webnovel

Mimpi

Abid Araihan Adimas tersentak kaget dari tidurnya, setelah mendengar suara keras menggelegar dari suatu tempat yang jauh di atas atap rumah.

Matanya berkedip kedip berusaha meghilangkan benda lengket yang menempel.

Pikirannya masih mengambang diantara alam bawah sadar dan mimpinya yang perlahan beranjak dari benaknya, membukakan pintu alam sadar yang nantinya kemudian terserah Abit jika dia ingin meraihnya atau tidak.

Pancaindera Abit perlahan mulai kembali bekerja, masalah dan pikiran yang membelenggu hati dan pikirannya tatkala dia sadar mulai kembali menguasai, mempenuhi dan hampir tidak menyisakan tempat untuk hal lain.

Abit merasakan gerah dan pegal di sekujur tubuhnya, alas yang keras dan dingin dia rasakan di belakang kepala, pundak, tulang belakang, dan di bawah kakinya.

'Aku tertidur di lantai…', gumamnya ketika dia kembali ke kesadaran penuhnya, segelintir sisa-sisa mimpi dan suasana di dalam alam bawah sadar masih membayang-bayang di benaknya.

Dia kemudian mencoba mengingat-ingat mimpi itu, tetapi sekeras apapun mencoba, dia tidak bisa memutar ulang mimpinya yang dia lihat sebagaimana di alam bawah sadarnya tadi.

Wajah-wajah orang yang dia temui di mimpi seakan membaur dengan latar belakang yang membentuk mimpinya itu, suasana, apa yang dia rasakan, tempat-tempat, semua terasa seakan ingatan yang lama telah dia tinggalkan dalam lemari ingatan otaknya.

Yang dia sadari adalah, ketika alam kesadaran menghembuskan nafasnya kepada mukanya, dia bisa, dengan ketidak-jelasan mimpinya itu, menyadari bahwa mimpinya berlatar belakang pada tempat-tempat acak yang dimana dia pernah berkunjung ke sana, entah itu sekali, dua kali, ataupun hingga tak terhitung berapa kali dia kesana.

Mimpinya meloncat dari suatu tempat ke tempat lain, hingga terkesan tidak masuk akal. Orang-orang yang dia temui pun, juga berasal dari deretan oranga-orang kenalan yang seringkali ia jumpai.

Hingga kemudian, Abit menjadi sangat kagum dengan apa yang dinamai alam bawah sadar itu, dan dia berpikir, bagaimana jika seseorang dapat mengakses alam bawah sadar, dan 88 persen kecerdasannya, kemudian menggunakannya?

Alangkah hebatnya itu.

Orang itu bisa menjadi jenius.

Kemudian mimpinya pun dapat pula dia putar-putar kembali dalam otaknya, dan bisa dia lanjutkan sendiri jalan cerita mimpinya sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Abid menjadi terbawa dengan khayalannya, dan ketika dia kembali melihat atap rumahnya yang seputih salju dan kesilauan bola cahaya di ruangannya, dia menjadi menyesal karena menghabiskan waktunya dengan berkhayal.

Abid terdiam sejenak, kepribadiannya sebagai seorang perfectionist memaksanya agar tetap dalam posisi terlentang dan siap mengikuti 'healthy waking up procedures' yang pernah dia baca dan dengar dari orang lain pada suatu waktu dahulu.

Abid meluruskan kakinya, diikuti dengan diluruskannya tulang belakangnya dan menggelombang hingga meluruskan leher dan kedua tangannya.

Dia bertahan dengan ketidaknyamanan pada posisi itu selama tiga puluh detik, dilanjutkan dengan bangun amat perlahan menuju posisi duduk, tulang belakangnya tetap dia bengkok ke belakang, dengan harapan agar bisa meluruskannya dan tidak terjangkit penyakit osteoporosis.

Abid duduk dengan kaki tetap menjulur ke depan dan dengan membengkokkan tulang belakangnya sampai mukanya menghadap ke langit-langit.

kegelisahan di hatinya tidak padam-padam, dia pun kemudian memejamkan mata dan menghitung hingga tiga puuh detik, mengikuti suara jarum jam yang menggema ke seisi ruangan tiap detik yang berlalu.

Helaan napas terdengar menggema ruangan.

... mohon maaf... pendek...

WebnovelCreator101creators' thoughts