Happy Reading
***
"Tidak ada." Husni dengan kasar melepas genggaman tangan Javas.
"Quill?" Javas menyebut nama seseorang yang diingatnya. Ia yakin pernah mendengar nama itu. Jonquil?
Mendengar nama itu Husni langsung menatap mata Javas dengan tidak percaya. "Kenapa dia bisa tahu nama panggilan kecilku," geram Husni dalam hatinya.
"Quill? Siapa, Vas?"
Javas menggeleng kemudian memejamkan matanya. Ia benar-benar pernah mendengar nama itu dan melihat Husni dalam sentuhan pahatan dan ukirannya.
"Aku pernah melihatmu. Tapi dimana? Apa hubunganmu dengan … tunggu! Bunga Daffodil!" Tangan Javas menepuk paha Uki dengan keras. Yang ditepuk hanya bisa meringis kesakitan.
Mata Javas terbuka, melihat Uki dengan wajah geregetan pada dirinya sendiri.
"Kenapa aku susah sekali mengingat apa yang tidak terlalu penting tapi disaat seperti ini aku membutuhkan ingatan itu sih, Ki!!" Javas menggeram kesal pada dirinya sendiri.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com