"Tidak perlu sungkan terhadapku." kata Huo Yingcheng sambil melambaikan tangannya. "Lagi pula kita kan sudah pernah bertemu berkali-kali." lanjutnya lagi. Lalu, ia merasa terlalu sering tidak sengaja bertemu dengan Gu Qingjiu. Dan lagi entah mengapa, sering kali mereka bertemu di kondisi dan situasi yang tidak aneh, seperti hari ini contohnya. Apakah ini yang dinamakan takdir? tanyanya dalam hati.
Namu, ketika Huo Yingcheng sedang berbicara dengan Gu Qingjiu, He Niancheng saat ini sedang menatap ke arah Gu Qingjiu. Tatapan itu bukanlah tatapan yang ramah, melainkan tatapan yang membuat orang tidak nyaman. Tatapan yang begitu dingin bagaikan air es yang dituangkan ke sekujur tubuh Gu Qingjiu.
Gu Qingjiu memang sudah pernah mengalami segala asam garam kehidupan, namun tetap saja ia tidak tahan menerima tatapan seperti itu. Ini karena instruktur kepalanya memberikannya tatapan yang begitu tajam bagaikan elang yang sedang memburu mangsanya, terlihat begitu seram dan mengintimidasi.
"Ada orang lagi yang kalian kenal di sini?" tanya seseorang.
Tiba-tiba terdengar suara dari balik tirai di belakang He Niancheng, tapi suara itu terdengar begitu lembut dan menenangkan. Mendengar suara itu bagaikan angin sepoi-sepoi yang bertiup di bawah teriknya matahari, sungguh memberi rasa sejuk dan nyaman. Apabila hanya mendengar suaranya saja, seolah memberi perasaan penasaran seperti ingin melihat pemilik dari asal suara tersebut.
Begitu juga dengan Gu Qingjiu, gadis itu kemudian menoleh ke arah tirai tersebut. Lalu, dari balik tirai itu muncul seorang laki-laki yang memakai jas dokter berwarna putih. Tubuhnya ramping dan kakinya terlihat begitu jenjang, kira-kira 180 cm tingginya. Wajahnya terlihat begitu lembut dan menyenangkan, bahkan jas putihnya juga terlihat begitu bersih dan rapi, tidak terlihat ada sedikitpun lekukan pada jas itu. Alisnya tebal dan melengkung sempurna, benar-benar menambah ketampanan pria itu.
Setelah menatap laki-laki itu, Gu Qingjiu terkejut seketika, seperti ada sebuah perasaan sedih yang tidak dapat terungkapkan dengan kata-kata. Hal ini karena laki-laki yang ada di hadapannya seperti mengingatkannya pada Su Lingche, sesosok lelaki yang hampir dilupakan olehnya.
Namun, rasa hangat yang terpancar dari lelaki yang ada di hadapannya kini, sungguh-sungguh memiliki kesamaan dengan lelaki yang pernah singgah di hatinya dulu. Walaupun terasa sangat mirip, tapi lelaki ini terlihat lebih sopan dan hangat, ia juga lembut dan terlihat begitu elegan. Itu adalah beberapa perbedaan yang cukup signifikan dengan Su Lingche.
Lelaki yang ada di hadapan Gu Qingjiu itu, kini melihat ke arahnya, "Taruna baru ya?" tanyanya sambil tersenyum kepadanya.
Suara itu seolah menarik Gu Qingjiu kembali dari kenangan akan mantan kekasihnya itu, lalu ia menjawab dengan sedikit terbata-bata, "I-ya."
Tatapan Gu Qingjiu terlihat tidak tenang dan sedikit panik, hal ini juga dirasakan oleh 3 orang lelaki yang saat ini sedang menatapnya. He Niancheng menatap tajam ke arah kedua matanya, sedangkan Huo Yingcheng kini sibuk menatapnya, lalu berganti menatap ke arah lelaki di samping He Niancheng itu.
"Maaf, komandan Huo, instruktur kepala He, saya pergi dulu. Masih ada yang harus saya kerjakan." pamit Gu Qingjiu sambil menundukkan kepalanya. Ia merasakan telapak tangannya kini telah basah. Kemudian ia mencari alasan seadanya, lalu segera pergi dengan terburu-buru untuk meninggalkan ruangan itu. Punggungnya yang menjauh, sangat menunjukkan betapa ia sedang panik dan tergesa-gesa akan sesuatu.
Melihat gadis itu telah pergi meninggalkan ruangan, Huo Yingcheng dengan penasaran menoleh ke arah lelaki berjas putih tersebut, "Nan Yingxian, kamu mengenalnya?" tanyanya kemudian.
Lelaki yang disebut Nan Yingxian itu, tampak meletakkan tangannya di belakang tubuhnya sambil berkata, "Kalau aku mengenal gadis itu, buat apa aku bertanya apakah dia taruna baru apa bukan?" tanyanya dengan sedikit tertawa.
Mendengar jawaban Nan Yingxian, Huo Yingcheng menatap ke arah He Niancheng dan berkata, "Mayor Jenderal, bagaimana mungkin ada gadis yang dapat luput dari pesonamu dan malah melihat pria lain…"
Belum sempat Huo Yingcheng menyelesaikan perkataannya, He Niancheng sudah terlebih dahulu memberi tatapan yang tajam padanya, dan itu membuatnya tidak berani melanjutkan kata-katanya. Ia mengira, kalau Gu Qingjiu akan tertarik dan suka pada Nan Yingxian, sehingga sampai berperilaku seperti itu.
Nan Yingxian merupakan seorang dokter di pelatihan militer, jadi wajar baginya untuk tidak mengenali Gu Qingjiu. Ia merasa gadis yang barusan itu agak sedikit aneh baginya. Namun ia tidak menaruh kejadian barusan di dalam hatinya...