webnovel

JONGOS QOE

Seorang wanita cantik, seksi, pintar dan pemimpin perusahaan yang sudah terkenal di Asia dan Eropa. Tidak ada seorangpun pria yang bisa membuatnya jatuh cinta dan mencintai. Semua berubah saat cinta datang membuat hidupnya porak poranda, semua kebiasaan dan kesukaannya berubah drastis karena cinta. Apa yang membuat dia seperti itu? Apakah dia bisa mendapatkan cinta sejati atau hanya karena materi yang dimilikinya? Ini Novelku yang ke-6, semoga suka dan jangan lupa ya reviews, comment dan PSnya...

Ms_Azr · Urban
Not enough ratings
44 Chs

Apa Maumu

" Saya sudah bicara sama Tuan Besar jika saya akan resign! Dan Tuan Besar bilang akan menyuruh seseorang menjemput Nona!" kata Lingga datar. Kyra hanya diam saja, karena Lingga berpikir Kyra tidak perduli, dia memutar tubuhnya akan duduk di sofa.

" Apa lo akan mudik?" tanya Kyra spontan dan dia sudah menyesali pertanyaan konyolnya itu.

" Iya! Saya akan memastikan Nona aman dan ini terakhir kali kita bertemu!" kata Lingga lalu berjalan ke depan dan duduk di sofa. Tidak lama setelah itu ada sebuah mobil memasuki halaman rumah, Lingga mengambil pistolnya dan mendekati jendela. Sosok tinggi besar turun dari mobil bersama beberapa orang pria.

" Romi sudah datang!" kata Lingga memasukkan pistolnya di belakang tubuhnya. Kyra yang berdiri di pintu seakan malas mendengar ucapan Lingga. Romi membuka pintu rumah dan melihat Lingga yang duduk di sofa dan Kyra yang berdiri di pintu kamar.

" Sayang!" panggil Romi lalu berlari memeluk Kyra.

" Kamu nggak apa-apa?" tanya Romi lagi.

" Nggak, Rom! Gue baik-baik aja!" kata Kyra. Romi memberikan tanda pada anak buahnya, dengan cepat mereka meringkus Lingga.

" Ada apa ini, Rom?" tanya Kyra kaget.

" Ada mandat dari daddymu untuk membawa Lingga kehadapannya!" kata Romi.

" Apa? Tapi kenapa?" tanya Romi.

" Karena dia telah berbuat tidak senonoh kepadamu!" kata Romi, lalu kembali memberikan tanda pada anak buahnya. Bug! Bug! Mereka memukuli Lingga dan Kyra terkejut melihatnya, tapi dia tidak mau jika daddynya tahu kalo dia membela Lingga. Lingga menatap Kyra tajam, dia sudah pasrah dan perlahan dia pingsan akibat pukulan itu.

" Kita pergi, sayang!" kata Romi merangkul Kyra dan memaksanya jalan.

" Hentikan dulu orang-orangmu!" kata Kyra menahan tubuhnya,

" Ayolah, sayang! Nanti daddymu marah!" kata Romi sedikit kesal.

" Tapi..."

" Maaf, sayang!" kata Romi lalu membekap mulut Kyra dengan sapu tangan yang telah diberikannya obat bius.

" Siram! Hajar dia sampai mampus!" perintah Romi. Lingga yang sudah babak belur masih terus dihajar oleh mereka. Sementara Romi telah pergi terkapar bersimbah darah lalu dibiarkan begitu saja oleh Romi.

Kyra membuka matanya perlahan, dilihatnya ada tangan memegang tangannya.

" Sayang! Kamu sudah bangun? Aku sangat khawatir!"

" Daddy? Apa yang terjadi?" tanya Kyra tidak mengerti dengan situasi saat ini.

" Tadi jongos itu menelponku untuk memintaku menjagamu,Tidak ada apa-apa, baby! Kamu sudah aman bersama daddy disini!" kata Tama. Kyra terdiam, dia berusaha mengingat kejadian yang lalu.

" Romi?" tanya Kyra.

" Dia pulang! Daddy bangga padanya!" kata Tama.

" Aku ingin istirahat, daddy!" ucap Kyra.

" Iya, sayang!" jawab Tama kemudian mengecup kening putrinya dan pergi keluar dari kamar Kyra. Apa yang terjadi dengan Lingga? Dan putraku? Ya Tuhan ibu macam apa aku ini? batin Kyra. Tok! Tok!

" Aku mau sendiri, daddy!" kata Kyra.

" Ini saya Non!" kata Sofi pelan. Kyra tersentak, segera dia membuka pintunya dan menarik Sofi masuk lalu mengunci pintunya.

" Aduh! Sakit, Non!" kata Sofi yang meringis karena tangannya dicengkeram oleh Kyra.

" Sssttttt!" Kyra meletakkan satu jarinya didepan bibirnya.

" Lo sekarang cerita ke gue apa yang terjadi sama lo!" kata Kyra. Lalu Sofi menceritakan semuanya pada Kyra, wajah Kyra sesekali menggelap dan sesekali mengerut kadang juga sedih.

