webnovel

Setuju untuk Menikah

Sudah 2 hari sejak kejadian itu, aku tak bisa menghubungi pacar ku, telponnya tak aktif. Pagi ini aku telpon ke rumah nya, namun ternyata dia dan kedua orang tuanya berangkat ke luar negeri tadi malam, aku hanya bisa menangis. Namun tangis ku terhenti Ketika ibu ku mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar ku.

"Kirana,, kamu tidur?" tanya ibu ku melihat ku yang tengkurap di tempat tidur ku, dengan cepat aku mengusap air mata ku dan mengontrol emosi ku. "hampir Bu, tapi karea ibu masuk nggak jadi dehhh,,, hoaaammm" ucap ku sambil berpura pura mengantuk, "kamu nggak ke sekolah hari ini" tanya ibu ku "belum bu, ntar jam 10 karena hanya tinggal sidik jari saja" jawab ku , "ohhh, gitu, " sahut ibu ku. Aku hanya mengangguk. "nak,, malam ini orang tua Farhan akan datang untuk bertemu dengan mu, kamu nggak apa2 kan" ucap ibu ku lagi , "iyaa Bu, aku sekarang ikut ibu dan ayah saja", jawab ku pasrah, Ibu ku melihat wajah ku "kamu habis menangis,?" tanya ibu ku. Aku dan ibu ku Sangat akrab tak kan ada yang bisa ku tutupi dari nya. Aku memeluk ibu ku dan menangis di pelukannya. Aku menceritakan semua ke ibu ku kejadian di telpon malam itu, perasaan ku, perasaan pacar ku, dan kepergian nya ke luar negeri. Ibu ku terus memeluk ku dan mengusap punggung ku. "itu artinya kalian belum berjodoh nak, sekarang kamu mandi, dan siap2 buat kesekolah yaa, karena Farhan bakal an datang untuk mengantarkan mu kesekolah." ucap ibu ku, dan aku pun menuruti nya.

Farhan mengantar ku ke sekolah, dan menunggu ku didepan sekolah. Aku hanya datang untuk cap Jari ijazah, jadi hanya sebentar, aku bertemu dengan beberapa teman sekelas ku dan aku memiliki seorang sahabat tapi dia tak menyelesaikan SMA nya karena harus 'menikah' saat msih duduk di kelas 2. Sejak saat itu kami hanya berkomunikasi lewat telpon karena dia harus mengikuti suami nya yang berprofesi sebagai atlet dan berpindah pindah kota.

"Kirana, siapa tuhh yang antar,?" tanya Ria salah seorang teman sekelas ku, "Kakak" jawab ku singkat. "kakak, kah kakak ketemu gede nih" sahut nya menggoda ku "kamu udah putus kah sama kak Raihan?" lanjutnya, "hmmmm" aku hanya menjawab nya singkat.

----------_----------

"Kak, Ayoo pulang" ucap Ku pada Farhan, Aku dan Farhan terpaut usia 5 tahun, dia jauh lebih dewasa di bandingkan aku. Aku kini baru berusia 18 tahun. "Kita makan siang dulu yaa, aku sudah izin sama ibu tadi" ucap nya lembut. Aku hanya mengangguk. Kami pun tiba di sebuh tempat makan.

Kak Farhan orang yang tak banyak bicara, dan menurut orang tua, dan Paman ku yakni Om Anshar dia orang yang sangat sabar. Kami makan dalam suasana hening dia hanya sesekali menatap ku dan kami hanya saling melempar senyum. Akhirnya aku memulai untuk membuka obrolan.

"Kak, apa malam ini orang tua Kakak kerumah untuk membicarakan pernikahan?" tanya ku to the point. "iyaa, tepat nya membicarakan mengenai lamaran" jawab nya jelas. "kakak yakin mau nikah sama aku yang baru lulus SMA ini" tanya ku lagi. "yakiin" jawab nya serius. "tapi aku nggak bisa masak, nggak pernah nyuci, dan aku nggak bisa dan nggak mau bersihin ikan" ucap ku jujur dengan semua kekurangan ku. Ucapan ku malah membuat Farhan tertawa "hahahah, de' de' , aku juga sudah tau itu, di tambah kamu manja, kamu cerewet, dan bawel, tapi aku ini calon imam kamu, aku yang bertanggung jawab kepada mu setelah kita menikah, dan aku menikahi kamu bukan buat itu semua, kita bisa beli makan, masalah nyuci, kan ada mesin cuci ada laundry juga, seiring berjalannya waktu kamu akan bisa" ucap nya bijaksananya, dan aku tak tahu harus berkata apa lagi. "tapi kak, aku masih punya keinginan dan aku takut setelah menikah nggak akan bisa menjalankan nya" ucap ku ragu. "keinginan apa dan kenapa nggak bisa?" ucap nya lagi "aku ingin kuliah dan bekerja" sahut ku mantap. "boleh saja kenapa nggak," jawab nya kalah mantap, "alah, paling sekarang iya ntar kalau udah nikah aku nggak di kasih ijin" ucap ku "kita bisa menikah bukan berarti aku mengekang mu, hanya saja membatasi kebebasan mu, tapi kalau kuliah dan bekerja aku akan mengijinkan nya. okee" jawab nya meyakinkan ku. "okee, kalau gitu aku setuju buat nikah sama kakak" sahut ku akhirnya. " Makasih yaa de' , aku tahu kamu nikah sama aku karena orang tua mu tapi asal kamu tahu, aku menikahi mu karena kamu pilihan hati ku dan aku akan membuat mu lebih bahagia dan menyadari bahwa kamu telah mencintai ku" ucap nya sungguh2.