webnovel

Jarak Diantara Kita

Ketika jarak seakan memisahkan segala nya. Hubungan menjadi taruhan nya apabila sudah dipisahkan oleh jarak. Ego seseorang yang begitu besar seakan menjadikan jarak adalah suatu masalah dan akan terus menjadi masalah yang tidak dapat di cari jalan keluarnya. Tama, seorang pria muda yang masih berusia dua puluhan yang mempunyai ambisi begitu besar dalam menggapai mimpi - mimpi nya. Di pertengahan jalan untuk mewujudkan mimpinya, ia bertemu seorang gadis yang bernama Hany. Gadis tersebut membuat hati nya luluh. Disaat romantisme diantara kedua nya terjalin begitu intens, Tama di harus kan pergi untuk bekerja di kapal pesiar. Akan kah Tama dan Hany akan tetap melanjutkan hubungan mereka setelah mereka di timpa oleh masalah? Akan kah Hany bisa menunggu Tama kembali? Bisakah mereka berdua menyelesaikan konflik diantara mereka berdua dan tetap bersama? mungkinkah akan ada pihak ketiga? ----||----

simmersunshine07 · Teen
Not enough ratings
299 Chs

Kekasih Baru Hilda

Keesokan pagi nya Hany terbangun dan mulai mencari keberadaan Hilda. dia pun beberapa kali berteriak memanggil Hilda namun tidak ada sahutan. Hany pun bangun dari tempat tidurnya dan melihat kamar Hilda ternyata Hilda tidak ada di kamarnya.

" Apakah semalam dia tidak pulang? mengapa dia tidak mengabari ku? " ucap Hany sambil mengambil ponselnya dan hendak menghubungi Hilda.

Kemudian Hany mencoba menghubungi Hilda namun ponselnya tidak aktif. Hany merasa sedikit cemas karena tidak biasanya dia seperti ini. Hany mulai melihat jam dan ternyata dia sudah kesiangan untuk berangkat kerja. dia pun segera bersiap - siap dan berangkat ke kantor.

Bis yang biasa dia naiki kebetulan saja sudah lewat sedari tadi. dia harus menunggu lama lagi untuk bis selanjutnya. karena terlalu lama, dia pun memutuskan untuk pergi menggunakan taksi. kemudian Hany menghentikan sebuah taksi dan pergi menuju kantornya. dia berharap tidak datang terlambat.

Biasanya Hany selalu di bangunkan pagi - pagi oleh Hilda. karena Hilda tidak pulang, Hany jadi terlambat bangun. karena Hany kesulitan untuk bangun pagi. ternyata selama perjalanan yang Hany kira tidak akan terlambat, ternyata salah besar. justru dia kena macet cukup parah saat perjalanan menuju ke kantor. sehingga dia terlambat 15 menit.

Hany pun sempat kena tegur atasannya. karena saat ini pekerjaan Hany begitu banyak setelah dia cuti cukup panjang. Satria pun hanya tertawa mengejek Hany yang habis di marahi oleh atasannya. Hany terlihat begitu kesal.

" Senior, apakah kau mau ku antar jemput? jadi kau tidak akan kena marah bos. " goda Satria kepada Hany.

" Tutup mulut mu! cepat kerjakan ini dan selesaikan sebelum jam makan siang. " perintah Hany kepada Satria.

" Baiklah, baiklah. akan ku kerjakan dan ku selesaikan secepatnya. " sahut Satria.

Hany pun kembali bekerja dengan perasaan kesal. jam pulang kantor pun tiba. Hany merasa lega karena dia bisa menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu sehingga dia tidak perlu lembur hari ini. dia pun berniat untuk mengajak Hilda pergi menghabiskan waktu bersama dirinya sepulang bekerja.

Saat dia sedang menunggu bus di halte dekat kantor, lagi - lagi Satria muncul di hadapannya dan menawarkan diri untuk mengantarnya pulang. karena kebetulan Hany pikir bisa menghemat ongkos naik bis dia pun menerima tawaran Satria dan langsung masuk ke dalam mobil Satria.

" Senior! ayo naik! " teriak Satria dari dalam mobilnya dan mengajak Hany untuk pergi bersama dirinya.

" Kebetulan sekali. baiklah aku datang. " jawab Hany yang begitu senang karena mendapat tumpangan.

Hany pun masuk ke dalam mobil Satria tanpa ragu.

" Senior, apakah kita bisa makan malam bersama? kau pasti lapar kan. " ucap Satria sambil mengajak Hany.

" Tidak. hari ini aku akan menghabiskan waktu bersama sahabat ku. jadi kau tidak boleh ikut! mengerti? " jawab Hany menolaknya.

" Tak bisa kah aku ikut serta dengan mu? ayolah senior. kumohon... " pinta Satria merengek.

" Tidak! sekali aku bilang tidak ya berarti tidak! cepat antar aku ke kafe teman ku. " sahut Hany menolaknya dan kemudian menunjukkan arah kepada Satria.

" Baiklah baiklah. issh, dasar pelit. " gumam Satria.

