Bergegas, Cessie berusaha untuk menepi ke rawa. Mempertajam pendengarannya. Teriakan itu benar-benar jelas terdengar.
Tapi, tidak ada satu orang manusia pun di sana. Sepi, dan tentu saja. Karena sudah terlalu sore.
Perlahan, Cessie semakin ke tepi rawa. Berusaha untuk menajamkan penglihatan dan juga pendengarannya, hingga tiba-tiba saja, ia melihat seekor ikan terperangkap di sebuah perangkap ikan yang terpasang di tepi rawa.
Awalnya, Cessie tidak percaya bahwa yang berbicara itu adalah ikan tersebut. Tapi, semakin didengarkan, semakin nyata suara itu terdengar di telinga Cessie.
Hingga gadis itu jadi yakin suara itu memang berasal dari ikan yang terperangkap di perangkap ikan tersebut.
"Aku pasti sudah sinting, tidak mungkin ikan bicara. Lebih baik aku pulang saja. Kalau aku melepaskan ikan itu, pastinya pemilik perangkap ikan itu akan mencari ikan miliknya, kasihan."
Cessie bicara seorang diri, gadis itu berbalik dan ingin beranjak meninggalkan tepi rawa untuk pulang saja tanpa mempedulikan ikan yang terperangkap di perangkap ikan itu.
"Tolong! Kau adalah ratu kami, tolong aku! Jika kau tidak menolongku, maka kau akan aku buat selalu mual sepanjang waktu, dan kau pasti tidak akan bisa menikmati hidup jika selalu mual seperti itu, kan?"
Suara itu kembali terdengar, spontan Cessie berbalik. Meneliti di belakangnya. Benar-benar hanya ada ikan di dalam perangkap itu saja. Selebihnya? Tidak ada siapapun. Kecuali suara kodok yang bersahutan seperti menegaskan di sekitar itu juga banyak binatang air lainnya.
"Kau yang bicara? Ikan? Ratu? Apa-apaan? Aku tidak mengerti!"
"Kau berzodiak Pisces, bukan?"
Ikan saja tahu zodiakku, ada apa ini? Kenapa hari ini rasanya aneh sekali, aku mual, ingin muntah terus, seperti orang yang sedang ngidam, ikan pula bisa bicara!
Cessie bicara di dalam hati sambil terus memperhatikan ikan di dalam perangkap tersebut.
"Kau ini apa? Kenapa ikan bisa bicara? Kau seseorang yang dikutuk jadi ikan?" tanya Cessie beruntun.
"Tolong aku. Aku temanmu, kau ratu kami, jadi harus menolong."
"Kalau aku mengeluarkan kamu dari sana, nanti yang punya perangkap marah, dan dia tidak ada sesuatu yang bisa ia jual."
"Kau tega membiarkan itu terjadi padaku?"
"Kalau aku meninggalkanmu, apa yang akan kau lakukan?"
Cessie ingin menggertak saja ikan tersebut, memutar tubuhnya untuk menjauh dari tepi rawa.
Tapi, sekujur tubuhnya tidak bisa ia gerakkan sama sekali, jangankan untuk melangkah pergi, bergerak merubah posisi saja ia tidak bisa.
Ini membuat ia terkejut. Hingga ia menatap kembali ke arah ikan yang ada di perangkap tersebut.
"Apa yang terjadi padaku? Mengapa aku jadi tidak bisa bergerak sama sekali?"
"Jika kau tidak mau menyelamatkan aku, maka kau tidak akan bisa bergerak sama sekali, bahkan sampai kapanpun, kau tetap tidak bisa bergerak apalagi pergi dari sini!"
Ikan itu kembali bicara. Dan Cessie semakin dibuat stres jadinya.
"Apa yang kau inginkan? Aku tidak mengganggumu, kenapa kau justru menahanku seperti ini?"
"Aku sudah bilang hal yang aku inginkan padamu, lepaskan aku. Aku tidak mau dimakan manusia itu, aku masih mau hidup!"
Cessie menghela napas berat, tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Mengapa ada ikan bisa berbicara, dan mengapa pula ia disebut ratu? Memangnya sekarang sedang syuting sebuah film?
Karena ingin cepat pulang, Cessie akhirnya beranjak dari tempatnya, mendekati perangkap ikan itu untuk membebaskan ikan tersebut dari sana.
Masih tidak percaya dirinya dengan apa yang sudah terjadi. Ia seperti sedang masuk ke alam mimpi, karena sudah berbicara dengan ikan segala.
Beberapa saat kemudian, ikan itu berhasil dilepaskan oleh Cessie dari perangkap. Ikan itu berenang bebas ke sana kemari, merasa lega sudah terbebas dari perangkap itu.
