webnovel

Pembagian Uang

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

'Hah? Aku tak menyangka Shen Dongyuan akan membujukku dengan kalimat sepanjang itu agar bersedia ikut bersamanya ke kota Jiang.' Batin Zhu Haimei

"Nanti kita bicarakan lagi. Tidak ada yang bisa kulakukan jika aku kembali ke sana, jadi lebih baik aku menetap di sini untuk sementara waktu." Daripada kebingungan saat kembali ke kota Jiang, maka Zhu Haimei lebih memilih tinggal di desa untuk sementara waktu. Dengan begitu, ia juga tidak akan kekurangan uang, dan akan menggunakan waktunya selama di desa untuk menenangkan diri agar mendapatkan inspirasi untuk mendesain lagi.

Di kota Jiang mana ada orang-orang yang sederhana dan menyenangkan seperti orang-orang yang ada di desa ini?

"Saat kamu kembali ke kota Jiang, kamu tidak perlu khawatir. Aku bisa menafkahimu." Shen Dongyuan sudah memutuskan akan membantu Chen Chong'an, dan melakukan lebih banyak tugas. Jika ia berhasil, maka ia pasti akan mendapat bonus. Bukankah itu sudah lebih dari cukup untuk menafkahi Zhu Haimei?

Zhu Haimei pun menjadi bingung. Ada apa dengannya?

"Kenapa kamu begitu gigih ingin kembali ke kota Jiang bersamaku? Kembalilah dulu ke sana, dan aku akan tetap tinggal di sini untuk sementara waktu. Lain kali kita bicarakan lagi."

Shen Dongyuan telah kehilangan kesabarannya. Ia sudah berusaha untuk membujuk Zhu Haimei, tetapi wanita itu masih menolak untuk pergi. Apa yang harus ia lakukan?

"Kalau begitu, aku akan menjemputmu dalam sebulan."

Zhu Haimei sesungguhnya benar-benar ingin menolak ajakan tersebut, tetapi jika Shen Dongyuan sudah memaksa, maka ia tidak bisa menolaknya lagi. Sekarang hubungan mereka berdua menjadi lebih tenang, namun pikiran Zhu haimei selalu merasa terganggu. Apakah ia benar-benar harus menghabiskan seumur hidupnya bersama Shen Dongyuan?

Seperti yang sudah disepakati, keesokan harinya ia melakukan pembagian uangnya, bahkan orang tua Chunlai juga datang pada sore hari itu.

Sejak pesanan pertama yang menghasilkan keuntungan sebesar enam ratus yuan itu, Zhu Haimei belum pernah membagikan uangnya lagi. Setiap kali menerima uang, Zhu Haimei akan memasukkanya ke dalam sebuah kotak kecil. Hari ini, semua mata tertuju pada kotak uang tersebut. 'Kotak uang ini sangat hebat,' Pikir Zhu Haimei.

Sebenarnya, catatan pembukuannya sudah sangat jelas, dan uangnya dapat dibagi sesuai dengan catatan tersebut. Tetapi Zhu Haimei menyuruh Shen Xijin untuk menghitungnya sekali lagi. Hari ini adalah hari sabtu, karena itulah Xijin pulang untuk menghabiskan akhir pekan di rumah. Jika Zhu Haimei meminta Xijin yang nilai sekolahnya bagus itu menghitungnya, maka semua orang akan cukup yakin dengan hasilnya.

Shen Xijin mengambil sempoa dan menghitung laporan keuangan satu per satu. Sejujurnya, ia tidak ingin menghitungnya, tetapi Zhu Haimei mendesaknya. Jika ia menolak untuk melakukannya, bukankah itu akan membuat semua orang memandangnya rendah? Sebaliknya, ia juga ingin melihat, bagaimana kakak iparnya yang bodoh ini mencatat pembukuan keuangannya.

