"Lanjutkan makannya!" suara berat terdengar memimpin di ujung meja, yah, itu adalah suara pak Herry.
Sosok tinggi besar juga berkacamata dan berwibawa itu memimpin makan malam, sehingga semua terlihat menunduk dan juga mengikuti suruhan itu.
"Papa!" jawab Nyonya Sisca yang keberatan.
Membuat pak Herry menoleh, "Sayang, duduklah kembali, malu dengan tamu lainnya!" ucap Pak Herry dengan setengah berbisik. Dengan terus mencoba menghias senyum di bibirnya.
Membuat Nyonya Sisca, mau tak mau harus kembali duduk di kursinya, dan yang lebih membuatnya muak adalah ia harus semeja dengan Ashilla. Wanita yang sangat ia tak ingin lihat.
"Sabar tante, lihat tamu undangan tante! Ingat malam ini adalah malam spesial tante dan juga Om Herry," ujar Steffy dengan menyabarkan Nyonya Sisca.
Yah, tak hanya Nyonya Sisca yang muak melihat wajah Ashilla, begitu juga dengan Steffy. Tentu saja Gadis itu hanya berpura-pura baik melambaikan tangannya pada Ashilla.
"Hmm, halo aku baru melihatmu kali ini di meja makan, atau bahkan kesempatan lainnya, apa dia salah satu orang spesial kita malam ini?" tanya tuan Herry yang tampak pangling, mendapati penampilan baru seorang Ashilla.
Tentu saja, pertanyaan itu membuat Bu Sisca dan juga Steffy tercengang, jelas-jelas wajah itu masih menggambarkan wajah asli Ashilla, walaupun penampilannya kini sudah jauh berbeda.
Tapi tak bisa dibohongi, wanita itu, tetap saja terlihat wanita miskin yang tak memiliki darah biru sedikitpun.
Gernald tampak bahagia dan tersenyum senang, ia menganggukan kepalanya dan tersenyum bahagia, sementara Nyonya Sisca masih saja konsisten dengan wajahnya yang cemberut.
Berbeda dengan Steffy ia tampak bisa mengenakan topeng manisnya dan tak memperlihatkan rasa tak sukanya pada Ashilla.
"Apa dia sahabat Steffy?" tanya tuan Herry pada hadap Gernald.
Steffy tampak tersenyum, dan menganggukkan kepalanya pelan, 'Tak mengapa seorang Ashilla malam ini dianggap sahabatku, karena saat ini tampilan gadis itu cukup bisa diperhitungkan dan cukup selevel.' desis Steffy dalam hati.
Tepuk tangan itu keluar sebanyak tiga kali, "Luar biasa! sudah kuduga dari penampilannya, dia gadis yang selevel dengan kita juga tak kalah cantik denganmu Steffy!" puji sang tuan Herry, dengan sesekali melirik Ashilla.
Membuat Nyonya Sisca terbatuk-batuk, mendengar pujian yang keluar dari sang suami, seolah sangat tidak setuju, tapi ia tak mau memperburuk keadaan makan malam ini, ia sangat kenal dengan sikap suaminya. Jika sekali saja mood-nya rusak maka semua akan berantakan.
"Jangan sekarang Sisca! Masih ada besok-besok!" gumam nyonya Sisca dalam hati dengan kembali mengambil sendok garpunya di sisi kiri dan kanannya. Dan berusaha melanjutkan makan malamnya.
"Sayang, apakah gadis cantik ini yang menjadi calon Gernald? Bukan wanita usang tadi siang bukan? Apalagi, yah.. kita tahu selama ini Gernald dan Steffy itu hanya bersahabat, iya kan?" tanya tuan Herry kepada Nyonya Sisca dan Gernald.
Membuat Shierly terbatuk kali ini, Gadis itu menggelengkan kepalanya, ia benar-benar tak habis pikir dengan penglihatan sang papah, berkat tangan ajaib Aluna yang mengubah penampilan Ashilla 1000%.
"Sudahlah pa, mah! Ayo lanjut! Shierly sudah lapar Shierly Harus makan yang banyak," ucap Shierly yang membuyarkan pembicaraan berat itu.
Untung saja, Shierly membuyarkan itu semua, jika tidak entah apa yang harus Atiqa jawab. Entah apa yang terjadi jika tuan Herry tahu wanita cantik itu ternyata adalah Ashilla yang tadi siang.
Seorang wanita kampungan dan juga miskin, yang hanya bekerja sebagai karyawan biasa, dengan gaji UMP.
Pasti Tuan Herry pun ikut bersikap judes, sama seperti yang Nyonya Sisca tunjukkan.
