Puzi tiba di lantai dasar, lalu ia keluar dari lift sambil tersenyum santai pada karyawan yang menyapanya. Sesampainya di luar kantor, Puzi melirik ke sekitar area untuk mencari dimana mobil khususnya berada. Dan tidak lama kemudian, Puzi melangkah menuju ke mobil itu.
Awalnya Puzi merasa lebih baik setelah keluar dari ruangan Fatih, tapi saat ia menaiki lift semuanya begitu. Rasa pusing dan mual itu kembali menyerang Puzi, membuat wanita itu ingin cepat-cepat kembali ke rumahnya.
"Pak, kita langsung pulang saja ya? Saya ingin istirahat," pinta Puzi pada pak Diman.
"Siap non," jawab pak Diman yang sudah mulai melajukan mobil.
Puzi terdiam, ia bersandar pada jok mobil di bagian tengah. Kepalanya berputar-putar, membuat rasa mual itu semakin menjadi-jadi.
"Pak, ada kantong plastik tidak?" tanya Puzi pada supir pribadinya.
"Ada non, tapi di belakang. Non butuh kantong plastik?" jawab pak Diman memastikan.
"Iya pak, saya mual. Tidak tahan lagi," jawab Puzi apa adanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com