webnovel

Mantan Pangeran Kecil AK

Editor: EndlessFantasy Translation

"Halo, siapa ini?"

Telepon terhubung dan suara yang terdengar dari sisi lain terkesan malas.

Saat Liu Zilang mendengarnya, dia menggemeretakkan giginya. Baginya, suara di ujung telepon terdengar sangat amat bodoh.

Setelah menarik nafas dalam-dalam, Liu Zilang menenangkan dirinya lalu bertanya, "Kau pikir aku siapa?"

Mendengar suara Liu Zilang, lawan bicaranya itu tersentak.

"Tidak perlu repot melihat nomor ponselnya, aku menggunakan ponsel teman kamarku untuk menghubungimu." Liu Zilang sepertinya dapat menebak apa yang lawan bicaranya sedang lakukan.

Ketika Li Muqiu yang sedang melihat layar ponselnya mendengar ucapan Liu Zilang, dia seakan tercekat.

Liu Zilang berkata sambil tersenyum sinis, "Teman lamaku Qiu, kau benar-benar hebat! Kau berani sekali tidak mengangkat teleponku. Apakah karena kau sudah menjadi sukses akhir-akhir ini jadi kau memandang rendah diriku, teman lama satu tim-mu?"

Li Muqiu segera menjelaskan dirinya, "Tidak! Aku hanya khawatir kau akan datang dan menghabisiku. Kau tidak bisa menyalahkanku tentang kejadian itu… Bagaimana mungkin aku tahu kalau kau akan mengenalkan komik itu pada adik perempuanmu…"

Liu Zilang menyela dengan nada merajuk, "Tidak usah membahas hal itu, hanya membuatku kesal jika kita terus membicarakannya. Aku menghubungimu karena ada urusan penting; Aku ikut dalam turnamen offline dalam beberapa hari lagi."

Mendengar ucapan Liu Zilang, Li Muqiu sontak terkejut.

Sesaat kemudian, nada suaranya terdengar bersemangat, "Turnamen offline apa? Kau bersiap-siap untuk muncul kembali? Haha, aku selalu tahu bahwa kau tidak bisa menahan diri untuk muncul kembali!"

"Muncul kembali matamu! Ini hanya pertandingan pembibitan PUBG dalam kampus," Liu Zilang menyahut.

Li Muqiu terkejut dan tersenyum senang. "pertandingan pembibitan dalam kampus? Oh… Aku lupa bahwa kau telah kembali ke hari-hari penuh kepolosan bersekolah. Hehe, kehidupan sebagai mahasiswa itu bagus…"

Liu Zilang menyela Li Muqui yang larut dalam emosi dan berkata dengan datar, "Jangan bicara omong kosong. Bantu aku."

Li Muqiu bertanya perlahan, "Ada apa? Kau tidak memintaku bermain sebagai anggota tim mu bukan?"

Liu Zilang menjawab dengan gusar, "Apa yang kau pikirkan? Aku tidak sanggup membayar pemain terkenal sepertimu. Aku hanya ingin kau membantuku mengenal lebih baik cara bermain di liga profesional. Aku baru bermain game ini selama beberapa hari dan aku tidak bisa mengandalkan timku."

"Baru mulai bermain untuk beberapa hari?" Ketika Li Muqiu mendengarnya, dia tertegun. Dia tanpa sadar mengingat dua video viral di internet.

Dalam sesaat, dia menghela nafas dengan nada yang sangat tidak biasa. "Aku tidak mengira kau… se-mesum seperti sebelumnya!"

Dia tidak tahu bahwa kata "mesum" telah menjadi kata yang sensitif untuk Liu Zilang. Mendengar ucapan Li Muqiu, Liu Zilang mengemeretakan giginya dan berkata, "Sekarang, segera, beritahu lokasi tempatmu bermain."

"Untuk apa?" Liu Muqiu bertanya penasaran.

"Aku akan membunuhmu!" Liu Zilang berkata dengan kesal.

"..." Li Muqiu tak bisa berkata-kata.

Setelah beberapa detik dalam diam, Li Muqiu mengganti topik pembicaraan dan berkata, "Kembali ke topik. Kau ingin mengenal lebih baik dengan cara bermain di liga profesional? Aku rasa tidak akan membantu banyak jika aku hanya menjelaskannya menggunakan kata-kata…"

Setelah beberapa saat, dia lanjut berkata, "Kenapa kita tidak mencari waktu besok sore dan bermain dua ronde. Kalau dipikir-pikir, sudah lama kita tidak bertarung bersama sebagai sebuah tim."

Liu Zilang terdiam beberapa saat mendengar ucapan Li Muqiu.

Oh ya.

Sejak mereka mengucapkan perpisahan satu sama lainnya setengah tahun yang lalu, Liu Zilang tidak pernah bertemu anggota tim nya yang telah bermain bersama selama hampir tiga tahun.

Dengan pikiran seperti itu, Liu Zilang mengganggukan kepalanya. "Oke. Ayo bertemu besok sore. Aku akan mencarimu."

...

Setelah menutup teleponnya, Liu Zilang mengembalikan ponsel itu ke Ran Maotong.

Ran Maotong melihat ponselnya. Dia mendekat dengan aneh dan berkata, "Kakak kedua, apakah kau bertengkar dengan pacarmu?"

"Bertengkar matamu, tidur sana." Liu Zilang melirik ke arah Ran Maotong dengan ekspresi kesal. Dia menginjakan kakinya ke tanah, berbaring di tempat tidurnya, dan menarik selimut menutupi tubuhnya.