" Apa kau bilang barusan? " tanya Clara yang baru saja mendengar ejekan Satria.

" Tidak tidak. bukan apa - apa. " jawab Satria mengelaknya.

Setelah sampai di kafe, Hany pun tak lupa berterimakasih kepada Satria karena telah memberi nya tumpangan. Satria pun pergi dengan wajah yang sedikit cemberut. kemudian Hany masuk ke dalam kafe untuk segera menemui Hilda. akan tetapi saat itu ternyata Hilda tidak ada di kafe nya. Hany pun bertanya kepada salah satu karyawannya, dan dia berkata bahwa Hilda sudah pergi saat petang dan tidak ada yang mengetahui kemana Hilda pergi.

Hany langsung mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Hilda. ternyata Hilda tidak menjawabnya. " kemana Hilda sebenarnya. semalam dia juga tidak pulang. ada apa sebenarnya dengan anak ini? " gumam Hany.

Hany akhirnya memutuskan untuk kembali pulang ke apartemen. dia mengira barangkali Hilda sudah di rumah dan mungkin sudah tertidur. Saat tiba di pintu masuk apartemen, Hany bertemu dengan Samuel. kemudian mereka saling menyapa satu sama lain.

" Hai Hany. " sapa Samuel lebih dulu.

" Hai Sam. apa yang sedang kau lakukan di sini? apakah kau sedang menunggu seseorang? " tanya Hany yang membalas sapaan nya.

" Aku sedang menunggu teman ku. kau baru pulang bekerja? " jawab Samuel sambil balik bertanya.

" Ah, iya. baiklah kalau begitu aku duluan ya. " kata Hany sambil berpamitan.

" Oke. " balas Samuel.

Sesampainya dirumah, ternyata Hilda belum juga kembali. Hany pun mulai merasa cemas. dia mulai bertanya - tanya kemana sebenarnya Hilda. dia merasa bahwa Hilda sedang mengabaikannya. kemudian Hany kembali mencoba menghubungi nya. namun Hilda tetap tidak menjawabnya. Hany mulai sedikit kesal dengan sahabatnya itu.

Hany kemudian mengambil sekaleng minuman di dalam kulkas dan menikmatinya sendiri sambil menonton siaran televisi. dia mencoba untuk meluapkan kekesalan nya dengan menonton televisi. tak lama kemudian suara kunci pintu pun terdengar. Hany merasa bahwa Hilda baru saja pulang. dia berpura - pura marah kepada Hilda dengan cara tidak menghiraukannya saat dirinya datang.

" Aku pulang! " teriak Hilda begitu dia membuka pintu.

" Hany darliiiing..... " teriak Hilda begitu melihat Hany yang sedang duduk menonton televisi dan kemudian menghampirinya.

Karena Hany sedang berpura - purah marah, dia pun tidak menghiraukan panggilan Hilda dan tetap mencoba fokus menonton.

" Apakah kau sedang kesal? opss... maaf kau pasti merasa terabaikan oleh ku. maaf ya. " ucap Hilda sambil memeluk - meluk Hany.

" Ah, sudahlah! aku tidak bisa marah kepada mu. ya! kamu mengabaikan ku! cepat katakan apa yang sedang kau lakukan! mengapa kau tidak pulang semalam? " ucap Hany yang langsung melontarkan begitu banyak pertanyaan kepada Hilda.

" Apakah kau sangat penasaran? " tanya Hilda sambil menggoda Hany.

" Sudahlah, jangan membuat ku penasaran begitu. " tutur Hany.

" Aku memiliki kekasih baru. "ucap Hilda sambil tertawa kecil.

" Hmm ternyata seperti itu. pantas saja kau mengabaikanku! baiklah baiklah. selamat ya. " sahut Hany yang terdengar sedikit kecewa.

" Mulai saat ini aku akan sibuk berkencan. jadi aku akan sering tidak pulang. nikmatilah waktu mu sendiri. " kata Hilda sambil sedikit mengejek Hany.

" Aku akan bersenang - senang sendiri! lihat saja nanti. " pungkas Hany sambil kembali ke kamar nya.

" Hei! saran ku, carilah kekasih baru untuk menemani mu. apakah mau ku carikan untuk mu? " teriak Hilda.

" Tidak perlu! " sahut Hany dari kamarnya.

Hilda pun hanya tersenyum mendengar nya. Hilda juga kemudian kembali ke kamarnya untuk pergi beristirahat. Hany kemudian berganti pakaian dan keluar dari kamar nya dan hendak mengajak Hilda untuk berbicara. namun setelah dia ke kamar Hilda, nampak Hilda sudah tertidur dengan pulas.

Saat Hany hendak mengambil sekaleng minuman, dia melihat tempat sampah yang sudah menumpuk. dia pun merapikannya dan pergi ke luar untuk membuang nya. di apartemen yang saat ini Hany tempati, pembuangan sampah nya terletak di luar apartemen yang tidak jauh dari parkiran penghuni apartemen.

Saat dia melawati tempat parkir dan hendak membuang sampah, dia melihat Samuel yang sedang mengantar seorang pria.