33 Merindukanmu!

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Pertempuran melawan penjahat di gedung besar pun usai. Pasukan Serigala Berdarah tim A dengan cepat menghilang tanpa sepengetahuan orang-orang di sekitar.

Setelah naik helikopter, enam prajurit terkenal dari grup A tim Serigala Berdarah telah melepas topinya. Di dalam helikopter, mereka sedang mengobrol santai, bahkan ada yang bercanda tawa. 

Ye Cheng si pemberi komando, Fang Zhuo sebagai perisai tim, Si Bodoh bagian pemadam api, dan Jiang Hai si tim penyelamat, dan semua wajah mereka ditutupi. Meski demikian, kamuflase mereka tetap terdeteksi oleh sinar infra merah. 

Pertempuran yang baru saja terjadi sangat sempurna, namun Lao Cai yang selalu ketat dan serius tidak peduli dengan mereka.

Di dalam helikopter, hanya Lu Beixiao yang diam saja dan langsung duduk di tempat paling atas.

"Hei, Lu Beixiao, ayo mengobrol dengan kami, jangan diam sendirian saja. Kau mabuk cinta?" Ujar Ye Cheng tanpa takut menyinggung Lu Beixiao.

"Aku memikirkan adikmu!" Ucap Lu Beixiao tanpa mengangkat kepala.

Apa yang salah dengan ucapan itu?

"Tuan! Tentu aja adik yang dipikirkan oleh Lu Beixiao adalah adikmu."

"Adikku ada banyak. Kau memikirkan yang mana, hah?" Goda Ye Cheng.

"Ha? Lu Beixiao menyukai seorang gadis?" Tanya Si Bodoh sambil memegang kepala belakang.

"Ha! Ha! Ha! Haha..."

Setelah Si Bodoh bicara, para pasukan lain yang awalnya meragukan orientasi seksual Lu Beixiao pun tertawa.

Lu Beixiao tidak menjawab, hanya tersenyum dingin.

Sebelumnya, ia tidak menemukan gadis yang bisa menggerakkan hatinya!

Kapanpun ia membawa gadis, geng Mata Merah akan menggoda cucunya itu!

*****

Helikopter mendarat di pangkalan saat langit sudah gelap. Karena pertempuran mereka sempurna, Lao Cai tidak menceramahi mereka dalam evaluasi akhir tugas.

Lu Beixiao tidak memperdulikan siapa-siapa dan langsung menuju asrama.

Ya, suasana hati Lu Beixiao kelihatannya sedang tidak baik, jadi tidak ada orang yang berani menyinggungnya.

Sesampainya di kamar asrama, Lu Beixiao melepas dua hingga tiga peralatan dari tubuhnya, lalu mengambil pager yang ada di bawah bantal.

Tak disangka, pager itu bergetar.

Lu Beixiao yang baru saja melepas pakaian, langsung tertegun. Ia pun mengangkat senyum: Akhirnya, ada pesan dari gadis bodoh!

Kalau tidak, saat kembali nanti, Lu Beixiao akan menghabisinya! Tentu akan menggodanya sampai membuatnya tidak berani menyapanya lagi.

Di layar tipis pager,tertera waktu munculnya pesan sekitar setengah jam yang lalu. Tapi karena pager itu mati sehinga sinyal yang diperoleh jadi lambat, pesan itu baru muncul sekarang.

"Kak Beixiao, aku ada di Kota L, aku merindukanmu! Muah!"

Astaga kata 'Merindukanmu'! Sungguh sebuah kata yang menggetarkan hati prajurit yang angkuh ini.

Di mata Lu Beixiao hanya ada satu kata itu, di otaknya dipenuhi dengan wajah Ye Qiao yang sedang tersenyum sampai menampakkan lesung pipitnya.

Awalnya, suasana hatinya sedang berada di titik terendah, seketika hatinya melompat senang seperti anjing husky. Ia tetap menggenggam benda hitam kecil itu, lalu bergulung ke tempat tidur.

"Beixiao, kau kenapa? Kerasukan roh?!" Si Bodoh dan Ye Cheng satu per satu masuk ke kamar asrama. Ketika melihat Lu Beixiao bergulung-gulung di atas tempat tidur, Si Bodoh tegang.

Si Bodoh serius menanggapi itu. Dia orang yang percaya takhayul, dan tidak bisa menghilangkan pikiran takhayul dari dirinya.

Ye Cheng juga merasa Lu Beixiao gila!

Baru saja ditinggal ke halaman sejenak, Lu Beixiao sudah berubah seperti ini. Si Bodoh melihat pager yang tidak pernah dinyalakan sebelumnya. Apakah teman sekamarnya itu sedang jatuh cinta?

Lu Beixiao berhenti sejenak. Ia membaca dengan cermat pesan itu. Sedang apa gadis bodoh itu di Kota L?

Kalau Lu Beixiao tidak salah ingat, Kota L adalah tempat gadis bodoh itu dibesarkan.

Lalu, ketika Lu Beixiao memikirkan kata "Muah", Si Bodoh tiba-tiba menempelkan kepala Lu Beixiao dengan kertas kuning yang biasa ditempelkan pada vampir. Si Bodoh berharap roh jahat yang merasuki Lu Beixiao bisa pergi. 

Kemudian, seketika kamar asrama itu pun menghening...

avataravatar
Next chapter