webnovel

JONGOS QOE

Seorang wanita cantik, seksi, pintar dan pemimpin perusahaan yang sudah terkenal di Asia dan Eropa. Tidak ada seorangpun pria yang bisa membuatnya jatuh cinta dan mencintai. Semua berubah saat cinta datang membuat hidupnya porak poranda, semua kebiasaan dan kesukaannya berubah drastis karena cinta. Apa yang membuat dia seperti itu? Apakah dia bisa mendapatkan cinta sejati atau hanya karena materi yang dimilikinya? Ini Novelku yang ke-6, semoga suka dan jangan lupa ya reviews, comment dan PSnya...

Ms_Azr · Urban
Not enough ratings
44 Chs

Sisi Lain

Di tempat lain, Lingga masih saja terlihat marah saat mendapatkan laporan dari Rian tentang perusahaannya yang ada di London.

" Berani sekali mereka melakukan ini! Apa mereka minta mati?" ucap Lingga dengan wajah menggelap.

" Saya sudah menangkap kaki tangannya, Bos!" ucap Rian yang baru saja mendapat pesan dari anak buahnya di London.

" Apa dia mengatakan siapa yang menyuruhnya?" tanya Lingga. Rian terdiam.

" Siapa?" tanya Lingga menatap Rian, Rian takut membalas tatapan Lingga, dia hanya terdiam.

" Siapa?" tanya Lingga lagi. Rian masih bergeming. Dengan cepat Lingga mengambil ponsel Rian yang ada di tangan pemuda itu. Rian hanya diam tidak berani melawan. Lingga menyalakan ponsel Rian, di bukanya layar ponsel itu dan dibacanya pesan dari anak buah Rian. Mata Lingga terbelalak saat membaca satu nama di layar ponsel Lingga.

" Siapkan pesawat! Kita pergi!" kata Lingga.

" Tapi, Bos..."

" Apa kamu mau ikut mati?" tanya Lingga dingin sambil melirik Rian. Lalu Lingga bergegas keluar dari ruang kerjanya dan langsung pergi meninggalkan hotel itu tanpa berpamitan kepada Kyra. Dia lupa jika dia baru saja menikah dan ada Kyra dikamar itu.

Keesokan harinya Kyra terbangun dari tidurnya karena terkejut, dia melihat kedepan dan merasa lega karena Kenzie masih tertidur dengan lelap karena Kyra selalu berada di pelukannya. Kyra melemparkan pandangannya ke sofa, kosong! Kemana dia? Kyra bertanya dalam hati. Kyra melihat ke atas nakas, jam 6 pagi! Apa dia pergi ke kantor pagi-pagi begini? Tapi bukannya kantornya ada di Singapore? batin Kyra lagi. Kenzie menggerakkan tubuhnya, matanya terbuka dengan perlahan.

" Good Morning, baby!" sapa Kyra tersenyum pada Kenzie dan mencium pipi putranya. Kenzie tersenyum dan memeluk Kyra.

" Mommy mau mandi dulu, Kenzie sama aunty Listi dulu, ya!" ucap Kyra menggendong putranya. Kenzie memeluk erat Kyra saat mommynya itu membawanya keluar kamar. Kyra membuka ruang kerja suaminya, kosong! Kemana dia? batin Kyra. Kyra menuju ke dapur, dilihatnya seorang pria sedang memasak.

" Selamat Pagi, Nyonya! Saya Raka, chef Pak Lingga! Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Raka ramah.

" Apa sarapan putraku sudah siap?" tanya Kyra.

" Sedang saya buatkan, Nyonya! Tuan Muda sarapan jam 7 pagi bersama dengan anggota keluarga yang lain, Nyonya!" jawab Raka.

" Aku sarapan roti lapis saja! Dan juz lemon!" ucap Kyra.

" Sudah siap, Nyonya! Pak Lingga yang memberitahu saya!" jawab Raka. Lingga? Dia masih ingat apa yang aku makan saat sarapan? batin Kyra menghangat.

" Dimana suamiku?" tanya Kyra.

" Maaf, Nyonya! Saya dari tadi belum melihat siapa-siapa selain Mbak Tia!" jawab Raka. Kemana pria itu? batin Kyra mulai marah. Tia keluar dari kamarnya dan tersenyum melihat kakak ipar dan keponakannya.

" Pagi, Kak!" sapa Tia.

" Pagi, Listia!" jawab Kyra tersenyum.

" Pagi, keponakan aunty yang handsome!" sapa Tia memegang tangan kecil Kenzie.

" An...ti!" sapa Kenzie melepas botol susunya dan tersenyum pada Tia.

" Apa kamu melihat kakakmu?" tanya Kyra.

" Apa dia pergi?" tanya Tia balik.

" Sepertinya seperti itu!" jawab Kyra sedikit terkejut mendengar pertanyaan Tia.

" Apa dia sering melakukan itu?" tanya Kyra lagi.

" Ya! Makanya Kenzie sangat dekar denganku dan ibu! Karena kang Lingga sering tiba-tiba pergi tanpa pamit sama ibu apalagi Kenzie!" tutur Tia.

" Apa? Sampai segitunya?" tanya Kyra terkejut.

