webnovel

Jarak Diantara Kita

Ketika jarak seakan memisahkan segala nya. Hubungan menjadi taruhan nya apabila sudah dipisahkan oleh jarak. Ego seseorang yang begitu besar seakan menjadikan jarak adalah suatu masalah dan akan terus menjadi masalah yang tidak dapat di cari jalan keluarnya. Tama, seorang pria muda yang masih berusia dua puluhan yang mempunyai ambisi begitu besar dalam menggapai mimpi - mimpi nya. Di pertengahan jalan untuk mewujudkan mimpinya, ia bertemu seorang gadis yang bernama Hany. Gadis tersebut membuat hati nya luluh. Disaat romantisme diantara kedua nya terjalin begitu intens, Tama di harus kan pergi untuk bekerja di kapal pesiar. Akan kah Tama dan Hany akan tetap melanjutkan hubungan mereka setelah mereka di timpa oleh masalah? Akan kah Hany bisa menunggu Tama kembali? Bisakah mereka berdua menyelesaikan konflik diantara mereka berdua dan tetap bersama? mungkinkah akan ada pihak ketiga? ----||----

simmersunshine07 · Teen
Not enough ratings
299 Chs

Seseorang Yang Baru

Hany mulai merasa bosan, ia pun kemudian hendak pergi ke swalayan dekat rumah Hilda. setelah di dalam swalayan Hany pun merasa bingung dengan apa yang hendak ia beli. ia kemudian mengambil beberapa kaleng bir dan mie instan. kemudian ia pergi ke area dimana terdapat berbagai macam sayur - sayuran. ia pun kemudian mengambil seikat daun bawang dan juga seikat bayam. lalu ia juga mengambil sebungkus wotel impor yang terlihat masih segar.

Kemudian Hany pun kembali mengelilingi swalayan tersebut. lalu ia mendengar bahwa ada salah satu stan daging yang sedang mempromosikan daging nya dengan setengah harga. kemudian hany bergegas menghampiri stan tersebut. lalu ia melihat hanya tersisa satu pack daging, ia pun berlari sambil mendorong troli belanjaan nya. saat hampir sampai tiba - tiba troli Hany bertabrakan dengan troli pengunjung lain nya. ternyata pengunjung tersebut juga hendak mengambil daging itu.

Mereka berdua pun kemudian saling bertatapan dan melirik ke arah daging yang hanya tinggal satu tersebut. mereka mulai saling mendorong dengan troli, kericuhan pun mulai terjadi. Hany begitu geram dengan pengunjung pria yang saat ini berlomba dengan nya untuk mendapat kan daging tersebut. kemudian Hany berpura - pura terjatuh dan hampir menangis, pria itu pun menarik troli nya dan menghampiri Hany untuk melihat keadaan nya.

Saat pria itu bertanya kepada Hany apakah dirinya baik - baik saja, Hany pun langsung mendorong pria tersebut hingga dia jatuh dan Hany langsung bergegas pergi ke stan dan mengambil daging yang hanya tinggal satu itu. pria itu pun menoleh ke arah Hany dan tersenyum licik. sedangkan Hany hanya menjulurkan lidah nya seolah mengejek pria tersebut.

Hany pun pergi ke kasir membawa troli belanjaan nya dan sebungkus daging diskonan yang baru saja ia dapat kan. perasaan nya pun senang sampai - sampai iya senyum - senyum sendiri. setelah selesai membayar nya, Hany pun pergi keluar swalayan itu dengan membawa beberapa kantong belanjaan. ia pun berjalan pulang ke rumah Hilda dengan perasaan bahagia, karena ia telah berhasil mendapatkan daging dengan membodohi seorang pria.

Hany berjalan perlahan - lahan, lama - kelamaan ia merasa di ikuti oleh seseorang. ia pun menoleh kebelakang dan ia melihat pria yang ia bodohi di swalayan tadi. Hany pun terkejut, ia bertanya - tanya apakah pria tersebut mengikuti nya karena masih kesal kepada nya. Hany pun mempercepat jalan nya sambil sesekali menoleh ke belakang. terlihat pria itu masih mengikuti diri nya sambil memainkan ponsel.

Lalu Hany pun berhenti tepat di depan rumah Hilda. kemudian dia membalikkan tubuh nya dan berkata " Mengapa kau mengikuti ku? " dengan suara lantang. pria tersebut pun menghentikan langkah nya dan menatap ke arah Hany. mereka pun saling memandang satu sama lain. Hany memandang nya dengan perasaan kesal sedangkan pria tersebut memandang Hany dengan ekpresi wajah nya yang datar.

