Tubuh Alexander melayang menembus kerimbunan hutan. Mata laki-laki itu menyala tajam, dan seperti ada hubungan telepati, tiba-tiba mata Alexander menatap sebuah rumah di tengah hutan. Tanpa berpikir panjang, laki-laki itu segera terbang menuju rumah tersebut, rumah yang dihuni oleh nenek yang memberi pertolongan pada Naura. Mata Alexander semakin berkilat, karena merasa aura yang pekat dari gadis itu. Setelah betul-betul merasakan jika Naura berada di dalam rumah itu, Alexander mulai turun ke bawah dan berubah lagi menjadi bentuk manusia.
"Tok.., tok.., tok..." Alexander mengetuk tiga kali pintu rumah yang akan laki-laki itu kunjungi,
"Tunggu sebentar..," terdengar suara perempuan tua yang menjawab. Alexander tetap berdiri menunggu sampai perempuan tua itu membuka pintu.
Tidak lama kemudian, terdengar langkah kaki dari dalam menuju ke pintu. Alexander melihat seorang perempuan tua di balik pintu yang sudah terbuka di depannya. Untuk menghormati perempuan tua itu, Alexander tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Selamat siang nek.., apakah kedatangan saya mengganggu istirahat nenek?" dengan sopan, Alexander bertanya pada perempuan tua itu. Bahkan laki-laki itu membungkukkan badan dan mencium tangan perempuan tua itu, Melihat kesopanan yang ditunjukkan oleh laki-laki di depannya itu, perempuan tua itu terkesima. Beberapa saat kemudian, perempuan tua itu tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Apakah ada yang bisa nenek bantu anak muda..?? Tidak biasanya, ada anak muda seperti kamu bisa sampai ke rumah nenek. Apakah kamu sedang tersesat, dan akhirnya menemukan sebuah kehidupan manusia disini?" nenek bertanya tentang kepentingan Alexander,
Alexander tersenyum, kemudian laki-laki itu sedikit mundur ke belakang untuk memberi jarak dengan perempuan tua itu.
"Kedatangan saya kesini nek, siapa tahu kita berjodoh. Saya mencari teman saya yang bernama Naura.., sepertinya teman saya tersesat disini. Siapa tahu nenek sempat melihatnya, atau paling tidak memberikan pertolongan pada Naura teman saya." dengan sikap sopan, Alexander menceritakan dengan jujur apa yang dia lakukan di rumah perempuan itu. Mendengar perkataan laki-laki itu, nenek sedikit kaget dan terhenyak kemudian menatap dengan cermat pada wajah Alexander,
"Bukan hanya kamu saja yang menanyakan tentang hal itu kepada nenek. Beberapa waktu yang lalu, juga ada beberapa laki-laki yang tidak memiliki kesopanan juga menanyakan hal ini kepada nenek. Kenapa kamu berpikir jika aku mengetahui tentang temanmu itu?" sambil menatap curiga, perempuan tua itu balik bertanya pada Alexander.
Laki-laki itu tetap menunjukkan sikap tenang, dan tersenyum dengan tetap menatap perempuan tua itu. Sedikitpun tidak terlihat hal-hal yang mencurigakan dari dirinya,
"Sepertinya kamu laki-laki yang baik nak. Masuklah dulu..., nenek akan bercerita padamu." tidak diduga, perempuan tua itu malah mempersilakan Alexander untuk masuk ke dalam rumah,
"Baik nek.." untuk menghormati perempuan tua itu, ALexander segera mengikuti nenek masuk ke dalam rumah. Di atas kursi panjang, Alexander mendudukkan pantatnya di atas kursi tersebut.
"Nenek tinggal sebentar.., akan nenek suguhkan minuman panas untuk teman kita bicara." Alexander menganggukkan kepala, dan perempuan tua itu meninggalkan laki-laki itu sendiri di ruang tamu,
Sepeninggalan nenek, Alexander mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, Memang dengan menggunakan penglihatan sebagai manusia biasa, tidak dapat dia temukan tanda-tanda jika Naura berada di rumah ini. Tetapi saat laki-laki itu masih menggunakan identitasnya sebagai manusia vampire, tadi dia merasakan aroma khas Naura berada di dalam rumah itu.
