webnovel

Kala & Senja

Senja Seorang gadis yang pintar, tapi tertutupi oleh sifat malasnya. Dia cantik, berkacamata, dan mudah berteman dengan siapa saja. Dia yang paling peka jika ada orang yang kesulitan. Tapi, terkadang dia menjadi korban dari kejahilan sahabatnya. Kala Seorang pria tampan yang 'katanya' dia datang dari masa depan. Dan ia juga berkata, jika ia adalah utusan dari suami masa depan Senja. Dia datang ke zaman ini, dengan misi penting. Dia tampan, cekatan, dan sangat dingin. Tapi, meski begitu ia telah banyak membantu Senja dengan alat-alat aneh yang dimiliki nya. Siapa sangka kedatangan Kala, membuat Senja merasa terlindungi. Penasaran? Ayo, ikuti kisahnya sekarang.

Regina_Almaira · Teen
Not enough ratings
2 Chs

1. Kala & Senja

Namanya Senja, dia adalah seorang gadis yang pintar, tapi kepintarannya itu tertutupi oleh sifat malasnya.

"Senja, nanti main di rumah ku yuk," ujar salah satu sahabat Senja, Mentari.

"Tapi, aku harus pulang. Ada hal yang harus aku lakukan." Seru Senja.

"Ya sudah, pulang lah. Aku akan mengantarmu sampai rel kereta api," ujar Hujan.

"Baiklah, Kakak. Aku akan pergi ke rumah Mentari terlebih dahulu," kata Awan, adik dari Hujan.

"Eh, tidak usah. Aku akan berjalan sendiri. Sampai jumpa," ucap Senja.

"Eh tapi," belum sempat Hujan berkata. Senja sudah pergi dari kelas mereka.

Senja, ia sedang berlari menuju loker tempat menyimpan sepatu yang ada di lantai satu. "Akhirnya pulang, aku akan membaca novel itu sampai selesai." Ucap Senja kepada dirinya sendiri.

Setelah tiba di loker, dengan segera ia mengganti sepatu putih dari sekolah dengan sepatu hitam bertali yang ia punya. Lalu berlari, dengan alasan supaya ia bisa membaca novel. Ia terus berlari sampai ke tempat perlintasan kereta api.

"Loh? Nenek itu kan biasanya bersama seorang pria? Kok sekarang sendiri?" tanya Senja kepada dirinya sendiri. Karena penasaran ia mendekati Nenek yang dia lihat di depan perlintasan kereta api.

"Selamat siang Nenek." Sapa Senja dengan ramah.

"Ah, selamat siang." Jawab Nenek tersebut.

"Nek, biasanya saya lihat Nenek bersama seorang pria, mengapa sekarang Nenek sendiri?" Tanya Senja penasaran.

"Nenek tadi bersama dengannya, tapi dia meninggalkan Nenek. Karena lama, Nenek berniat untuk pulang sendiri." Jawab Nenek tersebut.

"Hmmm. Ah, Nenek itu pria yang selalu bersama Nenek kan?" Tanya Senja dengan menunjuk ke arah kiri Nenek itu.

"Nenek, ya ampun, aku sudah meminta Nenek untuk menungguku. Untung aku menemukan Nenek," seru pria yang tiba-tiba datang dan menegur Nenek itu.

Nenek itu hanya tersenyum, dan pria itu hanya menghela nafas lega. Senja yang melihat itu pun ikut tersenyum.

"Om, Nenek, saya duluan ya," pamit Senja kepada kedua orang yang berbeda umur itu.

Sang Nenek tersenyum, dan sang pria mengucapkan terimakasih. Senja pun segera berlari, dan setelah beberapa lama akhirnya ia tiba di rumah.

"SENJAAAAA!!!!!!" Suara yang menggelegar itu membuat Senja terkejut.

"Eh, Mama. Ada apa Ma?" Tanya Senja dengan polos

"Kamu bertanya, ada apa? Mama baru mendapat panggilan dari sekolah, jika kamu lagi-lagi memiliki nilai paling rendah di kelas," jelas Mama Senja, Yui.

"Dan, mulai sekarang Mama harap kamu bisa belajar dengan baik. Dan berhentilah membaca buku-buku itu," seru Yui.

"Yah, Mama. Jangan dong, aku akan belajar aku janji." Ujar Senja dengan mengangkat tangan kanannya di depan dadanya.

Yui mengangguk, dan meminta Senja untuk segera masuk kamar dan mengerjakan pekerjaan rumah nya.

