Bukannya Dewi lancang. Hanya saja, Jeremi sudah menekan padanya agar selalu memberitahukan Jeremi di setiap kondisi apa pun.
Wili kini telah berdiri di depan Jeni, membuat Jeni terperangah dibuatnya.
Jeni segera berdiri dengan wajah tercengang. Lalu membuah wajahnya ke samping seakan tak sudi melihat wajah suaminya.
"Mau ngapain lagi kamu ke sini, Mas?" Jeni bertanya tanpa membalas tatapan Wili tak begitu sendi kepadanya.
"Jeni, aku mohon dengarkanlah ucapanku. Aku minta maaf, walau aku tahu maaf ini tak akan bisa mengobati luka hatimu," ucap Wili dengan sendu. Ia mencoba meraih tangan Jeni akan tetapi dengan cepat Jeni menghempaskannya.
"Sudahlah, Mas. Aku tak mau mendengar ucapan kamu. Pergi, Mas!" Jeni mengusir Wili dengan sinis.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com