webnovel

Jodoh [Aku yang Memilihmu]

Gathan yakin kalau dia telah menjatuhkan hatinya pada wanita yang tepat. Maka dari itu dia akan menggunakan seluruh waktunya untuk mencintai wanita yang dipilih oleh hatinya. Meskipun akan sulit, tapi dia akan tetap berusaha. Sekalipun masalahnya ada pada keluarganya. Tanyakan pada hatimu, apakah ia siap untuk selamanya ku jatuhi? Jika jawabannya iya, aku akan membuatmu berada di pihak yang diperjuangkan sedangkan aku yang berjuang__Gathan. Jika jawabanku iya, tapi semesta tak mendukung kita. Apakah kamu masih mau memperjuangkan aku?__Rana.

seinseinaa · History
Not enough ratings
230 Chs

Bab 5

Makan malam di rumah Gathan terlihat hikmat. Adipura, Papa Gahtan duduk di paling ujung meja makan. Di sebelah kiri ada Ratih, istrinya kemudian di depannya ada Gathan, samping Gathan ada Binar yang numpang makan. Hanya denting sendok dan garpu yang terdengar ruang makan rumah mewah Gathan.

"Jadi gimana, Than? Cewek yang kamu taksir udah takluk apa belum?" tanya Ratih tiba-tiba.

Gathan nyaris tersedak setelah mendengar pertanyaan Ratih barusan. Pria itu kontan menoleh ke samping, melotot pada sahabatnya yang ember. Binar hanya melengos dan pura-pura fokus pada makanannya.

"Gathan punya pacar?" tanya Adipura, suaranya terdengar berat dan berwibawa.

Gathan menelan ludahnya gugup.

"E-enggak, Pa," jawabnya kemudian.

"Tapi lagi suka sama cewek, Pa," sahut Ratih tersenyum mengejek.

Adipura menatap tajam putra semata wayangnya. "Papa nggak masalah kalau kamu mau pacaran," ujarnya membuat Gathan menghembuskan nafasnya lega. "Asalkan kamu tidak melupakan kewajibanmu sebagai pelajar, juga tanggungjawabmu sebagai anak. Membanggakan orangtua."

Adipura memang keras pada Gathan jika menyangkut pendidikan dan masa depan pria itu. Dari kecil Gathan selalu di didik untuk hidup mandiri, bisa melakukan banyak hal, dia sudah terbiasa dengan ikut les apapun. Berkuda, panahan, renang, musik, ikut berbagai macam lomba, bahkan ia sekarang sudah belajar tentang ilmu bisnis sampai masalah trading.

Padahal di umur segini, kelas 2 SMA.

Seharusnya Gathan masih bersenang-senang menikmati masa remajanya. Masa depan memang penting, tapi bukankah kebahagiaan jauh lebih penting. Terkadang Gathan lelah dengan semua aturan dari Papanya, tapi ia bisa apa kalau Adipura sudah berkehendak. Adipura adalah ayah yang tegas dan juga keras. Apapun keinginannya harus terpenuhi.

"Iya, Pa. Gathan ngerti." Hanya itu yang selalu Gathan katakan jika Adipura menuntut sesuatu.

Suasana tiba-tiba saja menjadi tegang. Semua orang fokus pada makanannya masing-masing, terlalu canggung untuk memulai obrolan kembali. Mereka makan dengan tenang.

Selesai makan malam, Binar pamit pulang dan tidak jadi menginap. Sedangkan Gathan langsung kembali ke kamarnya. Pria itu tiduran di atas kasurnya, menatap langit-langit kamarnya menerawang. Beberapa menit kemudian ia bangkit duduk, meraih ponselnya yang ada di atas kasur.

Mengutak-atik ponselnya, mencari nama Rana di deretan daftar kontaknya. Setelah menemukan, ia menekan gambar pesan.

Ping!

Ini nomernya Rana ya?

*****

Rana tengah tiduran di kasurnya saat ponselnya berbunyi. Notif dari salah satu sosial media miliknya menyembul di layar ponselnya. Chat dari seseorang yang nomernya tidak di simpan oleh Rana.

Rana memutuskan untuk mengetik pesan balasan untuk orang itu. Siapa tahu penting dan berkaitan dengan tugas atau hal apapun.

( Rana ) Rana siapa?

( Gathan ) Rana anak Deandles, 'kan?

[ Rana memutar bola matanya. ]

( Rana ) Iya. Yang mana?

( Gathan ) Lhah, emang Rana yang sekolah di

( Rana ) Deandles ada banyak, ya?

[ Rana berdecak pelan. Pesan lain muncul saat ia tak kunjung membalas. ]

( Gathan ) Irana Dirja.

Anak IPA 1.

Itu elo, 'kan?

Oh, iya.

Oke sip.

Malam Minggu.

Jam 7.

Gue jemput ke rumah lo.

Kita nge-date.

[ Rana bangkit duduk setelah membaca pesan aneh dari orang itu. ]

( Rana ) Hah?