Berbaring di tempat tidurnya, Liu Zilang menaruh tangannya di balik kepalanya.

Dia menatap ke arah langit-langit separuh sadar, dan semua kejadian dari masa lalunya terlintas di pikirannya.

Sejenak kemudian, dia menutup matanya.

Semua kenangan yang terbayang tampak menghilang selamanya.

...

Keesokan harinya, Liu Zilang mendapatkan kesempatan untuk pulang ke rumah setelah pelajaran selesai di sore hari.

Setelah menyalakan komputernya, dia mengeluarkan ponselnya dan mulai menghubungi Li Muqiu.

Di saat yang sama, di bagian PUBG dari platform live streaming Panda TV.

Saluran live streaming bernama "Casual Broadcast.." telah mengumpulkan sebanyak dua setengah juta penonton. Sore itu, ia menjadi saluran live streaming terpopuler di Panda TV.

Tentu saja, konten live stream itu berhubungan dengan game yang paling terkenal, PUBG. Saat ini, host-nya sedang berada di babak final.

Berbagai komentar bermunculan di layar dengan sangat cepat di saluran live streaming sampai-sampai membuat sulit bagi mata orang untuk melihat satu-persatu.

"Permainan bagus!"

"Aku salut dengan kontrol master Qiu dari hentakan AK dengan teropong 4x kali ini!"

"Dia bahkan bisa membantai di bagian ini, aku sangat salut padanya!"

"Cao Haokun jangan menontonnya lagi, kau tidak akan bisa mempelajarinya!"

"Jika dia menjadi pemenang di ronde ini, Master Liu dapat termasuk ke dalam seribu pemain teratas di server Asia, kan?"

"..."

Saat ini, berbaris-baris komentar bermunculan di layar saluran live streaming.

"Master Qiu, cepat menangkan dan selesaikan game ini. Xiao Hai Ou menunggumu di luar."

"Ya! Ya! Xiao Hai Ou sudah menunggumu selama hampir sepuluh menit."

"Xiao Hai Ou? Kakak Haiou, Mew dari Panda TV?"

"Ya, itu dia. Kakak Haiou cukup baik. Terakhir kali aku menontonnya bermain bersama dengan Master Qiu, dia sepertinya bermain cukup baik."

"Selain itu, kakak Haiou adalah penggemar Master Qiu. Pada dasarnya, dia akan memberikan Master Liu semua senapan 98K, teropong 8x, atau apapun yang dapat ia temukan!"

"Ayo penuhi komentarnya! Agar Master Liu bisa melihat ini!"

"Mungkin kita perlu menunggu Master Qiu untuk menyelesaikan game ini. Dia jarang melihat layar ini ketika sedang bermain."

"..."

...

Di Jianghai, markas baru klub rekreasi tim Se7en.

Meskipun hanya tersisa kurang dari sepuluh pemain di babak final, Li Muqiu terus bermain dengan cara yang cukup liar dan bahkan terkesan arogan.

"Pernahkah kau lihat orang yang mengemudi di jalan utama yang dikelilingi tanah datar, dan menembak kapanpun dia melihat seseorang? Dia bahkan seperti mencari musuh di final!"

"Dor dor dor!"

Li Muqiu mengangkat alisnya, dan dia melihat dari senapan AK nya dengan teropong 4x. Dia mengarahkan pada seseorang yang bersembunyi dibalik sebuah batu yang sedang bersiap lari untuk menghindari zona yang mengecil. Dia menembak dengan mode otomatis penuh.

Saat dia melumpuhkan orang tersebut, darah bermuncratan dari tubuhnya.

Seseorang menjarahnya! 

Namun, Li Muqiu sama sekali tidak panik dan dia bersembunyi dibalik sebuah mobil. Dia bahkan tidak memperdulikan untuk mengembalikan kesehatannya terlebih dahulu dan malah mencari kesempatan untuk bergerak maju dan menghabiskan satu lagi magasin menggunakan mode menembak otomatis penuh yang segera melumpuhkan orang itu.

Sepertinya Dewa Pembunuh telah hidup!

Layar komentar di saluran live streaming langsung dipenuhi dengan kata-kata seperti "permainan yang bagus", "tidak mungkin dipelajari" dan seterusnya. Setelah waktu berlalu, zona kembali mengecil dan hanya beberapa pemain tersisa.

Di penghujung akhir ketika hanya terdapat dua orang pemain tersisa, pemain lainnya bersembuny di balik sebuah batu di padang rumput. Ketika Li Muqiu memastikan lokasi lawannya, dia bergerak cepat kearah tempat pemain tersebut bersembunya sambil menggenggam senapan AK nya. Dia bahkan tidak mencari tempat bersembunyi.

Dia tertawa dan berkata pada penonton di saluran live streaming nya. "Beri dia kesempatan, jika dia bisa membunuhku, maka dia bisa jadi pemenang di ronde ini."

Sementara bagi pemain yang bersembunyi dibalik batu itu, dia melihat pemain terakhir yang tersisa nekat berlari kearahanya. Dia segera mengambil ancang-ancang, dan berpikir untuk menggunakan batu itu sebagai tempat perlindungan.

"Dor dor…"

Tembakan terdengar dari balik batu, namun rentetan peluru lain juga terdengar di saat bersamaan!

"Dor dor dor!"

Peluru yang tak terhitung jumlahnya melintasi udara dan darah berceceran di kedua pemain secara bersamaan!

Gambar di layar membeku!

Lech321!

Peringkat #1, Skor 21, Hadiah 1065 koin!!

Winner winner chicken dinner!!!

...

...