Begitu ia menerima pembukuan itu, Xijin pun terkejut. Rincian pendapatan dan pengeluarannya cukup jelas. Dan kakak iparnya juga sudah menghitung setengahnya, dan tidak ada kesalahan sama sekali dalam pembukuannya. Xijin benar-benar terkejut, karena ia sangat mengenal kakak iparnya. Saat kakak laki-laki nya tidak ada di rumah, keluarga Zhu Haimei dengan tidak tahu malu tidak mau pergi dari rumah mereka sebelum mereka menerima Zhu Haimei menjadi menantu keluarga Shen. Pada akhirnya, keluarga Zhu Haimei mendapatkan ide untuk membuat Zhu Haimei memiliki kehidupan phoenix, dan membuat keluarganya dalam kekacauan.

Hanya beberapa bulan setelah keluar dari rumah, kakak iparnya itu seolah-olah berubah menjadi orang lain. Karakternya berubah, bahkan ia juga bisa mencatat pembukuan dengan jelas dan teratur, tanpa ada kesalahan penghitungan di dalamnya. 'Mungkinkah tubuh Zhu Haimei dirasuki hantu?' Pikir Xijin.

Itu hanya dugaan Xijin semata, lagipula ia juga tidak mempercayai hal tersebut.

Setelah Shen Xijin selesai menghitung dan menggerakkan tangannya di atas sempoa, ia kemudian berkata, "Setelah aku periksa, semua hitungannya sudah benar."

"Kalau begitu mari kita bagi uangnya." Kata Zhu Haimei.

"Tunggu sebentar, Haimei. Kita tidak membaginya sesuai dengan proporsi sebelumnya." Kata Shen Hualian.

Zhu Haimei pun terkejut. "Kenapa?"

Shen Hualian lalu berterus terang. "Kita menerima banyak pesanan berkat Dongyuan, dan kamulah yang membuat makanan kalengnya. Chunlai dan aku hanya menjadi pemegang saham, tetapi semua modal awalnya menggunakan uangmu. Haimei, aku dan Chunlai bukanlah penjahat rakus. Untuk sisa sembilan bagian ini, lima bagiannya untukmu dan Dongyuan, sedangkan empat bagiannya untuk kami."

Keputusan ini sudah ia diskusikan dengan Wang Chunlai. Dan Wang Chunlai pun menyetujuinya. Chunlai pernah menghitung laba kotornya, jika ia mengambil empat bagian, maka ia dan istrinya akan mendapatkan uang sebesar dua ribu yuan. Mereka berdua sudah merasa puas dengan uang tersebut, karena mereka hanya perlu bekerja keras selama sepuluh hari saja. Dan jumlah tersebut sudah dua kali lipat banyak daripada pendapatan mereka di tahun-tahun sebelumnya.

Awalnya Zhu Haimei berencana menggunakan uang tersebut untuk meminta maaf pada mereka atas semua tindakannya di masa lalu. Ia berharap agar mereka semua bisa melupakan semua tindakan buruknya di masa lalu. "Tidak perlu, Kak. Lebih baik pembagiannya sesuai dengan apa yang kita setujui sebelumnya saja."

"Tahun ini, kami sangat berterima kasih padamu. Jika bukan karenamu, aku tidak akan bisa menghasilkan uang sebanyak ini dalam waktu dua tahun terakhir. Jadi, bagi saja seperti yang aku katakan. Xijin, ubah itu sebentar." Kata Shen Hualian.

"Kakak memperlakukanku seperti orang luar saja. Tidak ada salahnya mencari uang bersama-sama. Jadi, kita bagi sesuai dengan pembagian sebelumnya saja."

"Kak, kamu menikahkan anakmu dengan menantu perempuan yang tepat. Benar-benar masuk akal." Satu kalimat dari ibu Chunlai itu mencegah Shen Hualian untuk kembali angkat bicara.

Alis Shen Dongyuan sedikit berkerut. Ia ingin menggantikan Haimei untuk berdebat, tetapi ia takut kakak perempuannya akan dimarahi ibu mertuanya. "Kak, karena sekarang kita sudah menyetujuinya, jadi bagikan saja sesuai dengan kesepakatan awal. Lagipula kita hanya melakukan bisnis ini untuk sekali saja. Xijin, tolong bagikan uangnya."

