Laki-laki bajingan

Satu hari berlalu, hari akhir ujian sudah akan segera berakhir kutempuh. Rasanya sudah tidak sabar untuk mencapai titik dimana aku akan segera bebas dari segala penat. Aku merebahkan tubuhku di atas kasur, ponselku bergetar panggilan dari nomor asing. Rasanya enggan sekali menerima panggilan dari nomor asing ini.

"Halo…" jawabku yang pada akhirnya tetap menerima panggilan itu.

"Hai, Nona."

Aku menghembuskan napas panjang menunjukkan betapa aku malas mendengar ucapan itu.

"Aku teman Choco, aku pernah memberitahu mu tentang Choco saat dia sedang mabuk berat."

Aku tersentak. "Apa kau menyimpan nomorku?"

"Aku… Aku memang mengingat nomor cantik mu ini. Maaf jika aku lancang."

"Jika kau tau ini lancang kenapa kau masih melakukannya hah?"

"Wah, ternyata kau ini memang benar galak."