webnovel

Kamu Yang Tersakiti 7

Mita yang di dalam pinsannya bermimpi bertemu dengan cahaya anaknya yang masih hidup. Membuat dia ingin tetep bertahan dengan kondisi dirinya juga tidak baik. Tapi di tempat lain di pulau Alex, Rendra yang sedang berusaha untuk menyembuhkan Mita yang sedang berusaha untuk siuman.

"Bagimana dengan kandungan wanita ini, apa kandungannya tidak apa-apa Rendra,"kata Alex.

"Kamu tidak usah khawatir kalau anak yang dikandung wanita ini baik saja dan masih hidup. Kurasa anak ini juga menjaga ibunya dengan baik, bisa dikatakan kedua orang ini saling melindunginya. tapi aku tidak habis pikir bagaimana bisa dia terdampar,"kata Rendra yang masih bertanya-tanya.

"Kenapa kamu tidak bertanya kepada wanita ini saja jika dia sudha bangun,"kata Alex yang mulai menjauh dari wanita tersebut.

"Bibi Ica tolong rawat wanita ini dengan baik. Jika ada apa-apa kabari Rendra atau aku,"kata Alex.

"Baik tuan muda. Tapi apa tuan muda akan segera kembali ke rumah,"kata Ica.

"Itu benar ada beberapa laporan yang harus aku urus ditambah lagi pernikahan ini harus segera dibatalkan,"kata Alex yang merasa tidak suka dengan pertunangan ke dua belah kelurga ini.

"Jika kamu tidak suka kenapa kamu tidak manfaatkan wanita ini saja,"kata Rendra yang memberikan usulan.

"Kamu ingin mati,"kata Alex yang menatap tajam.

"Apa salahnya sementara dia sedang hamil bukan, dengan cara ini kamu bisa lepas dari pertunangan itu bukan. Apa salahnya mencoba,"kata Rendra dengan santainya.

"Kamu enak yang omongnya. Tapi bagaimana aku jelaskan kepada wanita ini nanti jika dia siuman,"kata Alex..

"Bilang saja bayaran karena sudah di tolong,"kata Rendra.

"Kamu ini dokter macam apa sampai berkata seperti itu. Dia itu pasien kamu loh Rendra. Kamu dokter hanya tidak memiliki perasaan ya,"kata Alex yang segera pergi.

"Emangnya salah jika kau memberikan usul seperti itu bi Ica,"kata Rendra.

"Tuan tidak salah hanya pikirkan tuan yang bermasalah. Tapi dari pada itu bagaimana wanita itu sekarang. APa yang harus aku lakukan setelahnya,"kata Ica.

"Untuk sekarang dia sudah melewati masa kritisnya karena sudah ditangani dengan baik. Tapi ada hal yang harus aku periksa dirumah sakit. Tapi apa di izinkan oleh Alex,"kata Rendra.

"APa lagi yang harus diperiksa lagi,"kata Ica.

"Dia harus do ronsen kalau tidak ada masalah di tubuh bagian dalammnya dan organ dalamnya termasuk dia tidak terlalu meminum air lautnya. itu akan menyebabkan masalah di kemudian hari nanti. Dia akan selalu merasa kedinginan di musim dingin,"kata Rendra menjelaskan.

"Saya akan memberitahukan kepada tuan,"kata Ica yang segera pergi dari kamar. Dimana di dalam kamar hanya ada Rendra dan Mita yang masih belum sadarkan diri.

"Wanita yang malang, sudah hamil ada luka memar ditubuhnya. Apa yang sudah terjadi dengan wanita ini sebenarnya,"kata Rendra yang telah selesai memasang alat infus di tangan Mita.

Rendra yang berjalan keluar dimana dia bertemu dengan Alex yang sedang berbincang dengan bibi Ica."Bagaimana Alex bisa tidak saya bawa wanita itu ke rumah sakit,"kata Rendra

"Bukan di ruang bawah ada alat ronsen periksa saja menggunakan alat itu. Kenaoa harus jauh-jauh sementara di pulau ini ada perlengkapan yang lengkap. APa kau mau melaukah hal yang tidak baik,"kata Alex

"Siapa juga yang berpikir tidak baik. Sebenarnya kau mau berkata seperti itu. Tapi jika kamu tidak mengizinkan aku harus bawa dia ke rumah sakit yang ad adi luar pulau,"kata Rendea.

