webnovel

Dilempar Mangkuk

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Zhang Zhonghai tidak mengangkat kepalanya. "Tidak usah. Ini adalah makananmu, aku tidak berani memakannya." 

Dari cara bicaranya dapat diketahui dengan jelas kalau Zhang Zhonghai sedang marah dan membuat Zhu Haimei merasa canggung. Ia tidak tahu mengapa Zhang Zhonghai bersikap demikian, karena sepertinya Haimei tidak pernah mencari gara-gara dengannya. 

Shen Dongyuan tidak bodoh. Kali ini ia bisa tahu bahwa sesuatu telah terjadi setelah mendengar nada bicara Zhang Zhonghai. Shen Dongyuan lalu meletakkan mangkuknya dan berkata, "Ada apa ini?" 

"Kak, aku akan memberitahumu secara langsung karena kamu bukanlah orang asing bagiku. Bisakah kamu sedikit mengendalikan kakak ipar? Zhong Yan dibuat marah sampai menangis olehnya." Perkataan Zhang Zhonghai barusan membuat Zhu Haimei terdiam. Pria ini boleh juga ya, ia benar-benar bisa menjaga istrinya, pikir Zhu Haimei. 

Shen Dongyuan berusaha menahan amarahnya lalu berkata, "Ia melakukan hal yang tidak masuk akal lagi ya?" 

"Ia mempermalukan Zhong Yan di hadapan sekelompok orang. Kamu juga tahu bahwa Zhong Yan itu seorang guru, kan? Sekarang ia sedang menangis di rumah dan mengatakan kalau ia tidak berani pergi ke sekolah besok." 

Wajah Shen Dongyuan pun berubah menjadi suram saat mendengar ucapan Zhang Zhonghai barusan. "Aku akan menyuruhnya datang ke rumahmu dan meminta maaf pada Zhong Yan." 

"Itu tidak perlu. Zhong Yan juga bukan orang yang jahat. Aku di sini hanya untuk memberitahumu saja. Untungnya, itu adalah Zhong Yan istriku. Kalau itu orang lain, mungkin kakak ipar tidak akan dimaafkan begitu saja." Balas Zhang Zhonghai

"Kapten Zhang, bisakah anda mencari tahu kronologi kejadiannya terlebih dahulu sebelum datang kesini untuk menyalahkanku?" Ucap Zhu Haimei yang merasa tidak terima dengan ucapan Zhang Zhonghai. 

"Diam." Suruh Shen Dongyuan yang sedang berusaha menahan amarahnya. 

"Dengarkan aku, aku mengatakan yang sebenarnya. Zhong Yan yang terlebih dahulu mempermalukanku di depan umum. Mana mungkin aku hanya tinggal diam jika diperlakukan seperti itu?" Ujar Zhu Haimei membela diri dengan menjelaskan kejadian yang sebenarnya terjadi. 

Shen Dongyuan menahan amarahnya dan berkata, "Kapten Zhang, pulanglah dulu." 

Ketika Zhang Zhonghai melihat pertengkaran di antara mereka berdua, ia merasa sedikit puas. 

Setelah Shen Dongyuan mengantar Zhang Zhonghai pergi, ia lalu menoleh dan melihat Zhu Haimei yang berdiri di sebelahnya. Ia menunjuk-nunjuk wajah Zhu Haimei dengan jarinya sembari berkata, "Apa yang telah kamu lakukan? Sudah berapa kali aku katakan padamu, kalau kamu seenaknya sendiri, jangan tinggal di sini lagi." 

Ucapannya barusan membuat Zhu Haimei tersulut emosi dan nyaris berteriak di hadapan Shen Dongyuan. "Kalau kamu tidak tahu kebenaran dari masalah ini, jangan dengan mudah mengatakan kalau aku ini seenaknya sendiri. Apakah kamu masih akan marah padaku jika kamu melihatnya sendiri? Kenapa kamu menunjuk-nunjuk aku dengan jarimu? Apa ibumu belum pernah mengajarimu sopan-santun? Hanya orang yang tidak berpendidikan lah yang menunjuk orang lain dengan jari mereka!!" Ujar Zhu Haimei yang tersulut emosi. 

"Astaga, kenapa kamu ini? Apa yang ibuku ajarkan itu bukan urusanmu! Kamulah yang datang ke sini mencariku, apa kamu masih mau berdalih?" Balas Shen Dongyuan. 

