webnovel

Cepatlah Dewasa (5)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Mulut Shen Mochen terlihat seperti mengatakan sesuatu. Dia mengayunkan jemarinya kepada Taozi dan menyuruhnya untuk lebih dekat. Lalu, dengan suara yang pelan, dia pun berkata, "Taozi, kamu itu masih anak kecil."

"Aku bukan anak kecil!" jawab Taozi yang sangat tidak suka ketika orang lain berbicara seperti itu kepadanya, terutama Shen Mochen.

"Uhm," gumam Shen Mochen. Dia kemudian menoleh untuk melihat Taozi yang sekarang sudah berada dekat dengannya. Kulitnya yang putih dan lembut, wajahnya yang memerah, sepasang mata beningnya bercahaya ketika memperhatikan dirinya. Bibir merah itu juga terlihat merengut karena ucapannya akibat ucapan Shen Mochen yang dia lontarkan barusan. Ditambah, pipi bulatnya membuatnya terlihat sangat imut.

"Tapi aku sedikit tidak sabar," kata Shen Mochen dengan pelan di tengah suara gelombang laut.

"Ha? Tidak sabar apa?" tanya Taozi sambil mendongakkan kepalanya. Dia bingung ketika melihat sikap Shen Mochen yang tiba-tiba aneh.

"Iya, aku tidak sabar memberitahumu apa arti 'suami' yang sebenarnya…" jawab Shen Mochen kemudian.

Taozi membuka matanya lebar-lebar ketika melihat jarak wajah tampan Shen Mochen dan dirinya semakin lama semakin dekat. Entah sejak kapan, dia dengan lembut mengulurkan lengannya, lalu memeluk pundak Taozi yang mungil. Shen Mochen membuat jarak antara dirinya dan Taozi semakin dekat. Kemudian, dia mendekatkan bibirnya dan terjadilah sebuah kecupan hangat di antara mereka.

Tidak seperti ketika Taozi menciumnya sebelumnya, yang sekali sentuh langsung sudah. Bibir hangat dan lembut Shen Mochen kini tercetak di bibir merah Taozi. Bibir hangat itu perlahan membelai bibir Taozi. Bibir perempuan kecil ini terasa lembut dan kenyal. Bahkan, menurut Shen Mochen bibir Taozi sama kenyal dan manisnya dengan jeli.

Taozi merasa otaknya saat ini kosong, mungkin karena Shen Mochen yang dengan inisiatifnya sendiri mencium dirinya. Tapi mengapa perasaan ketika Shen Mochen menciumku, sedikit berbeda ketika aku mencium Shen Mochen? batinnya.

Seperti ada perasaan menggelitik bagi Taozi, bibirnya pun terasa sedikit gatal. Shen Mochen membuka matanya perlahan. Senyum manis pun kemudian tersimpul di ujung bibirnya ketika melihat Taozi dengan tatapannya yang sungguh konyol. Dia pun menggunakan salah satu tangannya untuk menutup wajah Taozi yang penasaran. Dan juga, dia semakin menempelkan bibirnya dan menjilat bibir manis Taozi.

Taozi merasa kakinya saat ini terasa lemah tak berdaya, jantungnya pun berdegup kencang seperti orang gila, rasanya seperti akan terjatuh. Tapi, Shen Mochen langsung memeluknya dengan erat, dengan begitu Taozi tidak akan terjatuh.

Shen Mochen merasa belum puas akan kehangatan dari bibir Taozi. Bibirnya yang lembab menembus dengan lembut kedalam mulut Taozi. Dengan ketidaktahuan dan rasa ingin tahu Shen Mochen, dia tidak sengaja menyentuh lidah kecil perempuan yang dikecupnya ini. Sebelum Taozi bereaksi apapun, dia telah mengelilingi dan menghisap bibir manis Taozi dengan puas. 

Pada saat itu, suara deburan ombak terdengar menjadi lebih hangat. Bulan purnama itu juga terlihat malu untuk menampakkan dirinya di hadapan dua setan kecil ini. Dan akhirnya, diam-diam bulan purnama tersebut bersembunyi dibalik awan. 

Shen Mochen dengan perasaan tidak rela melepaskan ciumannya dari bibir Taozi, dia pun memeluk Taozi ke dalam dekapannya. Taozi masih sekecil ini, dia masih seperti boneka kecil. Itu sama saja akan menyakiti Taozi ketika Shen Mochen sedikit menggunakan tenaganya.

"Taozi, kamu cepatlah dewasa. Aku akan menunggumu." kata Shen Mochen dengan suaranya yang rendah terdengar di samping telinga Taozi. Ditambah dengan aroma parfum yang menyelimuti penciumannya. Shen Mochen membawa pesona dan ketampanan yang tidak bisa dijelaskan bagi Taozi dan itu selalu mengusik hatinya.

"Ehm…" jawab Taozi dengan mengangguk. Kedua matanya melihat Shen Mochen yang saat ini tersenyum hangat kepadanya. Aura hangat seperti inilah yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Saat itu, dia hanya merasa bahwa sesungguhnya Shen Mochen sangat tampan ketika dia tertawa...