" Jadi begitu Non!" kata Sofi mengakhiri ceritanya.

" Apa gue adalah seorang yang jahat, Sop?" tanya Kyra.

" Saya nggak pernah menganggap Non Kyra jahat!" kata Sofi.

Kyra memutuskan kembali bekerja keesokan harinya, dia menghindari Romi untuk beberapa lama dan dia minta bantuan daddynya. Dia ingin fokus pada perusahaan yang di telah dikembangkan oleh Lingga.

" Daddy! I am going to go to Bandung for my new project!" kata Kyra sebulan kemudian.

" What project?" tanya Tama curiga, karena jika ada kata-kata Bandung, Lingga yang ada dikepalanya.

" Kepala daerah sana mengajukan penawaran pada perusahaanku untuk membuka resort di dekat pantai!" kata Kyra dengan sangat hati-hati.

" Kapan?" tanya Tama.

" Lusa!" jawab Kyra.

" I can't go with you! I have to go to London for 2 weeks!" kata Tama.

" It's Ok! I go with Wisnu!" kata Kyra.

" Apa dia sudah berubah?" tanya Tama.

" Lumayan!" jawab Kyra.

" Why don't you go with Romi?" tanya Tama.

" He's busy!" kata Kyra.

" Ok! Be carefull!" kata Tama.

" Yes, daddy!" jawab Kyra. Kyra meninggalkan Tama dikantornya dan Tama menghubungi orang kepercayaannya.

" Halo, Rom! Suruh anak buahmu mengawasi Kyra, dia akan pergi ke Bandung lusa!" kata Tama.

" Siap, Om!" jawab Romi. Romi mengepalkan tangannya, dia marah karena Kyra tidak memberitahunya.

Kyra pergi menggunakan pesawat pribadinya, dia mengajak Wisnu dan Vania, sementara perusahaannya di handle oleh Talia yang diangkat Kyra sebagai asisten Vania. Kyra memejamkan matanya di kamar dalam pesawat, dia membuka ponsel Lingga dan melihat foto Kenzie.

" I miss you so much, son!" ucap Kyra ambigu. Sesampai di bandara Kyra langsung check in di Hotel miliknya.

" Apa Bos yakin ada yang mengawasi kita?" tanya Vania.

" Iya, Nia! Daddy gue nggak percaya sama gue!" kata Kyra kecewa.

" Lalu kita harus bagaimana?" tanya Vania.

Pertemuan di kantor walikota dilakukan pagi ini untuk membahas masalah proyek besar untuk tujuan pariwisata. Pemerintah kota Bandung merangkul beberapa perusahaan besar untuk mewujudkan proyek tersebut.

" Perwakilan Perusahaan D&D sudah hadir, Pak!" kata sekretaris walikota.

" Perusahaan JK juga sudah hadir!" kata sekretaris itu lagi.

" Perusahaan Nippon juga sudah ada! Yang belum dari perusahaan..."

" Maaf, kami terlambat!" ucap Kyra yang baru saja datang. Mata Kyra menyapu seluruh ruangan dan dilihatnya papa dari putranya sedang duduk di depan. Mata Kyra dan Lingga saling bertatapan, terlihat kerinduan yang teramat sangat bercampur dengan kebencian di mata Lingga. Kyra baru akan menyunggingkan senyumnya saat Lingga dengan pelan menundukkan kepalanya.

" Silahkan duduk, Bu!" kata Sekretaris itu lagi. Kyra memilih duduk di seberang Lingga karena kursi tersebut memang kosong. Selama meeting, pikiran Kyra tidak bisa fokus, dia sesekali melirik kepada Lingga, tapi Lingga hanya menatap lurus ke digital white board elektronic yang ada di depan. Untung Vania mencatat semuanya dan tiba saat makan siang, mereka telah disiapkan tempat di ruang sebelah. Kyra melihat Lingga hanya minum saja, dia mendekati Lingga dengan samar.

" Kenzie apa kabar?" tanya Kyra pelan.

" Baik!" jawab Lingga pelan juga.

" Bersama siapa dia sekarang?" tanya Kyra penasaran.

" Kinanti!" jawab Lingga singkat.

" Jauhkan kekasihmu itu dari anakku! Aku nggak sudi anakku dipegang oleh orang udik!" kata Kyra meradang, dia marah mendengar nama kekasih Lingga disebut-sebut.

" Bukannya Nona sudah memberikan Kenzie pada saya?" tanya Lingga, membuat Kyra terdiam.

" Tapi tetap saja aku yang melahirkan dia!" kata Kyra tegas.

" Kinan sangat baik dan keibuan! Kenzie sangat suka dengan dia!" kata Lingga.

" Cukup! Aku mau kamu membawa Kenzie nanti malam ke alamat ini! Atau aku akan datang ke rumahmu!" kata Kyra kesal lalu pergi meninggalkan Lingga.

" Apa maumu, Key? Aku sudah menuruti semua yang kamu inginkan!" kata Lingga ambigu.