"Apa kau lupa triplets kehilangan saudaranya? Kau bilang dia pernah muncul di mimpimu, kan? Jadi Phi tak mau ada kejadian sama."
"Ahh--Phiii " Mata Apo pun langsung berair. "Tapi--"
"Kau juga bilang dia matinya di dalam, terhimpit triplets, dan keluarnya masih dibeliti tali pusar," kata Paing. "Jadi, coba kau lihat gambarnya " Dia menunjuk layar ultrasonografi. "Hanya satu kepala yang di bawah. Lainnya dipenuhi kaki dan tangan. Jadi, nyaris mustahil kalau kembar sebanyak ini dapat posisi bagus untuk kedua kalinya."
"Umm," gumam Apo dengan mata yang makin menggenang. Us pun ikut emosional karena mereka. Seolah masih tak nyata, tapi sudah kejadian di depan matanya. Oh, fuck! Andai jodohku nanti begitu
"Yes or yes?" tanya Paing dengan senyuman memikat. Apo sampai tidak bisa marah. Padahal rasanya sudah sangat jengkel.
"Yes " kata Apo sambil mengangguk. Paing pun menghempaskan napas lega. Langsung bangga. Lalu mengecup keningnya sayang. Cup.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com