webnovel

Keajaiban lukisan : Masih Terjebak

Di ruang kerja, Nino berusaha untuk duduk menatap lukisan yang ada di depannya. Beberapa hari yang lalu dia sudah memindahkan lukisan yang cukup estetika di dalam ruangan kerjanya.

Nino tanpa sengaja melihat sebuah lukisan itu yang mulai bergerak-gerak. Lalu dia terlihat begitu sangat panik sekali dan terkejut melihat lukisan itu mulai bercahaya putih. Namun dia tidak percaya dengan hal itu. Dia mulai mengucek-ucek kedua matanya dengan punggung telapak tangannya. "Ini tidak mungkin terjadi! Ini pasti hanyalah sebatas halusinasi!"

Lukisan itu mulai bergerak seketika tapi Nino berusaha untuk menepiskan kalau semua itu hanyalah halusinasi. Mendadak dia melihat lukisan itu seperti biasa. "Ini benar hanyalah sebatas halusinasiku saja!"

Terdengar suara ketukan pintu dari luar pintu ruang kerjanya. Seketika Nino segera untuk berjalan menuju pintu ruang kerjanya. Lalu dia segera untuk menghentikan kedua langkah kakinya perlahan-lahan.

*

Dunia pararel,

Nirmala berusaha untuk memikirkan cara agar bisa keluar dari dunia pararel. Dia tidak ingin terjebak dengan seorang pria yang mengaku-ngaku sebagai suaminya. Padahal dia tidak pernah sama sekali menikah dengan siapapun. Dia berusaha untuk mencari sebuah bukti agar pria itu sadar kalau dia bukanlah istri dari pria itu.

"Aku nggak boleh terjebak di dalam dunia pararel ini! Aku harus segera keluar dari dunia pararel ini!" Nirmala menggumam dalam hati kecilnya sambil modar-mandir di ruang kamarnya. Dia memikirkan sebuah cara agar bisa terlepas dari belenggu pria yang bernama Anton.

Terdengar suara pintu mulai terbuka, seketika Nirmala segera untuk menuju keranjangnya dan menutup kedua kelopak matanya. Dia pura-pura tertidur di atas ranjang kamarnya. Karena dia terlalu malas untuk berdebat dengan Anton. Sementara terdengar suara tangisan bayi. Namun Nirmala berusaha tidak menggubris suara itu.

Anton masuk ke dalam kamar. Dia mendengar suara tangisan bayinya. Lalu dia dengan segera untuk menggendong bayinya sambil melihat istrinya yang sedang tertidur lelap di atas ranjang kamar. Dia tidak tega untuk membangunkan istrinya yang sudah terlelap di atas ranjang kamar.

"Kebiasaan banget sih dia nggak mau mendengarkan anaknya sendiri menangis meronta-ronta." Anton mendengus dengan sangat kesal sekali melihat kelakuan dari istrinya. Namun dia tidak mempermasalahkan hal itu. Seketika dia membawa bayi laki-lakinya ke dalam dekatannya lalu dia segera untuk melangkahkan kedua kakinya keluar kembali dari ruang kamar.

*

Galeri lukisan, jalan pemuda, Surabaya.

Galeri lukisan yang cukup sangat besar sekali. Terlihat seorang pria dengan pakaian yang cukup misterius memasuki galeri lukisan tersebut. Pria itu menatap beberapa lukisan-lukisan yang memiliki nilai estetika yang cukup tinggi. Lalu pria itu pun berhenti di salah satu lukisan sambil menatapnya dengan tatapan yang begitu sangat tajam sekali.

Pria itu sengaja untuk menyamar menggunakan pakaian gelap dengan memakai kacamata hitam. Beberapa pengunjung menatap wajah dari pria itu yang terlihat begitu sangat aneh.

Terlihat beberapa pengunjung saling berbisik membicarakan sosok pria aneh yang sedang berdiri di salah satu lukisan. Beberapa pengunjung mengatakan jika lukisan itu adalah lukisan yang terjelek Tapi menurut pria misterius itu lukisan itu memiliki nilai estetika yang cukup tinggi dibandingkan dengan lukisan lain.

"Lihat tuh! Pria itu tampak sedikit aneh sekali!" Seorang perempuan yang sedang berbincang dengan rekan kerjanya penjaga galeri lukisan tersebut.