Tapi tampaknya, malam ini Tuan Herry tak mampu menangkis kekagumannya, pada kecantikan Ashilla, melihat wajahnya yang merona merah dengan hidung mancung ramping dan juga garis bahu yang indah serta leher jenjang nan putih.
Tak kalah menggoda dengan kulit yang masih kenyal dan juga kencang, membuat Tuan Herry sesekali mengedipkan sebelah matanya pada Ashilla.
Yah tuan Herry, tampak tak sadar diri dengan usianya yang sudah melebihi setengah abad, manusiawi sebagai seorang laki-laki, nalurinya bangkit seketika melihat buah segar seperti Ashilla, yang kini berada tepat di depan matanya.
Membuat Nyonya Sisca semakin geram saja pada Ashilla, yah kedua bola mata nyonya Sisca itu melotot, memperhatikan pergerakan Ashilla, yang terlihat dengan sengaja memperlihatkan dada rendahnya.
"Dasar wanita murahan, dasar wanita penggoda!" gerutu nyonya Sisca dengan menaruh kesal teramat dalam.
"Ternyata bukan hanya menggoda anakku Gernald, tapi gadis itu sekarang juga menebar pesona nya pada suamiku," gumam Nyonya Sisca dengan semakin benci saja pada Ashilla.
Sementara Gernald, ia tampak tersenyum sangat bahagia, untuk makan malam kali ini, ia tahu kesempatan ini adalah kesempatan langka, di mana ia bisa mengajak Ashilla makan malam bersama keluarga besarnya. Duduk bersama, ditambah lagi momentum ini adalah momentum peTitaan hari pernikahan kedua orang tuanya.
"You are so beautiful, sayang," puji Gernald pada Ashilla, dengan mengecup tangan Ashilla penuh rasa.
Membuat gadis berusia 23 tahun itu seketika malu, terlihat dari kedua pipinya yang merona merah dan wajahnya yang tertunduk.
"Hushh, hentikan sayang aku malu!" ucap Ashilla dengan menaruh tangannya dibawah meja.
Sementara di depan sana, di panggung megah dan juga mewah, berkarpet merah itu, pengisi acara tampak silih berganti, mereka menyanyikan lagu kenangan untuk dihadiahkan pada tuan Herry dan juga Nyonya Sisca.
"Sekali lagi, mari kita berikan tepuk tangan yang paling meriah, atas peTitaan hari pernikahan yang ke 35 tahun, untuk Tuan Herry dan juga Nyonya Sisca,"
Yeyeye…
(Riuh tepuk tangan seisi ruangan, membuat suasana semakin meriah)
Membuat tuan Herry dan juga Nyonya Sisca diboyong menuju panggung, dan tamu undangan silih berganti memberikan ucapan selamat, beserta kecupan hangat di pipi kiri dan juga kanan, Nyonya Sisca dan Tuan Herry.
"Selamat ya om, tante, semoga pernikahan om dan tante selalu awet sampai maut memisahkan," ucap Steffy dengan penuh lembut. Memeluk tubuh nyonya Sisca dengan erat.
Tak kalah erat dan juga hangat ciuman dari Shierly dan juga Gernald untuk Nyonya Sisca. "Semoga Mama dan Papa selalu langgeng, tak akan terpisahkan oleh masalah apapun, kecuali maut," kecup keduanya kompak pada kedua pipi nyonya Sisca.
Sementara Ashilla, Ia tampaknya belum bisa memberanikan diri untuk ikut naik ke panggung, Gadis itu hanya menatap kebahagiaan keluarga Gernald dari sudut panggung. Dengan ikut tersenyum bahagia dan bertepuk tangan.
Setelah selesai menyambut semua tamu pentingnya, membuat Nyonya Sisca kembali duduk di sebelah Steffy juga Shierly, sementara itu Tuan Herry melanjutkan meeting pentingnya.
"Papa permisi dulu, Selamat hari pernikahan sayang," kecup tuan Herry pada dahi nyonya Sisca, sebelum akhirnya tuan Herry menjauh pergi, dengan langkah terburu-buru didampingi kedua bodyguard-nya.
Beberapa kado mewah sudah tersedia diatas meja, dan sebagian sudah dibawa ke kediaman Nyonya Sisca.
Kado spesial untuk nyonya Sisca tentu sangat beragam, yah ada tas mahal, sandal branded, jam mahal juga mobil mewah, menghiasi kebahagiaan hari spesialnya.
Tak hanya itu, diam-diam Shierly dan Gernald menghadiahi Nyonya Sisca sebuah rumah mewah yang bernilai ditafsir lebih dari 35 M, membuat nyonya Sisca terharu dan butiran bening itu jatuh dengan sendirinya, membasahi kedua pipi halus nya.
"Benarkah? This is Real for me?" tanya Nyonya Sisca yang masih tampak tak percaya.