Kertas yang berisi kritik dan saran dari pelanggan sudah di tangan Alivia sekarang. Lanang yang memberikannya. Alivia duduk di kursi dan diperhatikan oleh Meli, Rina dan Lanang. Mereka menunggu dengan harap-harap cemas. Karena ini bisa dibilang penentuan nasib mereka ke depannya.
"Ayo Via buka kertasnya. Buruan dibaca." titah Pak Lanang.
"Iya Pak. Sebentar ya. Bismillah." Alivia membuka lipatan kertas dan membacanya. Seketika wajahnya muram dan kelam setelah membacanya.
"Gimana Via? koq kamu kelihatan sedih begitu?"
"Mbak.." Aliva tidak melanjutkan kalimatnya.
"Aku tahu Vi. Pasti hasilnya mengecewakan. Aku memang tidak berbakat." ucap Meli sedih.
"Siapa bilang Mbak? aku sedih karena aku sekarang tersaingi oleh Mbak Meli. Coba lihat ini." Alivia tersenyum bahagia. Akhirnya apa yang diajarkan pada Meli berhasil.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com