Lalu pria tersebut mengeluarkan earphone dari telinga nya dan berkata " hei! apa yang kau lakukan? minggir dari jalan ku! " dengan nada ketus pria itu berbicara. Hany pun kemudian bergeser dan memberi jalan kepada pria tersebut dan pria itu pun melewati nya begitu saja. pria itu ternyata tinggal di apartemen yang sama dengan Hilda. Hany pun kemudian masuk mengikuti pria tersebut, Hany pun melihat pria itu masuk ke dalam lift terlebih dahulu, Hany pun kemudian membarkan pria itu untuk naik terlebih dahulu.

Kemudian pria itu menahan lift nya dan bertanya apakah Hany akan naik atau tidak dengan nada bicara nya yang sedikit kasar. Hany pun langsung masuk begitu saja ke dalam lift tanpa menjawab pertanyaan pria itu. pria itu mulai menekan lantai yang hendak ia tuju dan ternyata sama dengan lantai rumah Hilda berada.

" Kebetulan yang sangat aneh! " gumam Hany.

Setelah pintu lift terbuka, Hany pun menyerobot dan keluar terlebih dahulu mendahu;ui pria tersebut. karena pria tersebut terus saja terpaku dengan layar ponsel nya. pria itu kemudian melihat Hany dengan kesal, namun Hany tidak memperdulikan nya. Hany kemudian sampai di depan pintu rumah Hilda dan ternyata rumah pria tersebut tepat berada di samping rumah Hilda.

Hany kemudian menatap ke arah pria tersebut dengan keheranan, ia tidak menyangka tempat tinggal pria tersebut bersebelahan dengan Hilda. lagi - lagi Hany bergumam " Kebetulan yang menyeramkan! " kata nya sembari membuka pintu rumah hilda. pria itu pun melihat Hany yang memasuki rumah yang berada tepat di sebelah rumah nya namun pria tersebut terlihat tidak memperdulikan nya.

Hany kemudian menaruh kantong belanjaan nya di meja dan ia pun kemudian duduk di sofa yang ada di ruang tamu. ia pun kemudian menenggak sekaleng bir dingin yang sebelum nya ia ambil di dalam kulkas.

" Ahhh...segar nya. " seru Hany. " kebetulan yang luar biasa. aku pikir pria itu mengikuti ku. ternyata dia tetangga Hilda. aku harus bertanya kepada Hilda nanti apakah dia mengenal pria yang tinggal di sebelah rumah nya. " ucap Hany yang berbicara sendiri.

Setelah beristirahat sejenak, Hany pun mulai membereskan barang belanjaan nya dan memasukkan nya ke kulkas, selanjutnya ia merapikan rumah Hilda yang terlihat sangat berantakan setelah kedatangan nya. setelah ia selesai membersihkan rumah Hilda, terdengar suara kunci pintu yang di tekan. " ah, sepertinya Hilda pulang. " kata Hany sambil menghampiri pintu rumah Hilda.

" Aku pulang. " seru Hilda ketika membuka pintu.

" Da! sini - sini ikut aku. " ajak Hany yang menarik tangan Hilda dan membawa nya keruang tamu.

" Ada apa sih Han?! " tutur Hilda yang merasa aneh kepada Hany.

" Hilda, apakah kau mengenal tetangga sebelah rumah mu? dia seorang pria. " tanya Hany dengan serius kepada Hilda.

" Hah? orang sebelah mana kiri atau kanan? aku hanya mengenal tetangga sebelah kanan rumah ku karena ia seorang wanita dan aku sering berpapasan dengan nya. " jelas Hilda.

" Sebelah kiri rumah mu ternyata seorang pria. " ucap Hany.

" Apa? pria? apakah dia tampan? bagaimana kau mengetahui nya? cepat jelaskan padaku! " kata Hilda dengan mata yang mulai berbinar - binar.

" Kau ini, jika sudah dengar kata pria pasti langsung begini. apakah kau sangat begitu menyukai laki - laki Hah?! ck ck ck " sahut Hany yang mulai merasa kesal dengan sahabat nya itu.

" Kau kan tahu aku! ayo cepat beritahu! " tegas Hilda.

" Aku bertemu dengan nya di swalayan. kami sempat memperebutkan sebungkus daging yang kebetulan saat itu sedang diskon. kau tahu? aku kemudian membodohi nya dan aku pun mendapatkan daging nya. ha ha ha . " ungkap Hany yang kemudian tertawa terbahak - bahak.

" Dasar bodoh! " sahut Hilda dan mengumpat Hany.

" Lho, kenapa bodoh? bukankah aku pintar karena membodohi pria itu? " tanya Hany yang merasa tidak terima dengan apa yang dikatakan Hilda.

" Ya kau bodoh! bukan nya kamu ajak kenalan lalu kalian bisa berkencan. ini malah di bodohi seperti itu. huh! membosan kan! " jelas Hilda dan kemudian pergi ke kamar nya.

" Hei! tunggu! kesini kau! mengapa kau mengatakan hal itu hah?! Hilda! " teriak Hany dengan kesal sambil memanggil - manggil teman nya itu.

" Masa bodo! " teriak Hilda dari kamar nya.