Dengan sedikit malas, Senja memasuki kamarnya. "Apa-apaan ini?" Tanyanya ketika memasuki kamar.

"Siapa kau?" Tanya Senja kepada seorang lelaki yang ada di kamarnya.

"Aku? Aku adalah ajudan mu," jawab lelaki itu.

"Ha? Ajudan? Aku tidak pernah mendengar Mama akan memberiku ajudan," seru Senja.

"Aku bukan dari masa ini. Aku datang dari masa depan, dan aku adalah ajudan dari suami mu di masa depan," jelas lelaki itu.

"Ha? Suami di masa depan? SIAPA?" Tanya Senja dengan cepat.

"Maaf, Bos meminta saya untuk merahasiakan identitas diri nya." Jawab ajudan itu.

"Yah, baiklah. Siapa namamu?"

"Nama saya, Kala. Alexandre Kala Aditama,"

"Wajahmu, sepertinya aku familiar," seru Senja dengan meneliti wajah ajudan itu.

"Anda sudah menolong Nenek saya siang ini,"

"Ah, anda pria itu?"

"Ya, pria yang seenak jidatnya anda panggil 'Om' padahal saya masih muda," dengan percaya diri nya dia mengatakan jika dirinya masih muda.

"Tapi, bagaimana anda tahu jika yang menolong Nenek anda adalah saya?" Tanya Senja.

"Saya sudah bilang. Saya dari masa depan. Anda akan bertemu dengan saya lagi sekitar 5 tahun yang akan datang. Di hari, tanggal, jam, menit, dan detik yang sama, kita akan bertemu," jelas Kala.

"Lalu, di masa depan anda akan menjadi siapa saya?" tanya Senja lagi.

"Untuk itu saya tidak bisa memberitahu Anda. Tapi, saya di tugaskan untuk menjaga dan membuat anda kembali menyukai pelajaran," kata Kala.

"APAAAAA?!!!! TIDAK. Sebaiknya anda kembali ke dunia anda sendiri. Saya harus melakukan sesuatu hari ini," seru Senja dengan mendorong Kala ke tempat yang seharusnya.

"Hei, sebelum itu, kau keluar darimana?" Tanya Senja bingung.

"Pintu yang ada di belakang anda, adalah tempat saya keluar tadi."

Senja terdiam, bingung. Ia segera keluar dari kamar dan pergi ke dapur untuk mengambil cemilan nya.

"Baiklah, mulai dari awal. Sebutkan nama, alamat, umur, dan darimana anda datang," seru Senja kepada Kala.

"Saya Alexandre Kala Aditama. Saya tinggal di Apartemen Everest, lantai 16 dengan nomor rumah 5376, untuk sekarang apartemen tersebut belum berdiri. Umur saya 24 tahun, ketika anda bertemu saya di masa ini saya berumur 18 tahun. Saya datang dari tahun 2026." Jelas Kala panjang lebar.

"Tunggu, kau bilang jika kita akan bertemu lagi 5 tahun yang akan datang. Tapi kenapa kau datang dari tahun 2026?" Tanya Senja.

"Ya, saya dan anda akan bertemu di tahun 2025, lalu saya bekerja untuk suami anda. Dan setahun setelahnya saya di minta suami anda untuk menjaga anda, dan beliau juga meminta saya untuk membantu anda supaya anda bisa memiliki nilai yang bagus," jelas Kala.

"Baiklah. Sepertinya kau sudah mengenalku. Ayo ke ruang keluarga. Aku akan mengenal kan mu kepada keluarga ku." Seru Senja dengan menarik tangan Kala yang sedang mengambil cemilan milik Senja.

"Eh, tapi saya makan dulu. Saya menunggu anda dari pukul 8 sampai sekarang saya belum makan,"

"He? Ah, baiklah. Silahkan habiskan saja." Seru Senja.

Tanpa banyak bicara, Kala pun segera menghabiskan cemilan itu untuk mengganjal perutnya yang lapar.

"Sudah? Ayo, aku ajak kau bertemu Mama dan Papa, beruntung sekali Papa sedang mengambil cuti," ujar Senja dengan menarik tangan Kala lagi.

Kala hanya mengikuti kata Senja saja. "Ma, Pa, ini ada yang mau berbicara dengan kalian," seru Senja kepada kedua orang tuanya yang sedang menonton televisi.

"Siapa?" Tanya Yui.

"Itu...."

tbc

Hòlà, apa kabar guys.

Gimana nih kalian masih #dirumahaja kan?

Sehat-sehat ya.

Ini cerita baru aku guys. Kalau ada typo, maaf ya.