"Kangmas...," panggil Manis, yang berhasil membuatku mendongakkan wajahku. Rupanya, aku ketiduran, di samping Ningrum yang tampak masih tertidur pulas. Kupegang keningnya, untuk kuperiksa bagaimana suhu tubuhnya saat ini. Saat aku tahu kalau suhu tubuhnya sudah normal, aku benar-benar sangat lega. "Tidurlah di ranjang sebelah. Kamu pasti lelah, aku akan menggantikanmu menunggui Ningrum," lanjut Manis pada akhirnya.
Aku tersenyum, kemudian kuelus perut istriku tercinta. Untuk sekadar memberi ucapan selamat pagi kepada janin yang ada di perut istriku ini.
"Selamat pagi anakku, selamat pagi istriku," kataku mencium perut Manis, kemudian aku berdiri dan mencium keningnya.
"Pagi, Sayang," jawab Manis dengan senyumannya.
"Aku tidur dulu, ya. Nanti bangunkan," ucapku.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com