"Iya. Dia sangat aneh sekali. Bahkan Dia terlihat begitu sangat mencurigakan! Jangan-jangan dia ingin sekali untuk mencuri beberapa lukisan yang akan dijual belikannya sendiri di luar! "Seorang perempuan itu merespon perbincangan dengan rekan kerjanya. Bahkan dia terlihat begitu sangat mencurigai sosok pria yang menggunakan pakaian serba gelap. "Kita jangan sampai kelolosan Kalau pria itu benar-benar adalah pencuri kelas kakap!" Kata perempuan itu sedikit berbisik kepada rekan kerjanya.

Kemudian pria misterius itu kembali melanjutkan perjalanannya menyusuri galeri lukisan yang cukup terkenal. Pria misterius itu menatap satu persatu lukisan-lukisan yang ada di sekitarnya. Lalu terlihat seorang pegawai penjaga galeri lukisan tersebut menghampiri pria misterius tersebut.

"Apakah bisa saya bantu Tuan?" Kata salah satu pegawai yang menjaga galeri lukisan tersebut.

Kemudian pria itu pun mengeluarkan sebuah lalu dia menuliskan sesuatu terhadap pegawai perempuan itu. Tulisan itu berisi, "Saya mau ambil lukisan yang di ujung sana! Tolong segera bungkus dan saya akan mentransfer berapa harga lukisan tersebut."

"Baiklah Tuan. Sebaiknya anda tunggu sebentar di sini. Saya akan mempersiapkan lukisan yang di ujung sana untuk dibungkus. Harga lukisan tersebut adalah satu miliar." Kata salah satu pegawai penjaga lukisan itu. Beberapa orang mengatakan jika lukisan itu adalah lukisan yang terjelek. Namun harga yang ditawarkan dari lukisan itu senilai satu miliar.

Beberapa pegawai yang sedang membicarakan tentang pria misterius itu pun terkejut. Karena tidak ada orang pun yang mampu untuk membeli lukisan aneh.

*

Di dunia pararel terlihat Nirmala sedang bingung. Dia mulai membuka kedua kelopak matanya perlahan-lahan. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan kamarnya. Dia berharap ketika dia bangun sudah berada di dunia tempat dia tinggal. Tapi semuanya sia-sia bahkan tidak ada sama sekali tanda-tanda kalau dia bisa kembali ke dunia tempat tinggalnya.

"Kamu harus menyelesaikan beberapa misi di dunia pararel ini. Jadi kamu akan menunggu beberapa hal yang akan dikejutkan oleh kedua matamu!" Terdengar suara bisikan dari seorang perempuan yang begitu sangat lembut sekali di kedua telinga Nirmala. Sontak dia sangat terkejut karena mendengarkan suara yang begitu sangat aneh dan melengking.

"Hah?" Nirmala pun hanya terdiam saat mendengarkan kata-kata bisikan itu. Dia ingin sekali untuk bertemu dengan keluarganya yang ada di dunia. Bahkan dia merasa cukup putus asa ketika tidak bisa keluar dari dunia pararel.

"Aku harus segera kembali ke dunia tempat asalku karena aku tidak ingin terlalu lama terjebak di dunia pararel yang aneh ini!" Nirmala menggumam dalam hati kecilnya lalu segera beranjak dari tempat duduknya yang ada di atas ranjang. Lalu dia segera untuk melangkahkan kedua kakinya menuju ke kamar mandi.

*

Di kamar mandi Nirmala mulai melepas seluruh pakaiannya hingga tak tersisa. Dia tidak lupa untuk mengunci pintu kamar mandi. Dia mulai menyalakan air untuk mengisi bathup untuk berendam.

"Sialan! Kenapa aku harus terjebak di dunia pararel ini ya Tuhan? "Nirmala mulai menggumam dalam hati kecilnya. Sambil menunggu air yang ada di bathtub itu terisi penuh.

Nirmala sangat merindukan ayah dan ibunya yang ada di rumah. Dia bahkan menyesal telah pergi ke sebuah galeri lukisan. "Seharusnya aku tidak datang di galeri lukisan itu!"

Ketika bathtub sudah terisi penuh lalu Nirmala segera untuk memasuki bathtub. Dia mulai menenggelamkan tubuhnya ke dalam bathtub dan merasakan beberapa hal yang membuat isi kepalanya cukup penat.