'Sepertinya masuk akal!'
Liu Zilang mengangguk seolah-olah dia baru saja mendapat pencerahan.
Pada titik ini, Nvliu juga mulai tenggelam dalam ceritanya. Dia mulai menggambarkan kehidupan akademik "Mongolia"-nya dengan wajah serius.
"Bagaimana kalian biasanya menyapa teman sekelas kalian di pagi hari?" Nvliu bertanya.
"Kamu sudah sarapan belum?" Begitu Liu Zilang menjawab, dia dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Eh bukan itu, tapi 'Aku mau salin PR-mu semalam'."
"..." Nvliu terdiam. Setelah batuk kering, dia berkata dengan nada serius, "Aku dan teman sekelas Mongolia-ku saling menyapa dengan saling menembakkan panah."
"Saling... Menembakkan panah?" Liu Zilang kaget.
"Ya." Nvliu mengangguk dengan serius.
'Haha, itu pasti membuatmu takut!'
Tiba-tiba, Liu Zilang bertanya, "Lalu apa yang terjadi saat kalian kehabisan panah?"
"..."
'Apa panah satu-satunya hal yang kamu pedulikan dalam cerita ini?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com