Haura sempat tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh abangnya itu. Mana mungkin Abi bisa masak. Sebelum menikah dengan Haura dulu, di lemarinya hanya ada mie instan dan kulkasnya penuh dengan makanan instan serta minuman kaleng. Tidak pernah ditemui bahan makanan, kecuali setelah menikah dengan Haura.
"Iya, Ra. Abi yang masak bubur buat kamu. Tadinya, Kakak yang mau buatin, tapi Abi menolak. Katanya, spesial untuk istri tercinta dan anaknya."
"Oh." Respon singkat dari Haura mengundang perhatian semua orang. Bagaimana bisa perjuangan seorang suami dan seorang calon ayah hanya dihargai dengan jawaban singkat seperti itu. Setidaknya, berilah pujian sedikit.
"Mood ibu hamil memang menyakitkan, hingga para suami harus ekstra sabar," ucap Firhan sembari menggelengkan kepalanya.
"Ayo semuanya kita makan, tapi aku akan panaskan makanannya dulu."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com