" Iya! Nanti Kakak akan merasakan sendiri! Benerkan Kenzie?" tanya Tia pada Kenzie sambil tersenyum. Keterlaluan sekali! Jangan buat aku menyesal menikah denganmu Lingga Budiono! batin Kyra marah. Kyra sangat senang bisa bermain-main seharian dengan putranya dan Tia, dia sejenak melupakan keberadaan suaminya.

Sudah 3 hari Lingga pergi tanpa mengabari Kyra, saat ini Kyra telah dipindahkan ke rumah yang dibeli Lingga untuk Kyra. Listia harus kembali ke Singapore karena dia harus melanjutkan kuliahnya.

" Kemana kira-kira daddymu, Ken? Kenapa dia tega sekali sama kita?" tanya Kyra ambigu. Kenzie yang tidak mengerti ucapan mommynya hanya meneruskan bermain. Kyra meninggalkan Kenzie bersama babysitternya. Dia pergi ke kamarnya dan meraih ponselnya, dibukanya ponsel tersebut, tidak ada satupun pesan darinya yang dibuka oleh Lingga. Dia merasa kesal, marah, jengkel! Belum pernah dia diperlakukan seperti ini oleh seorang pria.

Tengah malam Kyra terbangun karena mendengar suara berisik di kamar mandi. Dia bangun dari tidurnya dan turun dari ranjang dia ingin tahu siapa yang berani-beraninya masuk ke dalam kamar mandinya. Kyra meraih sebuah barbel kecil dan bersembunyi di balik pintu kamar mandi. Saat pintu beberapa menit kemudian, Kyra segera mengayunkan barbelnya ke arah orang tersebut dan Bukkk!

" Auwwwww!" teriak orang itu lalu menahan tangan Kyra yang akan memukulnya lagi.

" Apa kamu ingin membunuhku?" tanya pria itu dengan meringis memegangi bahunya yang sakit akibat pukulan Kyra. Kyra yang mendengar suara suaminya segera melemparkan barbelnya.

" Astaga!" teriak Kyra. Lingga berjalan menuju ke arah sofa dan bersandar dengan hanya memakai handuk dipinggang saja. Kyra merasa bersalah, dia tidak mengira jika yang mandi adalah suaminya. Kyra berlari mendekati Lingga dan langsung duduk di pangkuan Lingga. Dia melihat memar dibahu Lingga lalu meniup-niup luka tersebut dengan mulutnya.

" Aku benar-benar...effff! Effff!...tidak tahu jika...efff! Efff!...kamu yang di dalam!" ucap Kyra sambil meniup-niup bahu Lingga.

" Aku..."

Kyra menghentikan perkatannya saat matanya melihat ke arah suaminya yang sedang menatapnya dengan tajam.

" Apa kamu marah?" tanya Kyra sedih.

" Tidak! Turunlah! Aku akan ganti baju!" ucap Lingga menahan hasratnya yang telah bangun akibat gerakan istrinya diatas pahanya. Kyra yang seolah tersadar jika dia duduk di paha Lingga, segera bangun dan duduk di tempat lain. Lingga berjalan masuk ke dalam walk in closetnya dan bersandar di balik pintu. Shiittt! Kenapa dia selalu berbuat seenaknya! gerutu Lingga mengambil nafas panjang dan berusaha menidurkan juniornya yang sedikit berdiri. Kyra menelan salivanya melihat tubuh suaminya yang kekar dari belakang. Kyra kembali ke tempat tidurnya, dia merasa jantungnya berdetak kencang jika Lingga ada di sekitarnya. Lingga keluar dengan memakai kaos singlet dan celana kolor pendek. Dia berjalan ke balkon kamarnya dan menatap ke arah pantai sambil merokok. Beberapa saat kemudian Kyra bangun dari tidurnya, bersandar di pintu balkon dan melihat suaminya yang menghisap rokoknya. Lingga mematikan rokoknya dan membawa kembali asbaknya, dia terkejut melihat Kyra bersandar dipintu balkon.

" Apa aku mengganggumu?" tanya Lingga tidak enak.

" Sejak kapan kamu merokok?" tanya Kyra.

" Hanya jika aku ingin saja! Apa kamu tidak suka? Aku akan..."

" Aku tidak suka! Kenzie akan melihat dan menirunya!' ucap Kyra tegas. Lingga menghembuskan nafasnya, dia tahu jika Kyra tidak akan suka.

" Masuklah! Angin sedikit kencang, nanti kamu sakit!" ucap Lingga mendorong pintu balkon yang satu. Kyra berjalan masuk dan membaringkan tubuhnya di ranjang.

" Tidurlah!" ucap Lingga kemudian dia memakai mantel tidurnya dan keluar dari kamar menuju ke ruang kerjanya. Ada apa dengan dia? tanya Kyra dalam hati.

" Apa semua sudah memberikan laporannya?" tanya Lingga pada Rio yang ternyata telah menunggunya disitu.

" Sudah, Bos!" jawab Rio. Kyra tertidur karena sangat menagntuk karena merawat Kenzie seharian. Dia terbangun saat jam menunjukkan angka 3 pagi, di rabanya ranjang di sebelahnya. Tidak ada! Kemana dia? Jam segini? batin Kyra.