"Aku berdalih? Aku berdalih bagaimana? Kamu belum melihatnya sendiri, tetapi kenapa langsung bilang aku tidak masuk akal?" Ujar Zhu Haimei. 

Langkah Zhang Zhonghai terhenti di pintu masuk tangga saat mendengar suara pertengkaran Shen Dongyuan dan Zhu Haime dengan jelas. Apa yang dikatakan Zhu Haimei ada benarnya juga. 

Shen Dongyuan mengepalkan tangannya lalu berkata, "Aku beritahu kamu, aku sudah sangat lama menahannya. Kamu sudah membuat begitu banyak masalah semenjak datang ke sini. Besok, pergilah dari tempat ini. Aku akan pergi ke rumahmu dan meminta maaf nanti." 

"Aku tidak salah, aku tidak akan pergi." Balas Zhu Haimei yang mulai bisa mengendalikan emosinya. 

"Aku tidak percaya kalau Zhong Yan yang lebih dulu menghinamu. Ia adalah seorang guru, ia tidak mungkin bermulut kasar sepertimu." Ujar Shen Dongyuan. 

"Memangnya kenapa kalau Zhong Yan seorang guru? Apakah itu lantas membuatnya menjadi manusia yang mulia dan bermoral?" Tanya Zhu Haimei yang tatapan matanya dipenuhi oleh kilatan amarah. "Kalau begitu, kenapa kamu tidak menikahinya dan malah menikahiku?" Imbuhnya. 

"Kamu pikir aku bersedia menikahimu dengan senang hati? Kalau bukan karena Ibumu yang memaksa keluargaku untuk menikahimu, kamu pikir aku mau?" 

Zhu Haimei menjadi sangat marah setelah mendengar ucapan barusan. Ia kemudian dengan sengaja mendorong kursi lipat yang ada di depannya hingga mengenai kaki Shen Dongyuan. Shen Dongyuan pun berteriak kesakitan dan memakinya. "Kamu gila ya!" Lelaki itu kemudian tanpa ragu meraih mangkuk di atas meja dan melemparkannya pada Zhu Haimei. 

Mangkuk itu pun mengenai dahi Zhu Haimei. Ia bisa merasakan mie panas itu di seluruh wajahnya dan membuatnya menjadi kesakitan. Baju, celana dan sepatunya, semuanya basah karena tumpahan mie. 

Di kehidupan yang sebelumnya, Zhu Haimei sering bertengkar dengan Tang Yiming, tetapi Tang Yiming tidak pernah sekalipun memukulnya. Zhu Haimei benar-benar merasa terhina atas perbuatan Shen Dongyuan yang bahkan tega melemparinya dengan mangkuk. 

Saat Zhang Zhonghai baru sampai di belokan tangga, jantungnya tiba-tiba berdegup dengan kencang saat mendengar suara keras dari kediaman Shen Dongyuan. Shen Dongyuan terkenal karena temperamennya yang buruk, tetapi ia tidak akan memukul Zhu Haimei kan? 

Zhang Zhonghai pulang dengan hati yang gelisah. "Apakah mereka berkelahi? Aku mendengar suara berisik. Kapten Shen bilang apa?" Tanya Zhong Yan yang kedua matanya tampak memerah dan sedikit bengkak, namun nada bicaranya terdengar antusias. 

"Ia bilang ia akan mendidiknya." Kata Zhang Zhonghai. 

"Mendidik apanya? Melihat Zhu Haimei yang seperti itu, mana mungkin ia layak bersama dengan kapten Shen? Aku ingin melihat langsung perceraian mereka terjadi." 

Zhang Zhonghai menatapnya dengan aneh dan berteriak, "Zhong Yan!" 

Zhong Yan tertegun lalu menyahut. "Ada apa?" 

"Setelah ini, menjauhlah dari Zhu Haimei sejauh mungkin kalau kamu bertemu dengannya." 

"Apa kamu mengira aku yang memprovokasinya? Aku tidak memprovokasinya." Kata Zhong Yan. 

Zhang Zhonghai melambaikan tangannya dan berkata, "Pergi masak sana. Aku lapar." 