*********
Dari ruang tamu, tanpa sepengetahuan Alexander, perempuan tua itu langsung menemui Naura yang sejak tadi dimintanya bersembunyi di dalam kamar. Perempuan itu langsung mendorong pintu kamar, kemudian melambaikan tangan untuk memanggil Naura mendekat kepadanya,
"Ada apa nek.., apa yang bisa Naura bantu?" Naura segera berjalan mendekati nenek, kemudian bertanya keperluan nenek memintanya untuk mendekat.
"Di ruang tamu ada laki-laki yang sepertinya sedang mencari keberadaanmu nak. Tetapi tingkah lakunya sopan dan sepertinya terpelajar, jadi nenek mempersilakannya masuk. Siapa tahu, laki-laki itu betul-betul sedang mencarimu. Kamu bisa mengintipnya dari tempat tersembunyi, jika kamu merasa mengenalnya, temui dia. Tetapi jika kamu merasa tidak kenal, cepatlah kembali bersembunyi. Biar ke depannya akan menjadi urusan nenek." dengan berbisik, nenek memberikan informasi tentang kedatangan Alexander ke rumah ini kepada Naura.
"Baik nek.., Naura akan mencoba mengintipnya, siapa tahu Naura mengenali orang tersebut." Naura langsung menyanggupi arahan yang disampaikan perempuan tua itu.
"Kamu bisa menuju ruang makan, ada roaster yang bisa kamu gunakan untuk melihat laki-laki itu. Nenek akan menyiapkan minuman panas untuk laki-laki itu, sesuai dengan yang sudah nenek katakan pada laki-laki itu." ucap nenek, yang langsung berjalan menuju ke arah dapur.
Begitu nenek meninggalkan kamar itu, Naura segera mengenakan sandal jepit kemudian berjalan menuju ke arah meja makan. Hati Nuara merasa deg-degan, sehingga gadis itu terdiam sebentar untuk mengambil nafas.
"Ya Tuhan.., lindungi aku. Semoga laki-laki yang diceritakan nenek tadi benar-benar orang yang aku kenal Tuhan. Jika aku boleh menginginkan, semoga laki-laki itu adalah kak Alexander." Naura mengucapkan doa dalam hati.
Setelah merasakan hatinya sedikit tenang, Naura segera mendekati roaster yang diceritakan oleh nenek tadi. Tetapi ketika gadis itu sudah sampai di bawah roaster, kembali jantung Naura merasa deg-degan. Setelah meyakinkan dirinya, akhirnya Naura menguatkan hatinya. Gadis itu berjinjit dan mengintip ke arah ruang tamu.
Wajah Naura berubah menjadi cerah melihat Alexander duduk di atas kursi yang ada di ruang tamu tersebut. Tanpa ragu, gadis itu langsung berlari ke ruang tamu untuk menemui Alexander.
"Kak Alex...," Naura berteriak dan langsung menubruk Alexander yang duduk di kursi tamu tersebut.
"Honey... akhirnya aku bisa menemukanmu." dengan perasaan gembira, Alexander memeluk Naura dengan erat. Keduanya berpelukan untuk beberapa saat,
"Hmmm..., ternyata kalian memang saling mengenal ya.." Alexander dan Naura tersentak, kaget mendengar suara nenek dari dalam dapur. Dengan wajah merah karena malu, Naura melihat ke arah nenek, kemudian berdiri dan mengambil nampan dari tangan nenek tersebut.
"Terima kasih nenek sudah memberikan pertolongan pada kekasih saya," sambil meletakkan tangan di pundak Naura, Alexander berdiri dan mengucapkan terima kasih pada perempuan tua itu,
"Syukurlah nak Naura sudah bertemu dengan kamu nak. Nenek hanya melakukan apa yang memang harus nenek lakukan. Nak Naura yang datang sendiri ke rumah ini, bukan nenek yang menemukannya." perempuan tua itu menanggapi perkataan Alexander.
Naura tersenyum dan menangkupkan kedua tangannya di depan dadanya, mengucapkan terima kasih pada perempuan tua itu. Perempuan itu kemudian menghampiri Naura kemudian memeluk tubuh gadis itu.
"Naura mengingatkan nenek dengan cucu nenek yang sudah lama tidak berkunjung disini. Kedatangan Naura kesini, sedikit mengobati kerinduan nenek dengan cucu nenek." sambil mengusap punggung Naura, nenek berbicara sambil tersenyum.
***********