Obat lo habis ya?

Buruan beli obat di apotik sana!

Daripada gila lo makin parah.

( Gathan ) Lhah, gimana sih?

Gue itu baru aja ngajakin lo kencan, bukannya konsultasi kejiwaan.

Kok malah di suruh beli obat.

( Rana ) Ya lo ngapain tiba-tiba ngajakin gue kencan?

Kenal juga enggak!

Itu tanda-tanda orang sakit jiwa, 'kan?

( Gathan ) Sembarangan aja kalau ngetik!

Gue masih wara, ya!

Masih sehat walafi'at.

Gue Gathan Brawijaya.

Anak IPS 1.

Kenal, 'kan?

Kenal dong pastinya.

[ Lama Rana menatap pesan chat dari orang yang mengaku bernama Gathan Brawijaya. Dia tahu nama itu. Dia juga tahu orangnya. Dia hanya heran kenapa cowok sekelas Gathan mengiriminya pesan. ]

( Rana ) Tetap aja kita nggak kenal dekat.

Gue tahu nama lo karena emang lo terkenal.

Cuma sebatas itu.

Anak tipe kayak lo pasti nggak mau repot kenal sama orang-orang kayak gue.

Nama temen-temen aja, pasti lo nggak hafal.

Trus sekarang maksud apa lo ngechat gue kayak gini?

Mau iseng doang? Prank? Taruhan?

( Gathan ) Astagah, masih nanya mau ngapain!

MAU NGAJAK LO KENCAN!

Gue anti maini taruhan, prank atau apalah.

Ini serius.

Siapa bilang gue nggak tahu tentang lo? Gue tahu kok.

Nama lo Irana Dirja. Sekolah di SMA Deandles. Anak kelas XI IPA 2. Hobi baca, dengerin musik, nonton. Punya mantan 1 pas kelas X. Sekarang masih single. Anak dari pasangan Ibu Saras dan Bapak Rajasa. Rumah lo di Perum Bukit Cemara No 7.

Gue tahu apa agama lo.

Gue juga tahu siapa Tuhan lo.

( Rana ) Ck.

Lo copas dari Dilan ya?

Sorry ya, tapi gue bukan Milea yang bisa luluh dengan kalimat semacam itu.

( Gathan ) Yah, gagal bahagia.

Lo belum luluh ya?

Ya udah.

1 jam lagi, gue coba lagi deh.

Gathan meninggalkan obrolan

1 Jam kemudian

[ Rana geleng-geleng kepala saat membaca pesan terakhir dari Gathan. Perempuan itu lalu menaruh ponselnya di atas kasur, di dekatnya. Ia kemudian beranjak menuju meja belajarnya, mengerjakan PR Kimia dari Bu Ambar hari ini. Satu jam berlalu dan ponselnya berbunyi lagi, tepat saat ia menutup lembar buku Kimianya. Rana berjalan menuju tempat tidur lantas meraih ponselnya.]

( Gathan ) Ping!

Na!

Masih inget gue nggak?

[ Rana menghembuskan nafasnya saat membaca pesan dari Gathan. Lagi. ]

( Rana ) Lo baru aja chat gue 1 jam yang lalu.Bege'!

Ya gue masih ingatlah.

( Gathan ) Alhamdulillah, kalau gitu.

Itu tandanya lo juga tertarik sama gue.

Lhah, kok gitu?

Ya itu lo nggak lupain gue. Artinya lo kefikiran terus tentang gue, 'kan?

Iye, 'kan?

( Rana ) Astagah!

Gimana gue bisa lupain lo, kalau chat lo aja notifnya masih 1 jam yang lalu!

Gue bukan nenek-nenek yang udah pikun!

;-D ;-D ;-D ;-D ;-D

( Gathan ) Jadi ini lo udah luluh belum?

Mau nerima ajakan gue buat ngedate?

( Rana ) Enggak.

( Gathan ) Oh, ya udah.

( Rana ) Apa?

Lo mau coba 1 jam lagi?

1 jam lagi gue udah tidur!

Jangan gangguin gue!

( Gathan ) Tenang aja, gue gangguinnya besok kok.

Cie, yang udah kebelet ingin gue gangguin.

Sabar ya, besok gue gangguin lagi kok.

Sekarang gue udah ngantuk.

Bye cantik ;-p

Gathan meninggalkan obrolan.

"Lhah, kok kesannya jadi gue yang ngarep sih?" gumam Rana menatap layar ponselnya yang menampilkan percakapannya lewat chat dengan Gathan. "Dasar! Nyebelin emang," ketusnya kemudian menaruh ponselnya dia atas nakas. Memilih untuk tidur karena besok pagi ia harus berangkat sekolah.

Hehm, kayaknya galak banget ya, Papanya Gathan? Ada kasusnya kayak gini juga nggak?

Kita tungguin aja guys!

PYE! PYE!

seinseinaacreators' thoughts