"Ya." Zhong Yan kemudian pergi ke dapur untuk memasak, tetapi Zhang Zhonghai duduk di sofa dengan gelisah. Suara yang tadi ia dengar adalah suara benda yang dijatuhkan Shen Dongyan atau suara orang yang dipukulnya? 

Di sisi lain, Zhu Haimei mengusap wajahnya dengan tangannya lalu membuang mienya ke lantai. Ia kemudian berkata dengan setenang mungkin. "Aku tidak tahu bagaimana tentara mendidik kalian, tetapi aku tahu bahwa tentara itu sangat memperhatikan segala hal dari akar dan batangnya, mereka tidak boleh menyalahkan seseorang tanpa pertimbangan yang hati-hati. Meskipun aku, Zhu Haimei, adalah orang yang sangat jelek dan juga tidak baik, tetapi kenapa kamu tidak menanyakan padaku tentang penyebab terjadinya masalah, Kapten Shen?" 

Zhu Haimei sama sekali tidak terlihat menyesal dan masih berbicara dengan tegas. Hal tersebut membuat Shen Dongyuan menjadi sedikit merasa bersalah, tetapi ia tetap pada pendiriannya. "Zhong Yan adalah seorang guru, mana mungkin ia menghinamu? Apa kamu bahkan tahu bagaimana cara menulis kata 'menghina' ini?" 

Zhu Haimei mengepalkan tangannya dengan erat lalu membalas ucapan Shen Dongyuan. "Pertama, pagi ini aku pergi ke rumah kak Huang untuk meminjam sekop. Dan saat aku berpapasan dengan Zhong Yan di tangga, ia berkata, 'Aduh, jalannya benar-benar sempit'. Lalu di sore hari, saat aku pulang naik bus dari kota, ia berkata padaku. 'Hey, kamu keluar untuk membeli banyak barang ya? Apa kamu tidak takut akan bertengkar dengan Kapten Shen?' Dan aku cuma menjawabnya dengan berkata, 'Apakah karena biasanya guru Zhong sudah terbiasa dalam mengurusi siswa, jadi guru Zhong bahkan juga mengurusi urusan keluarga orang lain?' Dan ia pun menangis sepanjang perjalanan. Kalau Kapten Shen menyebutku tidak tahu apa-apa, ayo ajari aku sekarang. Apakah aku yang menghinanya atau ia yang menghinaku?" 

"Kalau saja kamu bukan orang yang sombong dan seenaknya sendiri, tidak akan ada seorang pun yang menuduhmu seperti sekarang. Ini semua terjadi karena kesalahanmu sendiri. Kamu menuai hasil dari tindakan burukmu selama ini, jadi jangan menyalahkan orang lain." Kata kapten Shen. 

Zhu Haimei tersenyum pahit lalu berkata, "Bagus. Sangat bagus, Shen Dongyuan. Ingatlah dengan baik apa yang kamu ucapkan hari ini." 

Ucapan Zhu Haimei barusan membuat Shen Dongyuan marah. Ia tidak menyangka kalau Zhu Haimei akan mengatakan hal seperti itu. "Kalau aku mengingatnya, kamu bisa apa?" Ujar Shen Dongyuan, sementara Zhu Haimei berbalik dan pergi ke kamar mandi. Ia menyalakan kran air di kamar mandi, lalu menangis tersedu-sedu. 

Ya, kepahitan hanya bisa ditelannya seorang diri. Ya, ia adalah orang jahat yang harus menanggung akibat dari perbuatannya sendiri. "Kalau saja kamu bukan orang yang sombong dan seenaknya sendiri di keseharianmu." Ucapan Shen Dongyuan itu kembali terngiang di telinganya. Ya, semua ini adalah salahnya sendiri. Pikir Zhu Haimei. 

Shen Dongyuan yang mendengar suara air, termenung saat melihat mie dan mangkuk yang hancur berkeping-keping di lantai. 

Zhu Haimei belum lama datang kesini, tetapi setiap kali mereka bertengkar, wanita itu akan berubah menjadi seperti seekor rubah betina, sangat kasar. Namun, kenapa kali ini wanita itu berubah menjadi lembut? Ia bahkan tidak membalas pukulannya. 

Zhu Haimei yang dulu dikenalnya, pasti sudah mengangkat meja dahulu sebelum ia sempat memukulnya. Perubahan sikap wanita itu membuat Shen Dongyuan bertanya-tanya.