Ye Qiao memasang telepon di rumah keluarga angkatnya. Setelah telepon itu terpasang, ia langsung menghubungi pager Lu BeiXiao .
Sayangnya, ada batasan jumlah mengirim pesan ke pager. Ye qiao mengirim empat pesan dalam satu baris.
"Kak Beixiao, nomor telepon rumah lamaku 051X8501XXX."
"Kak Beixiao, fokuslah bekerja, jangan terus memikirkanku, jangan terus melihat pager."
"Kak Beixiao, kau bertanggung jawab melindungi negara, aku bertanggung jawab untuk merindukanmu."
"Kak Beixiao, aku merindukanmu, muah!"
Ye Qiao pun menutup telepon, kemudian melihat sekitar. Untung saja di ruangan ini hanya ada dirinya seorang saja. Kalau tidak, ia juga tidak enak bila ucapannya didengar oleh orang tua angkatnya. Operator pager juga pasti mual mendengar pesan Ye Qiao itu, apalagi operator itu harus menerjemahkan kode yang dikirimnya ke huruf hanzi. Repot sekali.
Ya, telepon seluler memang teknologi terbaik!
Kemudian ia menghubungi Keluarga Ye. Orang yang menerima telepon itu Chen Ya, anak pembantu di rumah Keluarga Ye.
Di kehidupan sebelumnya, Chen Ya selalu memberi sugesti pada Ye Qiao bahwa posisinya lebih baik daripada menjadi anak haram Keluarga Ye.
"Oh, Kak Ye Qiao. Kakek sedang jalan-jalan, tidak ada di rumah."
Omong kosong. Jam segini, kakek mana mungkin jalan-jalan keluar? Pasti Chen Ya tidak akan memberitahu Kakek Ye kalau Ye Qiao meneleponnya, supaya Kakek Ye mengira Ye Qiao bukan anak baik.
"Siapa bilang aku jalan-jalan?" Seketika, terdengar suara serius.
Ye Qiao hampir tidak tertawa. Ikatan batinnya dan Kakek Ye memang ajaib.
Jam segini, Kakek Ye baru saja bangun tidur siang. Ye Qiao sudah memperkirakan itu.
Bisa dibayangkan, Chen Ya sekarang merasa canggung dan tidak punya muka.
"Kakek, saya…. Saya pikir kakek pergi." Chen Ya dengan cemas berbohong.
Kakek Ye hanya memandang tegas pada Chen Ya, hingga gadis itu bergegas pergi.
Setelah mengambil gagang telepon, wajah Kakek Ye begitu saja berubah berseri-seri penuh kasih. Perubahan sikap Ye Qiao sungguh membuatnya semakin menyayanginya, apalagi, Keluarga Ye berhutang atas pertumbuhan cucunya itu.
Ye Qiao menceritakan keadaan di kampung halamannya. Tapi ternyata Xiao Dong sudah melaporkan lebih awal pada Kakek Ye. Kakek Ye mendengus, karena Qin Lan sungguh tidak pernah memberi bantuan pada orang tua angkat Ye Qiao.
"Ye Qiao, kalau di kampung halamanmu butuh bantuan, katakan pada Xiao Dong." Begitulah kata Kakek Ye.
*****
Jam sepuluh malam, selepas Ye Qiao cuci tangan dan cuci kaki, ia masuk ke tempat tidur melalui tudung jaring-jaring pelindung diri dari nyamuk. Tiba-tiba, telepon yang ada di atas meja buku berdering. Ye Qiao berpikir, belum ada beberapa kerabat dekat Keluarga Qiao yang punya telepon, apalagi mereka juga belum tahu nomor telepon rumah ini, jadi ini telepon dari...
Berpikir bahwa 99% itu mungkin telepon dari seseorang yang dimaksudnya, Ye Qiao segera mengangkat telepon itu.
"Halo?"
Anehnya tidak ada suara yang menjawab dari telepon tersebut.
Ye Qiao semakin yakin, itu dia!
"Halo, ini Kak Beixiao? Katakan, benar atau tidak?" Ye Qiao tersenyum, jantungnya tidak berdebar-debar. Umur psikologis Ye Qiao sekarang 38 tahun, jadi bagaimana mungkin ia benar-benar bertingkah seperti gadis berusia 18 tahun?
Hatinya pun mulai tersentuh. Dipikirannya terbesit kejadian malam ketika lelaki itu menciumnya. Rasanya Ye Qiao sekarang sedang merasakan aura Lu Beixiao di sekujur tubuhnya.
Saat itu, suasana di kantor sedang sunyi. Suara telepon di kantor kecil. Kabel telepon menggantung ke bawah meja. Di sebelah meja, ada seseorang sedang merokok.
Hanya mendengar suara manis nan menggoda milik Ye Qiao, Lu Beixiao merasa bergairah. Ia pun menghisap rokoknya lagi.
"Kak Beixiao, kalau kau tidak menjawab, akan aku tutup teleponnya..."
"Beraninya kau!" Akhirnya Lu Beixiao bersuara. Suaranya berat dan sangat mendominasi, seperti diktator.
"Tidak berani... tidak berani!" Ye Qiao langsung panik. Apa ia seberani itu? Lagipula ia juga tidak mau menutup teleponnya...
"Untuk apa kau pulang kampung? Keluarga Ye menyiksamu?" Awalnya Lu Beixiao ingin menanyakan keadaan di komplek, tapi Ye Qiao tidak kunjung menghubunginya. Ia hanya bisa menunggu, dan akhirnya sore hari Ye Qiao mengirim pesan.
Namun, meski demikian, gadis bodoh ini sangat baik, terlebih sangat penurut.