webnovel

Dia Mati Karena Sumpahmu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Saat menyapa, Ye Qiao langsung memperhatikan dengan teliti Nenek Lu ini. Selama mengurusi kebunnya, ia memakai blus pendek berwarna putih bermotif bunga bulat putih. Sebaliknya, Nenek Lu yang menyadari arah panggilan namanya langsung mendorong sedikit kacamata yang dipakainya agar lebih fokus dengan gadis yang dilihatnya.

Ye Qiao tersenyum tanpa takut. ia merasa, hanya bertemu dengannya saja, ia sangat senang.

Di kehidupan sebelumnya, ketika Ye Qiao sudah dipenjara, Nenek Lu menjenguknya satu kali. Di sana beliau menunjuk Ye Qiao dengan marah, "Ye Qiao! Kau yang membunuh Beixiao kami! Kau yang membunuhnya!"

Saat itu, Nenek Lu bertingkah brutal akibat kesedihan yang mendalam.

"Dia mati akibat sumpahmu! Dia itu kuat dan tidak terkalahkan, tapi dia mati di tanganmu!" Nenek Lu marah besar hingga suaranya jelas di telinga Ye Qiao.

Dulu, setiap bertengkar dengan Lu Beixiao, Ye Qiao selalu menyumpahi Lu Beixiao untuk mati.

"Kau putri keluarga siapa? Penglihatanku tidak begitu baik." Tanya Nenek Lu.

Pertanyaan itu mengembalikan kesadaran Ye Qiao. "Nenek, aku Ye Qiao, putri Keluarga Ye tetangga sebelah." Jawabnya sambil tersenyum hingga menampilkan lesung pipit. Ia menjawab tanpa ragu.

Ye Qiao?

Nenek Lu sejenak belum ingat jelas dengan Ye Qiao.

Butuh beberapa saat untuknya mengingat gadis yang memiliki nama itu, namun beberapa detik kemudian ia terkejut.

Hah, ini gadis yang setiap hari memakai seragam sekolah, yang tidak patuh dan bodoh itu?

"Oh, Ye Qiao!"

"Nenek, saya datang kemari untuk memberi Anda buah-buahan ini. Semua ini hasil kebun di halaman rumah saya yang terlalu banyak." Ye Qiao segera meletakkan sekeranjang buah-buahan itu ke meja yang ada di samping.

Di kehidupan sebelumnya, Kakek Ye selalu menyuruh Ye Qiao untuk memberikan buah-buahan pada Keluarga Lu. Tapi ia selalu menolak dan menyuruh Chen Ya yang menggantikannya. Chen Ya sangat semangat melakukannya karena bisa mendapatkan kesempatan untuk menyenangkan orang tua di sekitarnya.

Nenek Lu bergegas berkata "Terima kasih, Nak. Buah-buahan ini bagus sekali!"

"Iya. Kalau nenek ingin lagi, nenek boleh menyuruh Kak Zhao untuk memetiknya di kebun kami. Banyak juga tidak masalah. Saya pergi ke kakek untuk memberikan ini." Ujar Ye Qiao dengan ramah dan memberi kesan baik di depan Nenek Lu. 

Kenapa tiba-tiba gadis ini seperti berubah menjadi orang lain?

Dulu, ia melihat gadis ini selalu memakai seragam sekolah, bermain dengan anak-anak dari komplek lain dan membicarakan hal-hal yang jelek.

Saat itu, gadis bodoh itu, sepanjang hari seperti tidak benci panas.

Ketika Ye Qiao mau beranjak, Nenek Lu memanggil bibi untuk mengganti buah-buahan pemberian Ye Qiao dengan bunga yang baru saja Nenek Lu petik.

"Terima kasih Nenek!" Ucap Ye Qiao sungguh-sungguh.

Sungguh nenek yang baik. Sudah berapa kali ia tidak baik pada Nenek Lu di kehidupan sebelumnya?!

"Aku yang seharusnya berterima kasih padamu! Kalau ada waktu senggang, mainlah kemari." Nenek Lu ramah.

"Iya, Nek. Kak Beixiao dan Beichi masih tidur?" Tanya Ye Qiao. Ia ingin tahu, apakah Lu Beixiao masih tidur, karena kemarin malam sedang meminum bir anggur dari Maotai.

"Tengah malam Beixiao pergi karena dipanggil ketua kelompoknya. Beichi, kalau matahari belum di tengah sana, dia tidak akan bangun." Kata Nenek Lu dengan ramah.

Lu Beixiao sudah pergi tadi malam...

Sepertinya itu misi mendadak!

Keluar dari halaman rumah Keluarga Lu, Ye Qiao tidak sengaja bertemu dengan kakeknya yang baru selesai olah raga pagi. Mereka berdua pun bersama-sama masuk ke rumah. Kakek Ye bersyukur atas perubahan Ye Qiao ini. Mendengar Ye Qiao akan mengunjungi kampung halamannya, Kakek Ye semakin merasa Ye Qiao adalah anak baik karena seperti kacang yang tidak lupa kulitnya.

Kakek Ye menyuruh pengawalnya, Xiao Dong, untuk membelikan Ye Qiao tiket pesawat menuju Kota L, kampung halaman Ye Qiao.

"Kata ibu tirimu, setiap tahun dia menyantuni orang tua angkatmu. Hidup mereka sekarang pasti membaik." Ucap Kakek Ye dengan baik sambil memberi Ye Qiao amplop tebal berisi uang tunai.

Qin Lan setiap tahun menyantuni mereka?

Omong kosong!

Orang tua angkat Ye Qiao masih menderita! Kalau dia menyantuni orang tua angkat Ye Qiao, mengapa ayah angkat Ye Qiao masih tidak punya uang untuk berobat untuk kakinya yang terluka akibat jatuh?

Namun seketika saat itu Qin Lan muncul!

Sungguh panjang umur, orang yang dibicarakan Ye Qiao dan kakeknya pun datang. Ia datang bersama anaknya yang kemarin malam sedang diare....