Bahkan Rival berani menerobos saat lampu merah di jalanan besar. Aku pasrah dan memejamkan kedua mataku hingga akhirnya Rival menepikan laju mobil di sisi jalan, dengan menginjak rem begitu saja.
Detak jantungku terasa berhenti. Aku baru berani membuka kedua mataku setelah mendengar suara pintu mobil yang terbanting, kulihat Rival keluar dari dalam mobil.
Aku memijit kedua pelipis, rasanya sesak napas dan hal ini membuatku gila. Kemudian Rival berteriak, mengejutkanku yang masih di dalam mobil.
Dengan cepat aku keluar dari dalam mobil. Kulihat Rival menjambaki rambutnya sendiri dari arah belakang hingga mengusap wajah nya dengan kasar.
Aku berjalan ke arah nya dengan ragu, aku takut untuk sekedar berkata maaf padanya. Belum sempat aku mengajak nya bicara, dia menoleh ke belakang menatapku dengan mata sembab.
Dia... Dia menangis? Aku tersentak. Dia pun menyentuh dan mencengkeram kuat kedua bahuku.
"Kenapa Rose, kenapaaa?" teriaknya mengguncangkan tubuhku.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com