"Terimakasih, Ratu. Sekarang, jika Ratu perlu bantuan, Ratu bisa memanggil kami, kami akan datang untuk membantu!"
Ikan itu bicara demikian pada Cessie, dan Cessie semakin dibuat pusing karenanya.
"Ratu? Aku bukan seorang ratu. Aku Cessie, panggil saja aku begitu, bantuan apa? Kau membebaskan dirimu dari perangkap saja tidak bisa, memangnya kau punya kesaktian apa, hingga bisa memberiku bantuan segala?"
"Jika aku terperangkap, aku memang tidak bisa keluar, itu salah satu pantangan kami, tapi jika aku sudah bebas, maka kapanpun Ratu perlu bantuan, kami akan datang, jadi panggil saja aku, ingat diriku, ingat corakku, simpan dalam pikiranmu, maka aku akan datang."
"Benarkah? Kau seperti orang gaib? Kau berwujud ikan karena dikutuk, kah?"
"Tidak, aku tidak dikutuk, aku adalah ikan, bangsa kami juga bisa merasakan sakit jika dibunuh, sama seperti kalian, boleh mengkonsumsi kami, tapi jika berlebihan kami akan punah, jangan menggunakan racun saat menangkap kami, itu akan membuat ikan yang masih kecil juga akan mati, memakai perangkap memang lebih baik, tapi aku harap bangsamu tidak menggunakan racun sebelum memasang perangkap!"
"Rawa ini diracun?" tanya Cessie sambil memperhatikan air yang ada di rawa tersebut.
"Iya. Itu sebabnya aku minta tolong dirimu untuk melepaskan aku."
"Seandainya tidak diracun, kau akan pasrah ditangkap?"
"Sudah takdir kami menjadi santapan bangsamu, jika cara menangkapnya tidak merusak bangsa kami, aku tidak masalah, tapi jika sudah merusak, aku tidak akan pernah rela tubuh kami dimakan."
"Baik, sekarang apa yang harus aku lakukan? Aku sudah melepaskan dirimu dari perangkap itu, sedangkan kau bilang, rawa ini sudah diracun, bagaimana caranya kau bisa hidup?"
"Aku bisa minta tolong?"
"Aku juga dari tadi sudah menolongmu, bukan?"
"Aku minta tolong lagi."
"Baiklah, apa yang bisa aku lakukan?"
"Lemparkan aku sekuat yang kau bisa, maka kekuatan bangsa kami juga akan membantumu untuk kembali ke rumah secepatnya."
"Maksudmu? Kau akan membantuku pulang?"
"Benar."
"Benarkah? Aku harus menempuh perjalanan cukup jauh jika ingin pulang, memangnya, kau bisa melakukan apa untuk membantuku pulang?"
"Bantu aku dahulu, lemparkan aku sekuat yang kau bisa, ke tengah rawa karena di sini racunnya sangat banyak. Jika ke tengah rawa, aku bisa berenang melalui jalur air yang mengalir, hingga racun itu tidak membunuhku, setelah kau melakukan itu, pejamkan matamu, bayangkan aku dengan hatimu, lalu katakan kau ingin pulang ke rumah, lakukan saja, maka kau akan tahu nanti."
Apa-apaan ikan ini? Kenapa dia seperti raja di hadapanku, tapi aku jadi penasaran benarkah yang dia katakan itu?
Cessie bicara di dalam hati, lalu ia mengulurkan tangannya untuk membiarkan ikan itu naik ke telapak tangannya.
Ikan itu melompat dan sekarang ada di telapak tangan Cessie.
"Aku akan melemparkanmu, bersiaplah, tapi aku harap kau menepati janjimu, karena aku sudah kehilangan banyak waktu untuk menolongmu!"
"Baik. Tapi, Ratu karena kau sudah menjadi Ratu bangsa kami, maka kau tidak boleh memakan anak buahmu sendiri. Kau, tidak boleh makan ikan, apapun jenisnya, sampai kekuatan bintang Pisces yang masuk ke dalam tubuhmu itu kembali pada yang memilikinya, kau paham?"
"Apalagi yang kau katakan, aku memang berzodiak Pisces, lambangnya memang ikan, tapi masa iya, aku tidak boleh makan ikan?"
"Pahami saja kata-kataku, jika kau melanggarnya, maka kau akan menderita kerusakan pada salah satu organ tubuhmu, satu persatu! Jadi, ingat itu baik-baik!"
Note: Penglihatan dan pendengaran mungkin bisa tertipu tapi hati dan perasaan tidak akan pernah bisa untuk ditipu.