Yu Xiangyang menatap Su Huiqing yang tampak menatap ke bawah, sehingga tak terlihat jelas raut wajahnya.
Tapi dia bisa melihat tangan Su Huiqing mencengkram tasnya kuat-kuat, dia tahu kalau Su Huiqing sudah tidak sabar lagi.
Sedangkan sekelompok perempuan di hadapannya itu terlihat begitu membencinya. Gadis berambut pendek itu tertawa dingin, "Minggir? Hari ini kami ingin memberitahumu kalau sampah harus bersikap seperti sampah. Lain kali kalau sampai kamu mempermainkan Anan lagi, kami tak peduli walaupun kamu adalah anggota Keluarga Su!
Yu Xiangyang mundur selangkah dan menatap sekelompok perempuan itu dengan simpati.
Su Huiqing menurunkan tasnya lalu meletakkannya di belokan tangga, kemudian dia tampak mendongak.
Beberapa perempuan itu sudah mengepungnya, dan gadis berambut pendek itu sedang mengulurkan tangannya ingin menarik rambut Su Huiqing.
Plak!
Kecepatan gadis berambut pendek itu sangat cepat, tapi Su Huiqing sudah berkultivasi semalaman, ditambah lagi dia sudah memasukkan jiwa giok kuno itu ke dalam badannya, jadi penglihatannya sudah berbeda dengan yang dulu.
Dia menyipitkan mata dan menatap ke arah gadis berambut pendek tersebut. Begitu gadis itu mengangkat tangan, dia langsung mencengkram pergelangan tangannya!
Semua orang hanya terdiam melihat kejadian ini. Su Huiqing kemudian memasukkan tangan kirinya ke saku, sementara tangan kanannya mencengkram pergelangan tangan si gadis berambut pendek tersebut.
Raut wajah gadis berambut pendek itu terlihat tidak percaya dan tampak kesakitan!
Gadis berambut pendek ingin mengangkat tangannya yang satu lagi, tapi Su Huiqing langsung melepaskan tangan dan menendang dadanya dan menginjak dada gadis berambut pendek tersebut. Lalu dia tampak menunduk, nada bicaranya terdengar cuek, "Orang boleh bodoh, tapi tetap harus berotak."
"Aku tidak menyalahkan kalian yang tidak punya kemampuan menilai, tidak masalah kalau menjadi sasaran, asalkan jangan menggangguku." Setelah itu, Su Huiqing terlihat mengangkat kakinya lalu mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan gadis rambut pendek serta teman-temannya itu.
"Oh ya," Sebelum pergi, dia memiringkan kepala dan tertawa pelan, ujung bibirnya tersenyum sinis, "Tolong jangan memaksaku bertindak lebih. Orang yang memaksaku hanya akan berakhir dengan dua kata, yang pertama, mati."
Suaranya terdengar datar tapi aura di tubuhnya terasa sangat kuat. Suara datarnya yang mengatakan 'mati' itu membuat semua orang yang ada di sana merinding!
"Dan yang kedua ..." Su Huiqing tampak menyipitkan matanya. Mata hitamnya yang biasa saja kini berubah dengan penuh rasa permusuhan, "Hidup segan mati tak mau."
Setelah berkata demikian, dia lalu berdiri dengan malas. Saat dia menoleh lagi, raut wajahnya sudah terlihat kembali normal.
Satu tangannya membuka permen karet sementara satu tangannya yang lain sedang menenteng tas ranselnya. Dia kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke kelasnya.
Apakah orang yang auranya meledak-ledak itu tadi adalah Su Huiqing?!
Orang yang gerak-geriknya terlihat malas itu ternyata bisa menakut-nakuti semua orang hanya dengan sedikit ucapannya saja? Apakah orang itu benar-benar Su Huiqing?!
Sekelompok perempuan itu terlihat meneteskan keringat dingin dan saling bertatapan, mereka sangat terkejut dengan kejadian barusan.
Su Huiqing berjalan ke kelasnya sendiri lalu mendorong pintu dan masuk ke dalam.
Kelas 16 di lantai 5 adalah kelas terburuk di antara kelas 3 SMA, di dalamnya berisi murid yang hanya menghabiskan harinya dengan bermain saja. Sekarang adalah waktu untuk belajar pagi, tapi di dalam kelas tersebut malah sangat ribut.
Sampai seseorang muncul di pintu kelas, dan seketika kelas itu menjadi senyap.
Seolah ada yang tiba-tiba menekan tombol jeda.
Su Huiqing melihat suasana kelas itu dengan wajahnya yang seputih. Dia muncul begitu saja di hadapan mereka, matanya terlihat jernih dengan bulu mata lentik yang sedikit bergoyang, dan menunjukkan tatapan dingin. Raut wajahnya terlihat datar dan sikapnya juga terkesan cuek.
Dengan cepat dia melihat kursinya di barisan paling belakang dan berjalan cuek ke sana.
Plak!
Dia meletakkan tasnya di atas meja, membuat teman semejanya, Qu Yan, yang sedang menunduk bermain game jadi terkejut.
Mereka berdua, yang satu adalah Nona besar Su yang sangat bodoh dan tidak berguna, dan yang satu lagi adalah anak orang kaya baru dari Keluarga Qu yang nilainya sangat jelek. Mereka berdua adalah objek penghinaan di sana dan kebetulan duduk bersama.