Tapi wajah Alex yang biasa saja hanya bisa terdiam dan Bibi Ica yang menjawab kalua di izinkan untuk digunakan alatnya. Setelah mendapatkan persetujuan Mkta di bawa keruang lain untuk memeriksa lebih lanjut. Dimana Mita juga di tempatkan di ruangan lain yang letaknya ada id luar vila.

Rendra yang sudah selesai mengambil hasil ronsen dan memeriksa kalau kondisi Mita memang dalam kondisi baik. Tapi ada hal yang membuat Rendra terus mencari tahu kalau ada beberapa air yang masih ada di tubuh Mita. Rendra yang ingin melakukan operasai memikirkan dua kali karena anak yang dikandungan wanita ini baru satu bulan dan tidak bisa melakukan tindakkan lebih jauh lagi.

Rendra hanya melakukan pencegahan saja samapi di mana wanita ini bisa melakukan operasai. Waktu terus berjalan sampai dimana Alex sudah kembali dari liburannya.

Tapi di tempat lain Bram yang sudah pindah dan menikah dengan Jesi menuggu lahiran dari kandungan Jesi."Sayang aku sekarang sudah merasa lega karena sudah menikah dengan kamu dan anak ini bisa memiliki ayah seperti kamu. Aku senang sekali bisa bersama kamu,"ucap Jesi yang memeluknya.

"Aku juga merasa senang bisa bersama dengan kamu. Kamu harus jaga anak kita dengan baik ya. Jangan sampai dia terluka atau kurang gizi,"kata Bram yang mengelus perut Jesi.

Dimana Jesi dan Bram yang merasa bahagia setelah kematian Mita yang jatuh dari tebing. Mereka yang bersama saling tebar senyum dan menyebarkan kehangatan di keduanya.

Tapi di posisi lain Mita yang sedang berusaha untuk bertahan dari rasa sakit. Watu terus berganti hingga waktu membuat Mita membuka matanya untuk pertama kalinya. Di ruang yang penuh cahaya yang cukup MIta melihat sekelilingnya.

"Ini dimana,"ucap Mita yang hendak duduk. Mita yang sudah duduk melihat ke luar jendela dan tersadar kalau dirinya sedang mengandung. ita yang tidak membenci anak yang dia kandung. Tapi merasa banggang dengan anak yang dia kandung.

Mita yang mengelus perutnya untuk memastika kalau bayinya selamat di dalam perutnya. Mita yang merasakan ada gerakan dari anak itu merasa lega. tapi dalam hatinya juga merasa sedih seperti tercabik-cabik. Kalau Bram suaminya lebih memilih wanita yang selingkuhannya dari pada istrinya sendiri.

"Bram kamu akan menyesal telah membuangku. AKu akan bangkit tanpa menoleh ke tempat kamu. Kamu kira aku lemah dan tidak bisa bangkit tanpa kamu,"kata Mita yang kemudian menangis.

Tapi dalam tangaisan itu dia juga ingin melepaskan semuanya."Ayah ibu kamu dimana sekarang. Aku ingin bertemu dengan kalian berdua,"kata Mita yang tidak pernah melihat orang tuanya. Karena Mita tinggal di panti asuhan saat dia bayi.

"Kenapa kalian meninggalkan aku di panti asuhan. Apa kalian juga sama tidak suka dengan diriku ini,"ucap Mita yang menangis. Tapi tangisan itu terhenti saat dia menyenyuh perutnya yang sedikit berbeda dan membasar.

"AKu harus kuat dan tidak boleh menangis. Aku harus jaga anak ini, karena dia satau keluargaku yang masih ada didekatku. AKu akan membesarkan kamu menjadi anak yang pintar dan bertanggung jawab beda dengan ayah kamu,"kata Mita.