Begitu mendengar tentang ucapan Zhu Haimei barusan, hati ibu mertua Hualian pun merasa cemas. Ia kemudian segera berkata sambil tertawa. "Menurutku, bukankah kita bisa melakukannya lagi tahun depan?"

Ibu mertua Zhu Haimei tidak bisa berkomentar, karena ini menyangkut kedua anaknya. Di dalam hatinya tidak ada rasa pilih kasih, tetapi kata-kata ibu mertua Hualian benar-benar tidak enak di dengar sama sekali. Ibu Shen lalu berkata, "Ini semua adalah urusan anak-anak kita. Biarkan mereka melakukan apapun yang mereka inginkan. Lebih baik kita tidak tidak ikut campur karena kita sudah tua dan tidak begitu tahu tentang masalah ini."

Zhu Haimei kemudian menatap ibu mertuanya dengan tatapan berterima kasih, namun ibu mertuanya justru memalingkan kepalanya dengan canggung.

"Sudahlah, Kak. Kali ini dengarkan aku. Xijin tolong bagikan uangnya. Setelah itu, kita akan makan malam. Buah persik kuning yang tersisa jumlahnya kurang dari seratus sampai seratus lima puluh kilogram, jadi besok kita akan mengolah itu semua."

Shen Dongyuan juga berkata, "Lakukan saja apa yang Haimei katakan. Xijin, ambil uangnya." Ia terbiasa berlatih di unit militernya, jadi begitu suasana hatinya buruk, tanpa disadari nada bicaranya menjadi kasar. Dan begitu Shen Dongyuan membuka mulut, semua orang langsung terdiam seribu bahasa.

Shen Xijin lalu mengambil sejumlah uang dan membagikannya kepada semua orang. Suasana pun kembali hangat, dan Zhu Haimei akhirnya bisa menghela nafas lega. Untung ada Shen Dongyuan di sana. Orang-orang bilang, saudara kandung pun harus menyelesaikan masalah keuangan mereka dengan jelas. Terlebih lagi, dua dari tiga bersaudara itu sudah berkeluarga, dan keluarga mereka semua bukan dari kalangan orang kaya, maka wajar jika ada yang ingin mendapatkan bagian lebih.

Setelah keluarga Wang Chunlai sampai di rumah, ia mengeluh pada ibunya. "Bu, bukankah kita sudah sepakat sebelumnya? Mengapa Ibu buka mulut lagi?"

Wanita tua itu lalu menatap anaknya. "Kalau bukan karena aku, bukankah Istrimu itu akan menyia-nyiakan empat ratus yuan dengan memberikannya pada mereka?"

Wang Chunlai pun marah. "Kalau bukan karena Adik ipar, apakah tahun ini keluarga kita akan menghasilkan uang sebanyak ini?"

Wanita tua itu pun membalas dengan acuh tak acuh. "Kamu ini orang yang keras kepala. Apakah kamu sudah mencatat resepnya? Tahun depan kita akan melakukannya sendiri. Bukankah dengan begitu kita akan menghasilkan uang yang lebih banyak daripada tahun ini?"

Wang Chunlai memandang ibunya dengan tatapan tidak percaya. "Maksud Ibu, Ibu menyuruhku untuk mencuri resepnya?"

"Mencuri apa maksudmu? Bicaramu sangat buruk. Kalian bekerja di sana setiap hari, tapi kalian tidak mencatatnya?"

"Bu, jangan berpikiran seperti itu. Bukankah Ibu mengharapkan aku dan Hualian menjadi orang baik?" Apa yang Chunlai katakan barusan telah menyinggung perasaan ibunya. Namun setelah mendengar ucapan ibunya barusan, tiba-tiba Chunlai ingin tinggal terpisah dari keluarga besarnya.

Ibu Chunlai pun segera berteriak. "Aku tidak mengatakan seperti itu! Ia adalah Adik ipar Hualian. Bukankah ia seharusnya mengajari kalian cara membuatnya?"

Wang Chunlai menatap ibunya dengan kecewa. "Bu, jika Ibu seperti ini lagi, mari kita tinggal terpisah saja."

Next chapter