan.

"sabar ya lak, aku yakin kok dia bakal nyesel udah ninggalin kamu. kamu harus tenang lak kan ada aku dan yang lain masih banyak yang peduli padamu lak" dalam hati zafira berkata-kata dengan kesal "lihat saja nanti, berani-beraninya kau khianati sahabatku" grutunya kesal.

"fir kamu pasti tau kan aku resign kerja karna ingin memenuhi ke mauan dia tapi, kenapa dia tega ninggalin aku" ucap lala disebrang telpon

"udah jangan pikirin dia lagi dia udah jahat sama kamu". "iya kamu bener banget dia jahat, ingat ya fir aku akan bikin dia nyesal udah ninggalin aku tanpa alasan gini aja".

****

"sayang kamu udah pulang kerja?"

"belum ni yng sebentar lagi" (balas al singkat)

"baiklah hati-hati dijalan jika pulang nanti sayang" balas lala dengan penuh perhatian

"ok sayang".

lala langsung menuju teras rumah dimana setalah sholat asar keluarga sering kumpul di teras rumah lala.

"hai sayang" sapaan untuk hiro ponakan tersayang dan lala segera menggendong hiro mengajaknya untuk bermain tetapi hiro menolak karna ia sedang bermain dengan mainannya.

"la bisa gak sih kamu itu gak usah ganggu hiro main" suara lantang itu mengejutkan batin lala.

"ada apa kak?" tanya lala perlahan

"aku gak mau aja hiro main sama kamu, apalagi dia lagi asik main terus kamu ganggu dia itu bikin aku pusing tau gak. udah pergi sana dia bisa main sendiri kok". ucap ita begitu kesal dan lala hanya terdiam mendengarnya, padahal maksud hati lala adalah ingin menemani hiro bukan mengganggu hiro, lagi dan lagi hanya masalah sepele ini lala menjadi tambah malas untuk berkomunikasi dengan orang dirumahnya.

lala langsung menuju kamar dengan mata yang berkaca-kaca dan rasa sesak didadanya setelah mengunci pintu kamar, lala segera duduk dipinggir sofa yang berhadapan dengan cermin kamarnya.

"ya tuhan, apakah hambamu ini salah dalam melakukan tindakan? apakah semua orang membenci kehadiranku? atau mungkin mereka benar-benar tidak perduli dengan perasaanku?,"....