Qu Yan mendongakkan kepalanya untuk melihat Su Huiqing, dan dia tampak terkejut, "Kamu ... Kamu … Kamu … Apa kamu tidak salah tempat duduk?"
"Kalau ini adalah tempat Su Huiqing," Ucap Su Huiqing sambil mengeluarkan buku, dia menoleh dan melanjutkan, "Maka aku tidak salah tempat."
Kata-katanya ini membuat seluruh murid di sana menarik napas dalam.
Su Huiqing malas melihat tatapan mereka, jadi dia mengeluarkan bukunya satu per satu.
Qu Yan yang melihatnya seperti ini segera mendekatkan wajahnya, dia terlihat sedih, "Qingqing, apa kamu sudah memutuskan untuk belajar dengan tekun? Sudah tidak sealiran denganku lagi?!"
Su Huiqing tidak menjawab, setelah mengeluarkan buku, dia segera bersandar di meja lalu tidur!
Semalam dia sangat sibuk dan belum sempat tidur, tentu saja dia harus menebusnya.
"Ternyata kamu mau tidur, membuatku kaget saja. Aku kira kamu …" Ucap Qu Yan sambil menepuk dadanya lalu menghela napas lega.
Su Huiqing tiba-tiba membuka mata, tatapannya terlihat dingin dan berkata, "Diam."
Satu kata ini walaupun terdengar datar, tapi terdengar sangat kuat. Qu Yan tampak terkejut lalu menutup mulutnya.
Qu Yan melihat Su Huiqing sambil bermain ponsel, tak lama kemudian dia kembali tenggelam dalam game-nya. Kalau bukan marah dan memaki-maki, dia akan membenturkan kepalanya ke meja karena dipermainkan, "Sial, kenapa mati lagi, apa ini …"
Qu Yan lagi-lagi mengeluh dan memukul meja dengan kesal.
Suaranya terlalu keras.
Su Huiqing tampak cemberut, dia mengangkat kepalanya dan tatapannya tampak dalam. Kemudian dia merebut ponsel Qu Yan sementara satu tangan lainnya membuka permen karet.
Qu Yan masih mengeluh, tapi ketika tiba-tiba ponselnya direbut, dia tampak tercengang menatap Su Huiqing.
Jari-jari putihnya menekan layar, ultimate skin, buff, cooling point …
Peng ...
Level yang dari tadi tidak bisa Qu Yang lewati akhirnya sudah berhasil dilewati!
Qu Yan terkejut, dia adalah ahli dalam bermain game, tapi permainan ini diciptakan oleh orang dari Guoji Center, sejauh ini hanya sedikit orang yang bisa melewati level tersebut. Tapi Su Huiqing bisa berhasil dengan semudah ini?!
Tapi belum selesai!
Karena Su Huiqing juga melewati level berikutnya!
Dan itu adalah level yang menurut kabar hanya bisa dilewati oleh beberapa orang saja di seluruh negeri ini!
Gila, Su Huiqing, apa yang ingin kamu lakukan?!
Setelah selesai, Su Huiqing mengeluarkan permen karet di dalam mulutnya lalu melempar ponsel tersebut ke meja dan menoleh, "Jangan mengganggu tidurku lagi, oke?"
"Iya." Jawab Qu Yan sambil menganggukkan kepala dengan takut.
Melihat permintaan pertemanannya tiba-tiba meningkat drastis, dia kemudian melihat ke arah Su Huiqing yang kembali bersandar di meja.
Jadi, hanya karena tidurnya terganggu, Su Huiqing sampai membantunya melewati level itu?
Pelajaran terakhir sore itu adalah pelajaran olahraga. Qu Yan yang membereskan barang-barangnya terlihat menatap Su Huiqing dengan tatapan menyimpan niatan tertentu, "Qingqing, ayo kita membolos, aku akan mentraktirmu makan BBQ!"
Su Huiqing menatapnya lalu meraba dagu dan mengangguk, "Boleh saja."
Qu Yan ini adalah salah satu teman dari sedikit teman yang dimiliki Su Huiqing yang dulu.
"Dari jalan ini ke sana, ada sebuah kedai BBQ yang sangat lezat. Aku baru menemukannya belum lama ini," Ujar Qu Yan yang membawanya berbelok ke sebuah gang kecil, "Percayalah kamu akan ketagihan …"
Namun Qu Yan tiba-tiba menghentikan bicaranya.
Su Huiqing pun mendongak, di jalan ada beberapa pemuda berambut kuning yang sedang merokok.
Saat melihat Qu Yan, salah satu dari mereka membuang rokok dan menepuk pundak Qu Yan, "Orang kaya baru, bagaimana kalau kamu memberi kakak-kakak ini uang jajan? Kakak-kakak sudah tidak tempat untuk mencari uang lagi."
Qu Yan pun segera menarik Su Huiqing agar berdiri di belakangnya, sambil memegang tas dia berkata dengan waspada, "Berapa yang kamu inginkan? Aku akan memberikannya."
Sepertinya Qu Yan sudah biasa diperas.
Su Huiqing hanya melihat punggung Qu Yan, ini pertama kalinya ada orang yang melindunginya di depan orang lain. Kemudian dia terlihat menghela napas.
Setelah itu dia mengangkat tangan dan menarik uang yang baru saja dikeluarkan Qu Yan dengan santai.
Bersamaan dengan ini, terdengar suara tawa dari belakang, "Nona besar Su, perlu bantuan tidak?"